Chereads / memory of the past / Chapter 57 - Bab 57

Chapter 57 - Bab 57

Terjadi kegemparan di perusahaan Nicky karena kejadian tersebut dan itu membuat seluruh karyawan disana kahwatir, bagaimana bisa ada seseorang yang hendak membunuhnya dikantornya lagi.

Semua orang menjadi terheran heran, terutama duo sahabat Cisa tampak kahwatir dengan keadan Cisa, karena mereka mendengar bahwa CEO nya itu sedang bersama denga istri tercintanya berada di ruangan yang sama.

"Nggi gimana kalau kita datang kerumah Mbak Cisa kita minta alamatnya sama Mbak Rani sekarang nanti pulang kerja kita kesana bagaimana menurutmu?" Sasya berkata dan membuyarkan lamunan Anggi.

"Ok Mbak sasya yang minta alamatnya ke mbak Rani" Anggi menyetujui ajakan Sasya.

Dengan mengangguk Sasya pun kembali mengerjakan pekerjaannya dan menunggu jam istirahat untuk meminta alamatnya.

Waktu terus berlalu dan jam kerjapun telah usai Anggi dan Sasya dengan membawa tas kerjanya berjalan keluar dari hall dan menuju tempat untu cek uot dari perusahaan.

Didepan gerbang mereka memesan taxi on line untuk bisa segera sampai ketujuan mereka yaitu rumah sahabat dan juga Big Boss mereka tinggal.

Tidak berapa lama mereka sudah sampai di depan gerbang mansion Cisa dan mereka pun turun dari taxi tersebut dan masuk melaui gerbang mewah tersebut.

"Waow... ini rumah apa istana ya?!" Anggi benar benar terpesona dengan bangunan yang ada dihadapannya.

"Ya anggap saja ini istana.... kan pemiliknya itu CEO loh jadi ya nggak usah heran dengan rumahnya yang gede ini" Sasya memberitahukan hal yang sesungguhnya.

Melihat ada dua orang wanita datang Raizel yang ada didalam rumah bertanya pada Dino " Coba kamu lihat siapa tamu yang datang jika tidak terlalu penting maka suru segera pergi."

"Baik tuan Raizel akan saya lihat dulu siapa yang datang...!"Dino brgegas dan menuju luar rumah.

Dilihatnya dua gadis cantik yang tak asing 'sepertinya aku pernah lihat mereka? dimana ya? sebaiknya aku tanya dulu mungkin ada hal penting yang mereka mau.'

"Selamat sore..... kamu mas Dino kan yang dulu membawakan barang oleh oleh Mbak cisa untuk kami." Anggi mengenali Dino yang memiliki karisma seorang pria dewasa.

"Kalian teman Nyonya di perusahaan?"Dino bertanya kepada keduanya.

"Benar kami adalah sahabat Mbak Cisa, bisakah kami bertemu dengan mbak Cisa sekalian kami juga ingin menjengguk pak CEO kami?" Sasya dengan menganggukkan kepalanya dan memberitahukan keperluannya datangang kemari.

"Baiklah silakan masuk aku akan memberitahukan kepada nyonya dulu kalau kalian datang" sambil mempersilakan mereka masuk dan menunjukan ruang tamu untuk mereka menunggu.

Mereka duduk di sofa panjang untuk menunggu Cisa dan juga Big Bossnya datang dan seorang pembantu menyuguhkan minuman dan hidangan kecil untuk menjamu keduanya.

Raizel keluar dari ruang kerja dan mendapati dua gadis duduk diruang tamu mereka tidak terlalu berisik keduanya tampak manis jika terlihat dari jarak nya berdiri saat ini, satu dikucir kuda yang satu di urai tampak mempesona di mata Raizel.

Entah apa yang ada dalam pikirannya dia melangkah mendekati kedua gadis itu dan pandanganya tak lepas dari Sasya.

"Ehemmm..." Raizel berdeham sehingga mengagetkan kedua gadis yang ada didepannya.

"Kalian siapa dan ada perlu apa? "Raizel bertanya singkat.

"Kami adalah teman mbak Cisa dan kami datang untuk menemuinya dan sekaligus menjenguk Pak Nicky" Sasya menjawab pertanyaan Raizel dengan menatap mata Raizel tanpa berkedip.

Sepertinya ada hati yang mulai berbunga bunga mendengar jawaban itu Raizel hanya menganggukkan kepalanya.

"Oh...ya... perkenalkan Aku Raizel kakak dari Cisa " Raizel memperkenalkan dirinya dan menyodorkan tangannya kedepan.

Tanpa memberi jeda Sasya langsung meraih tangan tersebut dan dengan menyebutkan namanya "Sasya.... namaku Sasya".

"Ehemm...ehemm..."Anggi membuyarkan lamunan keduanya sehinga mereka harus melepaskan tangannya satu sama lain.

"Waaah... aku bakalan sendiri nih jika kalian berdua menikah. Oh ya kak Namaku Anggi " sambil menjabat tangan Raizel.

Kemudian mereka duduk dan mulai mengobrol dengan santai, dan Raizel pun mengucapkan " terima kasih untuk kalian bedua karena mau menjadi teman untuk adik kecilku selama aku tidak berada di sampingnya, trnyata dia tidak kekurangan kasih sayang" sambil tersenyum.

Melihat senyum itu Sasya jadi deg degan jantungnya berpacu dengan cepat tidak seperti biasanya.

"Kami juga senang mengenal mbak Cisa karena dia adalah wanita yang baik bahkan dia menjadi primadona di prusahaan tempat kami bekerja." Sasya mengemukan semua isi hatinya.

Tak lama kemudian Cisa dan juga Nicky datang menghampiri mereka bertiga, karena Cisa masih belum bisa mengingat semuanya hanya beberapa saja yang sudah dia ingat.

"Wah Ada Sasya dan Anggi bagai mana kabar kalian lama ya kita tidak bertemu" Nicky mengawali percakapan mereka untuk mengusir kecanggungan.

"Iya ter akhir kali saat di kantor, mbak Cisa bagai mana kabarnya kami kangen banget loh sudah berapa minggu ya kita nggak ketemu, oh ya pak kami dengar kalau pak Nicky terluka karena tembakan apa bapak baik baik saja?" Anggi menimpali pertanyaan Nicky.

"Aku baik baik saja hanya luka dilengan saja, kalian naik apa kemari? " Nicky bertanya.

"Kami naik taxi online " Jawab sasya dengan memandang Raizel tanpa mengalihkan tatapanya.

Melihat kedua orang yang saling bertatapan itu Cisa menyentuh pundak Raizel untuk mengalihkan pandangannya.

" Aduh .... aku bakalan punya kakak ipar sebentar lagi nih" Cisa memberikan sindiran pada Raizel.

Ucapan itu secara membuat kedua manusia yang saat ini telah terkena panah asmara menjadi bersemu merah di kedua pipinya.