Setelah selesai sarapan mrreka bergegas keluar rumah dan menaiki kendaraan masing masing dan menuju tujuan masing masing pula.
Cisa dan Nicky menuju kantor di antar olah Dino seperti biasa, sedangkan Raizel menuju kediaman orang tua angkatnya untuk urusan lamaranya.
Mereka berpisah arah setelah Mobil yang di tumpangi Cisa dan Nicky belok menuju perusahaan.
"Din apa kamu nggak mau ngelamar Anggi sekalian mumpung kak Rai lagi mempersiapkan lamaranya nanti sore, mbak akan bilang sama Ayah agar sekalian meminang Anggi untukmu" Cisa memberi saran.
"Enggak dulu Mbak Dino masih ingin lebih mengenal Anggi dulu, lagian aku belum ketemu sama orang tuanya" Dino menjelaskan karena dia tidak terburu buru untuk menikah kalau kak Rai kan dia sudah waktunya.
"Baiklah ... tapi kalau kamu butuh bantuan segera bilang sama Mbak ya?" Cisa kembali kedalam pelukan suaminya yang sedang mengusap perutnya yang masih rata.
Usia kandungan Cisa sudah memasuki usia dua setengah bulan dan ini membuat Nicky sangat bahagia karena dia akan menjadi ayah.
Nicky begitu mencintai Cisa sehingga tanpa adanya Cisa disisinya dia akan menjadi cangkang kosong.
Untunglah Cisa telah ditemukan kembali walaupun dia masih belum bisa mengingat tentang apa pun juga.
Matahari sudah menyongsong karena Sasya hari ini dilamar maka dia ijin cuti kerja selam sehari maka dia tidak ada di tempat kerja hanya Ada Anggi disana.
Saat jam istirahat Cisa meminta Nicky untuk menemaninya makan di kantin bersama Anggi.
"Sayang aku ingin makan dikantin sama Anggi apa kamu tidak keberatan menemaniku!?" Cisa menatap dengan sendu kepada suaminya.
"Apa pun yang kamu mau sayang akan aku turuti, apa pun untukmu" sambil memeluk dan menciun Cisa mereka mulai keluar dari ruangan, tangan protektif tak pernah jauh dari tubuh Cisa yang memeluk erat pinggangnya.
Diluar gedung Dino sudah menunggu barangkali saja kedua kakak angkatnya itu mau makan siang diluar kantor.
"Kakak akan makan dimana? mari aku antar?" Dino mempersilahkan mereka berdua berjalan dulu, namun Dino heran mengapa keduanya mengarah kekantin perusahaan?
Namun Dino hanya menhikutinya sambil berharap bisa ketemu Anggi disana tapi dia tidak menyangka bahwa kakaknya itu mau makan bersama orang yang dia suka.
Dia tersenyum manis saat bertemu mata dengan Anggi keduanya saling menatap dan itu tidak luput dari pandangan Cisa yang mengerti arti tatapan itu.
"Kaliàn berdua harus segera dinikahkan dari pada berbuat dosa, Dino segera temui orang tua Anggi dan minta restu kepada beliu, dan katakan bahwa keluarga akan datang untuk melamar secepatnya."Cisa tidak mau mengulur waktu.
Mendengar peintah yang tak terbantahkan itu Dino mau tidak mau mengiyakan saja dari pada kena marah kakaknya itu "Baik kakak?!"
Anggi hanya tersenyum bahkan ciuman yang diberikan Dino masih terasa di bibirnya dan terasa manis.
" Kamu apa setuju dengan saranku Ang?" Cisa menanyakan pendapat Anggi dan mendapat anggukan darinya.
Melihat Anggi tidak menolak Cisa pun tersenyum bahahia akhirnya para perianya akan segera memiliki pasangan masing masing dan tak akan kesepian lagi.
Cisa itu orangnya selalu serius untuk suatu hubungan dantidak pernah main main makanya dia selalu menegaskan sebuah hubungan dan tidak membiarkan para pria melakukan seenaknya kepada kaum wanita yang akan mengbdikan diri sebagai pendamping hidup untuk mereka.
"Bagus karena nanti kami mau melamar Sasya untuk kak Rai, maka kami akan datang kerumahmu sebelum kita berangkat ke vila sabtu depan aku ingin saat kalian berada disana sudah menjadi muhrim dan bisa melakukan sesuka kalian."Cisa menjelaskan semua maksudnya yang baik agar tidak menjadi dosa.
"Apa kami akan menikah sirih dulu Mbak? " Anggi bertanya jika seperti itu dia akan menjadi satu dengan Dino saat di vila nanti.
" Bukan nikah sirih nikah secara agama dan negara setatus kalian akan menjadi suami istri, usia kalian sudah mencukupi dan tidak melanggar hukum" Cisa menjelaskan panjang lebar.
"Apa kalian keberatan dengan saran my wife?" Nicky menanyakan kepada keduanya.
"Kami setuju dengan saran mbak Cisa, apa pun yang di inhinkan mbak Cisa adalah untuk kebaikan kami.
"Emm... tapi jika kak Rai dan Dino menikah Daniel bagaimana?" Nicky bertanya.
"Kalau Daniel itu lain Sitha masih dibawah umur belum waktunya dia harus menunggu Sitha lulus sekolah SMA dulu baru mereka boleh menikah." Cisa memberikan jawaban kepada suaminya akan hal yang membuatnya pusing.
"Mereka harus bisa tahan dengan halitu itu adalah tugas Daniel sebagai Calon suami harus bisa menjaga calonya sampai saat mereka kepelaminan." Cisa memberikan rasa aman.
Makan siang telah usai mereka kembàli ke kantor masing masing dan Anggi melihat apa semuanya sudah menjadi garis nasibnya.