Chereads / memory of the past / Chapter 63 - Bab 63

Chapter 63 - Bab 63

Sore pun menjelang Cisa sudah bersiap dan terlihat rapi dia memasuki mobil mewah milik suaminya dan berangkat menuju rumah Ayah dan Mamanya untuk segera berangkat bersama sama.

Mereka berangkat menggunakan dua kendaraan yang berjajar cukup untuk sepuluh orang yang akan melamar kesana.

"Itu Mbak Cisa sudah datang mari kita segera berangkat agar tidak terlalu malam" Sitha berteriak kegirangan.

Raizel yang biasanya berwajah dingin tersenyum melihat tingkah adik angkatnya Sitha yang imut dan lucu menurut hatinya.

Cisa turun dari mobil dan menghambur kepelukan orang tuanya dan juga memeluk kakaknya yang ganteng.

"Assalamualaikum...".memeluk semua dengan sayang dan terakhir Sitha.

"Wa'alaikum salam..." jawab semua bersamaan.

"oh iya Ma besok keluarga kita akan melamar lagi untu adik itu si Dino, minta bantuan Ayah Sama Mama sebagai perwakilan orang tua untuknya aku karena dia adalah yatim piatu" dengan suara yang lembut sehingga tidak didengar oleh Dino, dia tidak mau membuatnya sedih karena dia hidup sebatang kara.

Mendengar itu Ayah dan Mama tersenyum dan mengiyakan permintaan Cisa dan mendekati Dino.

"Apa benar Nak Dino mau melamar gadis orang? apa benar benar sudah yakin dan siap?" Ayah bertanya.

" Benar pak saya ingin segera menikahinya, apa bapak bisa membantu saya untuk meminangnya untukku?" dengan mata sayunya menatap mata kedua orang tua Cisa dengan tatapan sendu.

"Kami akan membantumu Nak jadi janga bersedih kamu sudah menjadi pria yang dewasa Ayah yakin kedua orang yuamu pasti bangga padamu" Ayah membesarkan hati Dino.

" Terima kasih pak atas bantuanya" Dino mengucapkan rasa terimakasihnya dengan tulus.

" Ya sudah ayo kita berangkat agar nggak kemalaman dan juga banyak yang di omong disana nanti agar sesuai dengan keinginan kedua mempelai nanti."Ayah dan Mama memasuki kendaraan yang di bawa Raizel bersama Abah dan Ummi.

Sedangkan Sitha dan Cisa juga Nicky satu mobil dengan Dino yang mengemudikannya.

Mobil meninggalkan kediaman Orang tua Cisa menuju rumah Sasya, dalam perjalanan ini memakan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit dari rumah Sitha.

Tak butuh waktu yang lama kedua mobil melaju membelah jalan kota di sore hari yang padat.

Setelah beberapa lama mereka akhirnya sampai, kendaraan sudah terparkir rapi di halaman rumah yany terlihat sederhana namun tampak rapi dan terawat.

Para penumpang turun dan mengambil bawaan yang di perlukan untuk acara ini.

"Assalamualaikum....." kami berucap salam bersamaan.

"Wa'alaikum salam..... " jawab secara mersamaan dari keluarga Sasya dengan sambutan yang hangat dari kedua orang tuanya.

Sasya bersama tiga adik kecilnya juga menyambut dengan senyum bahagia mereka kakaknya akan segera menikah.

"Silahkan masuk... maaf rumah kami yang kecil ini pasti membuat sanda sekalian tidak nyaman" Ayah Sasya mengawali dan memecahkan kecanggungan yang ada.

"Ah jangan terlalu merendah calon besan kami sendiri juga tidak jauh berbeda, dan maksud kedatangan kami juga sangat mendadak harap di maklumui" Ayah menjawab rasa tidak enak dari Ayah Sasya agar bersikap biasa saja.

Sasya membawa minuman sirup dingin yang berada diteko dan beberapa gelas diatas nampan, dia menuangkannya satu persatu dalam gelas dan menyodorkannya untuk Raizel yang pertama dia beri.

Melihat itu seringai jahil Cisa muncul untuk menggoda Sasya "Ehemm... kakak ipar untuk aku mana? iniloh calon keponakanmu haus nih!" sambil mengerlingkan satu matanya.

Sasya tersipu malu dengan godaan Cisa kemudian menyodorkan segelas es sirup untuk Cisa " Maaf mbak aku lupa kalau mbak suka es sirup... hehehe".

"Kamu itu nggak papa kali aku kan cuma bercanda layani dulu suamimu baru yang lain" Cisa menggerak gerakkan alisnya.

Apa yang diucapkan Cisa mebuat semua orang yang ada tertawa karena kejahilannya.

Ayah mulai dengan mengutarakan maksudnya datang berkunjung kemari "Sesungguhnya kami datang dengan maksud untuk melamar Nak Sasya untuk putra kami Raizel dan ingin menikahkan mereka saat ini juga untu acara resepsinya dua minggu lagi" .

" Tapi kami belum bilang sama penghulunya jika mendadak begini orangnya belum tentu ada!" Ayah Sasya menjawab sedikit kaget.

"Itu lah sebabnya saya sudah mempersiapkan semuanya yang penting secara Agama dulu agar mereka tidak dosa saat berdua duan nanti di vila, ini Abang saya seorang Ustad maka bisa menjadi wakil dari penghulu untuk menikahkan mereka." Ayah Cisa menjelaskan pada kedua orang tua Sasya dan merekapun setuju.

Maka dilaksanakan acara akad nikah secara agama saja dan di sebutkan bahwa maskawinnya adalah seperangkat alat sholat dan juga perhiasan seberat 100 gr dan semua saksi menyatakan sah atas ijab gobul tersebut.

Ijab sudahnselesai mereka resmi menjadi suami istri dan Raizel mencium kening Sasya dengan sayang setelah Sasya mencium tangannya.

Tapi tidak sampai disitu saat sasya menatap mata Raizel tanpa berpikir panjang Raizel mencium bibir istrinya dihadapan semua orang yang ada diruangan tersebut.

Dan sontak saja mereka para orang tua hanya mengaga melihat kelakuan mereka sedangkan anak anak yang masih kecil mencoba menutup mata mereka dan keduanya tanpa bersalah hanya tersenyum malu saja.

"Saya bermaksud membawa Sasya malam ini ke mansion saya apa Ayah dan Bunda mengijinkanya" Raizel memohon ijin untuk membawa sasya.

" Karena Sasya itu istrimu sekarang maka kami sebagai orang tua tidak berhak lagi padanya dan kamu harus bertanggung jawab apa pun terhadapnya untuk memberikan kebahagiaan untuknya" Ayah Sasya menjelaskan.

Tak berapa lama mereka pun pamit dan meninggalkan rumah orang tua Sasya.

Saat ini Ayah, Mama, Abah dan Ummi diantar sama Dino kembali pulang, sedangkan Raizel, Sasya, Cisa, Sitha dan Nicky berada satu mobil rencana nya Sitha hendak menginap di mansion Nicky.