Chereads / memory of the past / Chapter 28 - Bab 28

Chapter 28 - Bab 28

Nicky begitu bahagia dengan kehamilan Cisa dia membuat perayaan di kantor untuk merayakan kehamilan Istrinya.

Dia memesan beberapa hidangan di beberapa restoran terdekat, dia telah mengumpulkan para staf kantor dan beberapa direktur yang mengepalai di beberapa bagian.

Dan tak lupa dia memberi kabar paada kedua orang tuanya di Denmark atas kehamilan Cisa.

Begitupun Cisa dia juga memberi tahu orang tuanya tentang kehamilannya.

Semua orang turut berbahagia atas berita tersebut, tak terkecuali dua orang sahabat Cisa.

Ditempat lain Pengawal yang di perintahkan Raizel untuk menjaga dan mengawasi keselamatan Cisa, memberikan kabar kepada Raizel tentang kehamilan Cisa.

"Tetap kamu awasi yangan sampai lengah karena sewaktu waktu orang itu akan melancarkan serangannya".

'Aku akan selalu berada disisimu menjadi bayanganmu dimanapun engkau berada Cisa' Raizel tersenyum bahagia mendengar kehamilan Cisa.

Raizel adalah sosok pria misterius yang memiliki karakteristik yang sangat penuh dengan keseriusan dalam kehidupanya.

Dia memang tak memiliki seseorang yang di cintai dalam hidupnya, saat dia menemukan Cisa dalam hidupnya dia seakan menemukan warna dalam hidupnya.

Dia hanya ingin melihat Cisa hidup bahagia, karena baginya Cisa adalah harta yang paling berharga.

Dia akan selalu melindungi Cisa dari mara bahaya, meskipun Nicky juga bisa menjaganya dari dekat, tapi Nicky tidak bisa merasakan adanya bahaya yang sedang mengancam Cisa.

Maka Raizel akan menjadi bayangan dalam kegelapan untuk menjaga Cisa dari bahaya yang mendekatinya.

Apa lagi sekarang dia akan menjadi seorang paman, karena dia sudah menganggap Cisa adalah sebagai adiknya.

Di ruang kantor Nicky mengadakan perayan aras kehamilan Cisa yang menandakan bahwa dia akan menjadi seorang ayah.

"Cisa... kamu tidak makan sweet heart, disini sudah terhidang banyak makanan, apa kamu tidak lapar sayang? hmmm..."Nicky menawarkan beberapa macam makanan.

Tapi Cisa tidak berselera dia malah menginginkan sesuatu yang lain pada Nicky, Cisa menggelengkan kepalanya " Aku tidak menginginkan apa yang ada disini, tapi aku ingin yang lain bisakah kamu mendapatkanya untukku?" dengan mata yang berbinar.

"Iya apa yang kamu inginkan Sayang, katakan padaku akan aku carikan dimanapun juga? apa pun yang kamu inginkan" Nicky menyanggupinya.

Kemudian Cisa membisikkan apa yang di inginkan olehnya " Aku ingin hanya berdua dengan mu sambil makan rujak manis yang isinya ada mangga muda, kelapa muda, kedondong, ama salak".

"Baik aku akan carikan kamu ikut apa tidak, selama aku membelikanmu rujak manis?"Nicky memberikan pilihan.

"Aku akan ikut denganmu sayang, aku nggak mau jauh dari kamu?" dengan manja Cisa menjawabnya.

"Baik ayo kita berangkat sekarang. Maaf rekan rekan aku tinggal dulu silakan nikmati hidangannya"Nicky pamit pada para staf kantornya.

Sambil menggandeng tangan Cisa dengan eret Nicky berjalan keluar dan menuju mobilnya.

mobil melaju dengan kecepatan sedang menyusuri kota untuk mencari penjual rujak manis, tak lam mereka kemudian menemukannya.

Kepala Cisa tiba tiba merasa sakit yang teramat sakit, sehingga membuat Nicky menjadi panik " Ada apa sayang? di mana yang sakit sayang jangan membuat aku panik , katakan padaku mana yang sakit!".

"Tidak apa apa sayang aku hanya merasa sedikit pusing saja jadi aku baik baik saja" Cisa memberitahu Nicky supaya dia tidak kahwatir walau sebenarnya keringat dingin sudah membasahi dahinya.

Setelah mendengar bahwa Cosa merasa baik baik saja Nicky keluar dari mobil dan membeli rujak manis sesuai pesanan istrinya.

Ketika kembali kedalam mobil dia terkejut karena Cisa sudah pingsan dan berwajah pucat.

Tak perlu menunggu lagi Nicky mengendarai mobilnya membelah jalanan menuju rumah sakit.

Tak perlu lama mereka pun sampai di rumah sakit, segera Nicky membopong Cisa masuk kedalam rumah sakit tersebut dan segera dibawah ke UGD.

Didalam dokter melakuakan pemeriksaan dan menanyakan kronologi dari keadaan lasien.

Dokter menyarankan untuk melakukan Citiscan menyeluruh untuk mengetahuai penyebabnya.

Namun Nicky kahwatir jika itu akan berpengaruh pada janin yang telah dikandung Cisa.

" Jangan kahwatir itu tak akan mempengaruhi janin tersebut" dokter Adi berkata untuk menyakinkannya.

"Baiklah dok... lakukan saja yang terbaik untuk istri dan anak saya" Nicky akhirnya menyetujuinya.

'Ya Allah tong jaga Istri dan anak hamba, hamba berserah diri kapadamu. Amin' Nicky berdo'a memohon kesembuhan untuk istri dan anaknya.

Di lain tempat setelah mendapat laporan dari pengawalnya Raizel langsung menuju rumah sakit.

Dia pun menjadi gusar karena keadan Cisa belum diketahuinya, memnuàt dia harap harap cemas.

Pemeriksaan dilakukan dan hasilnya sudah diketahui, dokterpun meminta Nicky keruangannya.

Dan dokter menjelaskan dengan terperinci bagaimana keadaan Cisa sebenarnya.

"Istri anda hanya mengalami kelelahan pada syaraf di otaknya jadi dia butuh istirahat tempat yang tenang, mungkin dia perlu suasana baru" dokter menyarankan.

"Ok dok terima kasih atas semuanya, jadi istri saya baik baik saja" akhirnya Nicky bernafas lega.

"Istri anda sudah di bawah ke ruang rawat, hanya menunggu dia bangun saja"dokter mengatakan bahwa semuanya aman dan terkendali.

Nicky menuju ruangan Cisa dirawat, dia dengan langkah yang lebar lebar dan cepat agar segera sampai diruangantersebut.

'Syukurlah Allah masih memberi kesehatan kepadamu sayang, jangan pernah engkau meninggalkan aku seorang diri, aku tanpamu hidupku terasa hampa.'sambil memegang tangan Cisa dan menciumnya.

Merasa ada yang menyentuh tangannya Cisa membuka matanya perlahan dan mendapati Nicky disampingnya.

"Aku kenapa bisa di rumah sakit? apa yang terjadi? rujaknya mana?" beberapa pertanyaan begitu saja keluar dari mulutnya.

Mendengar pertanyaan yang terakhir Nicky tertawa " Masih saja ingat dengan rujak... kamu tahu aku kahwatir sekali dengan keadaanmu" sambil mencubit hidung Cisa.

"Kan aku lapar sekarang aku belum makan lagi loh sejak tengah malam tadi!" Cisa mengusap perutnya yang masih rata.

Diluar Raizel melihat Cisa sudah bangun hatinya pun ikut merasa lega, dan dia pergi dari rumah sakit dengan meninggalkan pengawalnya.