Setelah lama bejalan menyusuri jalanan setapak Cisa dan Nicky sampai didepan sebuah rumah sederhana. " Assalamualaikum.....tok...tok...tok..." Cisa mulai mengetuk pintu kayu itu.
Tak lama keluarlah wanita paruh baya berusia 50 tahun beliau adalah Ummi Zahra istri dari Abah Ustad Zakky.
" Wa'alaikum salam..." sambil membukakan pintu dan terkejut mendapati seseorang yang memiliki rupa yang asing.
" Cari siapa ya? " Ummi Zahra bertanya.
" Ummi... kami datang kemari mencari Abah Ustad karena ada perlu dengan beliau, Ummi tidak ngenalin saya? saya Cisa Ummi putri bapak Gunawan dan ibu Intan." Cisa mencoba untuk membuat Ummi Zahra mengingat. "Astaghfirullah kamu kan muridnya Abah, maaf Ummi lupa Nduk. Ini siapa?" Ummi bertanya.
"Ini Nicky Suami Cisa Ummi, seminggu yang lalu kami baru menikah, Ummi sama Abah kan datang kepernikahan kami" Cisa memberitahukan panjang lebar.
" Massyaallah Ummi lupa, ternyata Ummi ini sudah tua gampang lupa, ah silahkan masuk dan tunggu disini Ummi panggilkan Abah dulu." Ummi masuk kedalam memanggil Abah setelah mempesilahkan duduk tamunya.
"Abah ada tamu penting yang datang menemui Abah." Zahra memanggil Suaminya.
Sesungguhnya Cisa itu adalah Anak angkat dari pasangan suami istri tersebut, karena beliau berdua tidak dikaruniai anak selama pernikahan mereka.
" Apa Cisa putri kita datang bersama suaminya yang bule itu?" Abah bergegas menuju ruang tamu.
Melihat Abah keluar Cisa berdiri dari duduknya dan mencium tangan Abah. "Assalamualaikum ....Abah, bagaimana kabar Abah sama Ummi? "Cisa bertanya pada Abah yangtelah mengangkatnya sebagai putrinya.
" Abah baik baik saja, sudah lama kamu tidak mengunjungi kami, Kami juga nunggu Adik kamu Iqbal belum juga datang, dia belajar di Cairo" Abah mengajak mereka duduk kembali.
"Abah sebenarnya Cisa minta bantuan Abah untuk mengajari Cisa sama Nicky mengaji dari dasar, jadi kami ingin Abah dan Ummi tinggal di mansion kami selama mengajar kami. Oh ya Ini oleh oleh dari kami berbulan madu, maaf hanya sedikit kami membawa oleh olehnya." Cisa menjelaskan maksud kedatangannya panjang lebar.
" Kalau Abah semua terserah sama Ummimu saja." Abah menyerahkan keputusan sama Ummi.
"Baik kami akan tinggal di mansion kalian, tapi tidak malam ini? besok saja lagian kami juga harus menyiapka semuanya, tapi siapa yang akan menjaga rumah ini selama kami tinggalkan." Ummi menyetujui.
" Jangan kahwatir Ummi nanti akan ada pelayn yang membersihkan rumah ini setiap harinya" Nicky menjawab dengan santai.
" Karena sudah diputuskan besok supir kami akan menjemput Abah dan Ummi kemari. Karena sudah malam kami pamit pulang dulu Ayah dan Mama sudah menunggu." Cisa berpamitan dan memeluk kedua orang tua angkatnya, kemudian meeeka melangkah kan kaki menuju rumah Ayah dan Mama nya.
Sampai dirumah mereka membuka pintu "Assalamualaikum.... "ucap Cisa dan Nicky bersamaan.
" Waalaikum salam..." jawab dari dalam rumah Ayah dan Mama keluar disusul Sitha dibelakangnya.
" Ah hampir saja lupa, Sayang oleh oleh yang kita bawa buat keluarga mana nggak di ambil dibagasi mobil?" Cisa mengingatkan suaminya.
" Tunggu sebentar biar aku ambil dulu" Nicky bergegas keluar dan mengambil semuanya.
Nicky kembali dengan beberapa barang yang memang untuk keluarga Cisa. " Ini semua untuk Ayah, Mama dan adik semoga suka dan cocok" .
"Wah kok banyak sekali nak Nicky membawa oleh oleh, yang penting itu kalian kembali dengan selamat itu sudah cukup untuk kami" Ayah menghargai pemberian kami dengan senang hati.
Dan Sitha pun kegirangan " wah gaun ini cantik sekali, apa ini buat Sitha kak" dengan mata yang berbinah bahagia.
" Iya itu buat kamu kakak sih nggak pintar memilih, semuanya Mommy yang pilih untuk semua."
"Apa kalian sudah makan malam, kalau belum mari kita makan bersama sekarang, Mamamu masak makanan kesukaan kamu" Ayah mengajak Cisa dan Nicky makan malam.
" Wah kebetulan sekali kami memang belum makan malam, dan aku juga sudah sangat lapar"Cisa bersemangat menjawabnya dan beranjak dari tempat duduknya, serta menarik tangan Nicky untuk menuju ruang makan.
Di meja makan sudah terhidang beberapa masakan yang sudah siap untuk disantap.
Bapak memimpin do'a sebelum makan, do'a yang panjang diawali basmalah diakhiri amin.
Kemudian mereka makan bersama dengan hikmad dan sedikit obrolan dimeja makan.
"Apa kalian mau menginap disini? " tanya Ayah kepada mereka berdua.
" Maaf Ayah kami tidak bisa menginap hari ini, besok kami harus bersiap untuk kembali bekerja. Mungki lain waktu kami bisa menginap disini."Nicky menjawab dengan nada menyesal karena dia tidak bisa mengiyaka keinginan mertuanya.
"Ah iya aku akan membawa beberapa seragam kerjaku, aku baru ingat besok kan sudah mulai bekerja" Cisa memutuskan apa yang diinginkannya.
Setelah makan malam Cisa masuk kedalam kamarnya dan mengambil tas untuk membawa beberapa pakaian kerjanya.
Nicky duduk diranjang memperhatikan istrinya menyiapkan beberapa pakaian.
" kenapa kamu harus memakai seragam, kamu bisa memakai pakaian yang casual itu sudah cukup tidak akan ada yang marah sama kamu." sambil memeluk ostrinya dari belakang.
" Peraturan harus dilaksanakan agar tidak ada kesenjangan dalam perusahaan, kareda sudah menjadi peraturan maka harus dilaksanakan." cisa berargumen dan Nicky mengalah dengan mencium leher jenjang Cisa membuat konsentrasi Cisa menjadi terpecah antara hasrat dan pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Hingga akhirnya desahan pun lolos keluar dari mulut Cisa. " Nicky sayang jangan lakukan ini disini tidak kedap suara seperti di mansion bisa mmm... terdengar oleh seluruh keluargaku aahhhmm ...." suara Cisa terpatah patah karena desahan yang dia voba untuk tidak keluar.
Nafasnya mulai menderu, itu membuat Nicky menjadi lepas kendali dan yang terjadi kemudian adalah pergumulan panas dan kepuasan yang harus direnggut bersama.
Mereka kelelahan karena kegiatan yang dilakukannya, setelah rasa lelah itu reda mereka kembali mengenakan pakaian dan bersiap untuk segera pamit kepada kedua orang tua Cisa.
Mereka keluar setelah merapikan diri dan membuka pintu kamar menuju ruang tamu tempat kddua orang tua Cisa duduk duduk.
Nicky menenteng tas yang berisi seragam kerja Cisa dan berjalan sambil memeluk pinggang Cisa mesra.
Keringat mereka masih belum sepenuhnya mengering masih ada jejak jejak yang tertinggal dari hubungan intim mereka, beberapa bekas cupang dibeberapa bagian tubuh Cisa, terutama di leher tampak dengan jelas walaupun sudah betusaha ditutupi dengan rambutnya yang digerai.
" Ayah, Mama Cisa dan Nicky pamit pulang dulu karena besom kami harus bekerja" sabil mencium tangan kedua orang tuanya dan di ikuti oleh Nicky.
Mereka keluar dari rumah menuju mobil yang terparkir dihslaman rumah dan mulai menghidupkan medin kendaraan.
" Kami pulang dulu Ayah, Mama, Assalamuakakkum....." Nicky melajukan mobil menjauhdari halaman menuju kejalan raya hingga tak terlihat lagi.
" Waalaikumsalam...." jawab kedua orang tua Cisa.