Mereka telah ditunggu di meja makan oleh seluruh keluarga termasu juga Freya sudah duduk di tempat biasa Cisa duduk bersama Nicky.
Akhirnya Nicky meminta pada Peter untuk pindah di sebelah Freya, karena dia tidak mau duduk terpisah dari Cisa.
Hal itu membuat hati Freya semakin benci kepada Cisa dan berniat untuk menghabisinya.
" Menantuku yang cantik apa kalian sudah mempersiapkan semua, kalian akan berangkat jam berapa dari Copenhagen? aah rumah ini jadi sepi tanpa kalian, Mommy pasti akan merindukan kalian." dengan ekspresi yang sangat sedih.
"Kami berangkat seperti waktu berangkat ke Copenhagen, kami juga akan merindukan Mommy.
Mommy kan bisa berkunjung kerumah kami atau sebalikny." Cisa bicara memberikan solusi yang terbaik.
Tangan Nicky menyentuh kepala Cisa dengan sayang membuat Cisa membeku kaku, karena belum terbiasa dengan kasih sayang yang ditunjukan kepadanya.
" Oh ya Freya sejak kapan kamu kembali kesini ? berapa tahun ya kamu tidak kesini?" Paman bertanya sedikit heran karena melihat Freya yang duduk dimeja makan bersama keluarga.
" Saya datang dua hari yang lalu paman sebelum Nicky datang" jawab Freya mendengar pertanyaan dari paman Nicky.
" Bagaimana kabar orang tuamu Freya?" Bibi Nicky bertanya.
" Mereka semua sehat dan baik baik saja Bibi " jawab Freya singkat tidak mau bertele tele dengan pertanyaan yang menurutnya tidak penting.
Cisa mengambilkan makanan untuk suaminya dan intrraksi itu jelas saja membuat Freya semakin dongkol dengan pemandangan itu.
' Harusnya aku yang ada di posisi itu bukan kamu, tunggu saja apa yang akan terjadi kedepannya.
Nicky itu hanya milikku, bersenang senanglah dan puaskan dirimu sebelum ajal datang menjemputmu.'
Freya berbicara dalam hati dengan senyum jahatnya.
Makan siang keluarga Nicky telah selesai dan Freya berpamitan kepada Mommy, Daddy, Paman dan Bibi Nicky dan berusaha membuat mereka berpihak padanya.
Pada saat keluar dari mansian Nicky dari mansion sebelah dimana tempat Raizel berada, dia mengawasi dan melihat Freya keluar dari mansiaon Nicky dengan aura membunuh yang sangat kuat.
Raizel memerintahkan dua orang anak buahnya untuk selalu mengawasinya secara bergantian.
Waktu asar tiba Nicky dan Cisa menunaikan sholat asar dan mengaji, akan untuk beberapa menit seperti biasa.
Setelah itu keduanya merebahkan diri di atas ranjangnya. sambil berbincang Nicky membawa Cisa kedalam pelukannya.
Cisa mencari posisi yang nyaman didalam pelukan suaminya " suamiku sayang besok kita sampai ke Indonesia, bagaimana kalau kita belajar mengaji di Aba Ustat zaky, beliau pasyi dapat mengajarkan apa yang belum bisa aku ajarkan." Cisa mengajak .
" Boleh itu akan lebih baik jika ada guru yang mampu untuk mengajarkan segala sesuatu tentang Islam " Nicky menyetujuinya dan mengecup kening Cisa lembut, kemudian kecupannya dadi menurun kekedua mata, hidung, pipi dan yang terakhir bibirnya.
Membuat Cisa tidak bisa berkutik ketika detak jantungnya tiba tiba berdetak kencang dan tidak teratur.
Karena bibir Nicky yang lembut dan kenyal melumat bibir Cisa dengan intens.
Cisa yang memejamkan mata menikmati lumatan suaminya memberikan balasan juga.
Cukup lama mereka saling melumat saat nafas mereka habis ciuman pun terlepas.
Waktu terus berlalu dan waktu sholat mahgrib pun datang mereka membersihkan diri dan mengambil air wudlu kemudian mengganti pakaian dan bersiap sholat mahgrib dan mengaji bersama.
Kemudian mereka bersiap mengeoak pakaian kedalam koper dan juga segala sesuatu yang harus mereka bawa pulang ke Indonesia.
" Sayang apa masih ada yang belum kita masukan kedalam koper, aku nggak mau kita terburu buru sampai ada yang terlupa." Cisa bertanya pada Nicky.
Dan Nicky menjawabnya dengan berbisik ditelinga Cisa " Ada sayang, punyaku belum kamu masukkan kedalam dirimu."
Nicky tertawa ter bahak bahak melihat ekspresi Istrinya yang memerah pipinya. Kemudian pipi itu dikecupnya sehingga pipi itu tambah merah seperti tomat.
" Sayang jangan membuatku malu sepdrti itu, jangan kau bicarakan hal yang vulgar seperti itu, untung ini kita ganya berdua saja, kalau ada orang yang mendengarkan aku kan jadi malu."
Jawab Cisa dengan bibir yang mengerucut, yang bikin Nicky semakin ingin melumatnya dan dia sudah tidak bisa menahanya lagi karena barang yang dibicarakannya sudah berdiri tegak.
Tidak menunggu lama dia melumat bibir sang Istri dan membppongnya keatas ranjang dan mulai melepaskan semua hasratnya hingga terpuaskan. Tidak lama terdengar suara ketukan di pintu.
" Tok, tok, tok...Tuan, Nyonya ditunggu dimeja makan." kemudian itu pelayan itu pergi setelah selesai menyampaikan pesan. Masih pada posisi Nicky yang menindih Cisa, mereka belum beranjak dari posisinya.
" Kita lanjutkan setelah makan malam ya sayang " Nicky meberbisik dan mengecup Cisa.
Mereka mengenakan pakaian mereka dan merapikan diri dan berjalan keluar menuju ruang makan.
Di meja makan semua orang telah berkumpul dan saling berbicara satu sama lain.
" Selamat malam Mom, Dad, Uncle, Aunt, Sis, and Brother" Cisa dan Nicky memberi salam dan mulai mendekat kemeja makan.
Cisa mulai melayani Suaminya dengan mengambilkan makanan dipiring milik suaminya.
Kemudian dia mengambil untuk dirinya sendiri.
Kemudian Cisa berbisik pada Nicky " Aku lupa beberapa hari ini kita makan tanpa berdo'a, bisakah kita sekarang berdo'a dulu? apa kamu bisa memimpinnya?".
Nicky sedikit binggung karena dia belum bisa mengucapkan do'a sebelum makan. "Aku belum bisa."
Nicky berbisik di telingah Cisa. Kemudian Cisa mengucapkan do'a itu ditelinga suaminya dan di ikutinya.
" Bissmillahirrahmanirrahim, Allahumma bariklana vima rajak tana wakina adabannar amin". Setelah itu mereka makan bersama.