Reyhan kembali kekantor dengan perasaan kesal, melihat itu, Nayla yang sudah ada di sana menjadi bingung.
" Kamu dari mana? "tanya Nayla begitu Reyhan masuk ke ruangannya.
"Dari rumah, gadis itu membuat aku kesal" jawabnya masih dengan nada kesal.
"Siapa? " Tanya Nayla tak paham.
"Perempuan yang melihatmu sedang menciumku" jawab Reyhan lagi.
"Memangnya siapa dia? " Tanya Nayla heran.
"Istriku" Jawab Reyhan singkat.
"APA? kenapa Istrimu kau biarkan bekerja seperti itu ? kau kejam sekali! " Katanya marah.
"Aku sudah menawarkan pekerjaan yang layak, tapi dia menolaknya, dia sangat keras kepala, tadi dia pulang mengemas semua pakaiannya dan pindah kamar, dia pikir kau tinggal di rumahku dan akan tidur denganku. " kata Reyhan kesal.
Nayla terkekeh, dia tak bisa menahan tawanya, dia berkata pada Reyhan.
"Kenapa dia seperti itu? apa sifatmu masih seperti dulu? suka gonta ganti pasangan? " Tanyanya dengan nada usil. Reyhan hanya terdiam dengan wajah bersalah. Melihat itu Nayla berkata lagi.
" Jangan bilang kau masih seperti dulu. Kau bukan anak muda lagi. jangan sampai dia meninggalkanmu seperti aku meninggalkanmu! " Kata Nayla kesal.
"Habisnya.. kau tiba-tiba saja menciumku! " Kata Reyhan kesal.
"Jangan sembarangan, itu bukan ciuman, hanya sebuah kecupan. " kata Nayla kesal.
"kenapa kau tak memberi taunya bahwa kita tak akan mungkin bersama lagi. " tanya Nayla ketika Reyhan hanya terdiam mendengar perkataannya tadi.
"aku tak punya kesempatan bicara, dia terlalu cerewet dan membuatku kesal. "
"Aku ingin tanya, kenapa dia sampai berfikir demikian? maksudku.. kenapa dia bisa berfikir bahwa aku akan tidur denganmu? dan apa kata orang melihan istri seorang presdir menjadi OB? " Tanya Nayla penasaran.
Akhirnya Reyhan bercerita kenapa mereka sampai menikah, tentang perjanjian mereka, tentang batas waktu pernikahan, tentang dirinya mulai mencintai gadis itu tapi gadis itu masih belum bisa menerimanya sampai akhirnya dia memutuskan untuk membuat istrinya itu hamil "tapi sayang sampai saat ini dia masih belum hamil. "Tapi aku curiga, karna beberapa hari ini dia selalu muntah-muntah"
jelasnya lagi.
"Apa kau tak pernah memeriksakannya? " Tanya Nayla.
Reyhan menggeleng, "dia tak mau, satu-satunya perintahku yang diikutinya hanya tidur denganku.. itu pun karna memenuhi perjanjian. hubungan kami hanya sebatas itu, dia tak ingin aku mencampuri urusannya dan dia juga tak mau tau urusanku. aku tau, dia amat membenciku" Kata Reyhan sedih.
"Apa kau pernah mengatakan kau mencintainya? " Tanya Nayla.
"Berkali-kali malah, tapi dia tak pernah percaya dia mengatakan kalau aku bukanlah laki-laki yang bisa mengenal cinta. Padahal aku sangat mencintainya, aku telah berubah.. tapi dia tidak pernah yakin kalau aku sangat mencintainya" Kata Reyhan sedih, tenggorokan nya terasa pedih saat memikirkan itu.
"Kenapa tadi kamu tak mengatakannya padaku saat aku di dekatnya? "Tanya Nayla heran.
"Aku takut" Jawab Reyhan.
"Takut? " Tanya Nayla tak paham.
"Takut dia akan marah dan menamparku. Jika hanya kena tampar tak masalah, tapi jika dia pergi.. aku tak sanggup. Dia bermaksud akan pergi ketika aku tanpa sengaja mengatakan kalau dia istriku. Oh ya.. juga aku pernah ditamparnya dua kali. yang pertama, sebelum kami menikah, karna aku menanyakan berapa tarifnya. yang kedua saat di kampusnya aku menciumnya di hadapan pemuda yang aku yakin menyukainya. dia marah karna aku menciumnya di depan umum.
Nayla malah tertawa mendengarkan Reyhan yang mengadu padanya.
"Dia gadis yang baik, demi adiknya dia rela menyerahkan diri pada bajingan seperti dirimu " Kata Nayla dengan nada menghina.
"Dasar.. kau menyebalkan" Kata Reyhan marah.
"Aku akan menjelaskan padanya dan minta maaf, dan menyuruh dia kembali ke kamarmu." Kata Nayla tersenyum.
"Aku harap dia mau mendengarkanmu" Reyhan benar-benar berharap.
"Aku akan melihatnya sebentar, dia sudah kembali atau belum " Kata Reyhan lagi.
"Baiklah.. aku akan menunggu di sini" jawab Nayla.
.....
Di pantry itu, Sinta sudah kembali dan menyelesaikan pekerjaannya lagi, tiba-tiba dia merasa pusing dan pingsan, teman-temannya terkejut dan berusaha menyadarkannya.
Reyhan yang memasuki Pantry itu kaget melihat Sinta yang tergeletak di lantai.
"kenapa kalian membiarkannya di sini? " Tanyanya geram.
"Dia baru saja pingsan" Jawan Dandi dan bermaksud ingin menggendong Sinta..dan akan mengangkat tubuh gadis itu ke ruangan istirahat OB. Reyhan segera mengambil Sinta dari tangannya.. dan langsung membawanya keluar, dia akan membawa Istrinya ini ke tempat sahabatnya Dokter Ruli, seorang Dokter spesialis kandungan.. karna dia yakin kalau istrinya ini sedang hamil.
Mumpung gadis itu belum sadarkan diri, jadi dia punya kesempatan untuk memeriksakan keadaan Sinta, jika saja dia bangun, Sinta tak akan mau menuruti permintaannya
....
Ruli yang melihat sahabatnya menggendong seseorang langsung menyuruh Reyhan membaringkannya dan segera memeriksanya setelah minta maaf pada pasien di depannya, pasien itu dapat memahaminya.
"Apa dia hamil? " Tanya Reyhan penuh harap.
"Akan ku periksa dulu.. " kata Ruli dan langsung menangani Sinta,
"Dia baik-baik saja.. sepertinya dia kelelahan, dan... iya, usia kandungannya sudah hampir dua bulan" Jawab Ruli setelah dia meng USG Sinta. Mata Reyhan langsung berbinar dan langsung mencium kening Sinta.
"Kenapa kau yang senang? " Tanya Ruli heran.
"Karna dia istriku, dan kami tak jadi bercerai minggu ini" katanya bahagia. ada rasa haru yang terpancar dari matanya. Reyhan yakin, jika Sinta hamil maka perempuan itu tidak akan menolak jika Reyhan tak akan mau menceraikannya.
Istrimu? bercerai minggu ini? " kapan kau nikah? " Tanya Ruli heran.
"Tapi tunggu dulu.. kenapa dia tak mengatakannya padaku? apa dia tidak tau kalau dia hamil? " Tanya Reyhan penasaran.
"Tak mungkin dia tidak tau kalau dia hamil! " Jawab Dokter Ruli.
"Atau.....jangan-jangan dia sengaja menyembunyikannya dari ku? " Kata Reyhan menatap sahabatnya itu cemas.
"Bisa jadi... mungkin dia benci padamu, dan memilih membesar anaknya seorang diri! "Jawab Ruli.
"Anakku! " Kata Reyhan kesal.
"Ya.. terserahlah.. tapi.. kenapa kalian bisa menikah enam bulan lalu sementara aku tidak tau? " Tanya Ruli penasaran.
"Nanti ku ceritakan, ceritanya panjang, pasienmu sudah menunggu. " Kata Reyhan
"Ya.. baiklah.. aku menuntut penjelasanmu, kau bisa membawanya ke kamar tamu, dan jangan pulang dulu.
"Ok, aku akan memanggil Nayla ke sini, aku meninggalkannya di kantor ". Kata Reyhan lagi.
Reyhan memindahkan Sinta ke kamar tamu.
"Sayang... kamu selalu membuatku gusar... bisa tidak menjadi gadis yang baik padaku? Hal sebesar ini kamu rahasiakan dariku, apa kau benar-benar ingin lepas dariku? Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi.. aku akan selalu mempertahankan hubungan kita. Apa kamu tidak tau bagaimana aku sangat mengharapkan anak dari mu selama ini? kau tega sekali menyembunyikannya dariku" Reyhan terus saja bicara sendiri sambil membelai lembut pucuk kepala Sinta.