Chereads / Ku Ingin Kau Kembali (Part Sinta) / Chapter 11 - Aku mencintaimu.

Chapter 11 - Aku mencintaimu.

Selama dalam perjalanan, mereka tidak bicara sepatah katapun. Sesampai di rumah, Ryhan mengenggam tangan Sinta dan menariknya ke kamarnya.

"Apa anda menginginkan ku LAGI tuan? " tanya Sinta dengan penekanan kata 'Lagi' karena Reyhan baru melakukannya siang ini saat dia berniat untuk pindah ke kontrakannya.

"Tidak... aku hanya ingin bicara " Jawab Reyhan lembut. Sinta sedikit heran mendengar perkataan itu.

"Sinta.... bisakah kita terus bersama? " Tanya Reyhan gugup. dia seperti remaja yang tengah menyatakan cinta nya.

"Maksudnya? " Tanya Sinta tidak paham.

"Bisakah kamu benar-benar menjadi istriku? aku akan melaporkan pernikahan kita agar memiliki kekuatan hukum. agar pernikahan ini sah di mata hukum. " Jawab Reyhan penuh harap Sinta akan menerimanya dengan senang.

"Apa anda ingin menyiksaku lebih lama , Tuan? " Tanya Sinta sehingga membuat Reyhan menatap tajam padanya.

"Maksudmu? " Tanya Reyhan menuntut jawaban. Padahal dia sendiri telah tau jawabannya.

"Aku yakin Anda tau jawabannya! " jawab Sinta tegas.

"Apa kamu ingin menikah dengan laki-laki tadi? " Tanya Reyhan mulai emosi.

"Dia terlalu baik untukku. Wanita sepertiku tak pantas untuknya! " Jawab Sinta lirih.

"Maksudnya? " Tanya Reyhan tak mengerti.

"Aku menginginkan wanita suci untuk menjadi pendampingnya. Bukan wanita seperti ku. " Sinta hendak pergi meninggalkan kamar itu, namun Reyhan menarik tangannya dan langsung memeluknya..

"Aku tak bisa melihatmu dengan pria itu. Aku cemburu " Katanya dengan nada lirih.

Sint malah tertawa, namun tawanya tiba-tiba terhenti. Dia mendorong tubuh Reyhan, menatapnya tajam dan berkata.

"Cemburu? cemburu hanya untuk orang yang mengenal cinta. Bukan untuk orang seperti Anda Tuan Reyhan yang terhormat , karena Anda tidak memilikinya" Jawab Sinta tersenyum sinis.

"Aku mencintaimu! " Kata Reyhan lagi

"Aku bisa melihat betapa kau mencintai ku " Jawab Sinta kesal. Reyhan mengusap wajahnya kasar, dia sadar tak akan mudah untuk membuat gadis itu percaya padanya.

Hal pertama yang akan dilakukannya saat ini adalah, mendaftarkan pernikahan mereka agar sah di mata hukum. Baik gadis itu setuju, atau tidak.

"Ada lagi? jika tidak, bolehkah aku keluar dan menyelesaikan tugasku? aku ingin memperbaiki skripsiku! "

"Kapan jadwal kompre mu? "

"Masih dua minggu lagi"

"Baiklah... semoga sukses " Kata Reyhan menatap lembut mata Sinta. Sinta sedikit berdebar karena tatapan itu. kemudian dia buru-buru meninggalkan kamar itu dan kembali ke kamarnya.

.......

Hari sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Reyhan mengintip ke kamar Sinta, istrinya itu tidak keluar dari tadi. Reyhan melihat Sinta yang tertidur di lantai sementara tumpukan kertas masih tergeletak di sampingnya. Sepertinya dia sedang memprin skripsinya untuk kompre nanti.

Reyhan tersenyum melihat istrinya itu. Begitu menenagkan, wajah yang sangat cantik, entah kenapa dia tak ingin melepaskan tatapannya dari wajah istrinya itu. Reyhan menggendong Sinta ke ranjang gadis itu. Merapikan semua kertasnya, lalu berbaring di sebelahnya. Gadis itu sepertinya sangat lelah, sehingga dia tidak sadar saat Reyhan menggendong nya.

.......

Sinta merasakan seseorang mencim pipi dan keningnya berkali-kali, ciuman itu sangat lembut, begitu juga belaian sayang di pucuk kepalanya. Sinta membuka matanya perlahan karena masih ngantuk, samar-samar dia melihat wajah Reyhan di depannya. Pria itu tidur menghadap ke arahnya. Reyhan tersenyum lembut saat Sinta menatapnya heran.

"Apa aku membangunkanmu? " tanyanya lagi.

"Aku ketiduran.. Apa anda yang membawaku ke sini tuan? terima kasih banyak " Katanya tersenyum lembut.

"Sayang.... bisakah kamu tidak memanggilku tuan lagi? " Pinta Reyhan penuh harap. Sinta malah mengorek kupingnya dengan jarinya karena mengira dirinya salah dengar. Reyhan cemberut karena kesal melihat ulah gadis itu. Dia menarik nafas lelah, lalu membawa Sinta ke dalam pelukannya.

"Apa Anda meminta aku melayani saat ini tuan? " tanyanya sambil membuka kancing bajunya.

"Tidak.... aku hanya ingin kamu saat ini, bukan layananmu! Tidurlah.. hari masih pukul tiga pagi. " Kata Reyhan sambil membelai rambut Sinta. Sinta hanya terdiam hatinya berdebar kencang, kenapa pria ini begitu lembut? Dia takut dengan sikap Reyhan saat ini. Dia takut akan mencintainya, dan pastinya di akan sangat terluka akhirnya.

"Kenapa masih belum tidur? " Tanya Reyhan lagi karena melihat mata bulat Sinta yang masih terbuka, meskipun kepala gadis itu berada di dadanya. dia masih bisa melihat wajah gadis ini. Sinta buru-buru memejamkan matanya, takut kalau Reyhan berubah pikiran dan memintanya kembali. Reyhan malah tersenyum melihat istrinya itu.

"Tuan... apa anda mabuk? " Tanya Sinta tiba-tiba. Reyhan kaget, dia mengerutkan keningnya.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? " Tanya Reyhan menasaran.

"Karena Anda berubah.. Anda begitu baik saat ini, tidak seperti biasanya. " Jawabnya polos.

"Reyhan menelan ludahnya, sesuatu terasa mengganjal di tenggorokan nya saat ini.

"Karena aku mencintaimu.. mulai hari ini, aku tidak akan berhubungan dengan perempuan lain. Wanitaku hanya kamu seorang " Jawabnya lirih lalu mengecup puncak kepala Sinta. Sinta hanya diam, terlalu sulit baginya untuk mempercayai kata-kata itu.

............

Hari ini, hari sinta melaksanakan ujian komprenya, dia telah mempelajari skripsinya dengan baik, sehingga dia dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan padanya, dan berhasil mendapat nilai A+.

Reyhan pun ikut memberinya dukungan, dia tak mengganggu Sinta selama dia mempersiapkan ujiannya.

Bahkan, saat Sinta mengurus wisudanya pun Laki-laki itu bersedia mengantarnya kemanapun di saat senggangnya, Bahkan dia menghadiri wisuda Sinta.

Waktu perjanjian pernikahan mereka tinggal dua bulan lagi, Reyhan sedikit frustasi, karna Sinta masih belum membuka hati untuknya, dan entah kenapa wanita itu belum hamil juga sampai saat ini, padahal dia sering membuang obat yang telah di beli Sinta sehingga dia tak teratur meminumnya. Dia sudah sangat menyukai gadis itu, dan tak ingin melepaskannya untuk selamanya