"Cinta adalah saat ia mementingkan kebahagiaanmu daripada dirinya sendiri. Saat ia tidak melakukan hal itu, kau seharusnya tahu bahwa dia tidak mencintaimu."
~ Putri Shuiliu Meili
๐ฅ๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ฅ๐ฆ
Semburat awan putih menemani matahari yang bersinar tanpa lelah. Birunya sang langit menampilkan keindahan yang tiada batasnya.
Di bawah naungan langit biru tampak seorang gadis berjalan pelan dengan kedua tangan memegang hanfu yang dikenakannya. Keringat di dahinya berkilat terkena cahaya siang.
"Aiyo, kenapa jaraknya sangat jauh. Terlebih, semua uang yang kubawa sudah habis. Seharusnya aku membawa uang lebih banyak lagi kalau pergi ke tempat belanja, terutama pasar," keluh Putri Shuiliu Meili.
Dia berhenti sejenak. Memandang sekitarnya dengan jeli. Hatinya masih berharap ada orang yang akan membantunya kembali ke Paviliun Magnolia. Setidaknya ke Istana Magnolia.
Terdengar suara langkah kaki dari kejauhan. Semakin lama semakin jelas suaranya. Semakin jelas suaranya semakin besar pula harapan yang tumbuh di hati Putri Shuiliu Meili. Dia menyunggingkan senyum puas.
Lama-kelamaan terlihatlah seorang lelaki berjubah hitam yang menunggang kuda coklat. Dia berhenti. Mengambil kantong yang berisi air. Rambut lelaki itu panjang dan terkuncir indah dengan sehelai kain sutra hitam. Dia berbeda dengan lelaki berwajah imut di pasar. Lelaki penunggang kuda itu lebih terlihat gagah dengan ketampanan di wajahnya.
Melihat si penunggang kuda berhenti, Putri Shuiliu Meili mendekatinya. Setelah sampai di samping penunggang kuda itu, dia menengok. Melihat wajah tampan yang semakin berkilau terkena cahaya mentari.
"Tampan!"
Gadis itu segera tersadar bahwa dia harus segera meminta tolong padanya agar bisa kembali lebih cepat.
"Tuan, apakah Anda mau memberikan saya---"
Suara langkah kaki kuda terdengar dulu sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannya.
"Tampan sih, tapi sombong!"
Gadis itu menghentakkan kakinya ke tanah kuat-kuat. Dia marah, tetapi dia memutuskan menyimpannya. Siapa yang tahu mungkin saja mereka kembali bertemu. Dan saat dia kembali bertemu dengan lelaki itu, dia ingin sekali menghajarnya sampai lebam.
๐ฅ๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ฅ๐ฆ
Da Lia Yu berdiri di depan pintu masuk, menunggu kepulangan Putri Shuiliu Meili. Tak jauh dari tempatnya berdiri terlihat sebuah papan kayu bertuliskan Paviliun Magnolia dengan tulisan timbul. Di depan tulisan tersebut terdapat pohon magnolia berbatang besar dengan bunganya yang berwarna ungu.
Tiba-tiba penglihatannya menangkap sosok gadis berhanfu ungu dengan jepit rambut emas di kepalanya. Dia tersenyum meskipun tampak jelas di wajahnya bahwa dia lelah.
"Putri, kenapa kau lama sekali? Waktu makan siang sudah lewat, tetapi kau masih belum tiba. Putri, mari masuk dan makan siang. Aku akan menghangatkannya untukmu. Kau pasti lelah, apakah kau ingin mandi? Jika ya, akan aku siapkan.... "
Putri Shuiliu diam mendengarkan semua ucapan Da Lia Yu. Dia tidak tahu sedekat apa hubungan tubuh ini dengan Da Lia Yu, tetapi dia yakin bahwa mereka berdua saling menyayangi.
"Lia Yu, aku menebak, kau menungguku sejak waktu Wu, bukan? Kau pasti berdiri di sini sambil mengomel tentang aku yang belum kembali. Kau pasti belum makan, bukan? Kalau begitu, mari kita makan bersama di bawah pohon cherry blossom di belakang, setelah aku mandi."
"Putri, kau selalu benar. Bagaimana kau bisa menebak apa yang aku lakukan, apa yang aku katakan. Aku juga ingin sepertimu."
"Itu sangat mudah, Lia Yu. Kau sangat menyayangiku. Jadi, saat aku terlambat pulang atau pergi terlalu lama, kau pasti akan khawatir. Dan apa yang dilakukan orang yang khawatir selain mengomel?"
Gadis itu merangkul Da Lia Yu sambil berjalan menuju bagian dalam kediamannya.
.
.
Uap putih melayang di atas bak mandi besar yang penuh kelopak bunga. Seorang gadis berambut hitam panjang tengah memejamkan matanya. Dia tampak tenang dengan seorang pelayan di sampingnya.
"Lia Yu, tadi aku bertemu seorang lelaki di pasar. Dia memiliki wajah imut dan seperti anak-anak, tetapi sayang, dia tidak membawa uang cukup. Dan kau tahu berapa uang yang dia bawa? Di bawah uang yang aku bawa, sekitar lima puluh koin tembaga. Aku tebak dia seorang pangeran, tetapi yang aku bingung, kenapa dia tidak memiliki uang?"
Da Lia Yu tertawa. Dia tahu siapa orang yang dibicarakan Putri Shuiliu.
"Putri, orang yang kau bicarakan itu adalah Pangeran Di Xue Shan. Pangeran keenam dari sepuluh bersaudara. Dia adalah putra dari Kaisar Di Shan Fei dan mendiang Selir Tinggi Wei Li. Dia memang sudah terkenal begitu. Hanya membawa beberapa uang ketika ke pasar. Selain itu, dia juga satu-satunya pangeran yang bebas. Tidak terikat dengan apa pun. Dia selalu melakukan apa yang dia suka, seperti Pangeran Kedua, tetapi berbeda."
Putri Shuiliu tertawa. Dia berpikir, ternyata ada pangeran seperti itu, tetapi yang membuatnya bingung adalah mengapa kaisar membiarkan dia menjadi seperti itu.
"Lia Yu, aku adalah Putri Shuiliu Meili. Putri dari Kerajaan Liu, tetapi mengapa aku tinggal di sini, Kerajaan Shan. Sebagai putri Kerajaan Liu, bukankah seharusnya aku tinggal di Kerajaan Liu?"
Dan dalam sekejap ekspresi di wajah Da Lia Yu berubah. Dia tidak menyangka Putri Shuiliu akan menanyakan hal ini lagi setelah sekian lama mereka membicarakan hal itu.
"Putri, Pangeran Keempat Kerajaan Shan bersahabat baik dengan kakakmu, Pangeran Ketiga. Karena konflik keluarga, Pangeran Ketiga meminta Pangeran Keempat untuk merawatmu di Kerajaan Shan, Paviliun Magnolia, Istana Magnolia."
Putri Shuiliu Meili menganggukkan kepalanya. Membuat Da Lia Yu bernafas lega dan ekpresinya kembali seperti semula. Meskipun pikirannya memikirkan banyak hal.