"Larissa apa benar kamu suka menyukaiku?" tanya Marcel sambil menatap Larissa
"Aku? mana mungkin kak. Aku udh anggap kak Marcel kaya kakak aku sendiri." sahut Larissa gugup
"Bisakah sekali ini saja kau jujur padaku?" ucap Marcel yang kini menatap langsung ke dalam mata Larissa.
Larissa sudah terpojok, ia tak mungkin memungkiri nya lagi. Mungkin ini cara terbaik yang bisa dia pilih, setelah jujur pada Marcel dia akan menghapus Marcel dari hatinya.
"Aku.. Aku memang menyukaimu kak, tapi itu semua sudah berlalu. Kau telah bersama Kak Naraya dan aku sudah baik-baik saja sekarang." Ucap Larissa sembari menahan air matanya sekuat tenaga.
"Aku ingin mengatakan sesuatu yang selama ini ingin aku katakan. Aku menyukaimu Larissa, sejak hari pertama aku melihatmu disekolah. Awalnya aku hanya menganggap mu seperti diana, adikku yang telah tiada tapi perlahan perasaan itu muncul.
"Kak marcel." Sahutku dan dibarengi tatapan tidak percaya
"Ya Risa itulah kenyataan nya, maaf jika aku memberitahu mu sekarang. Disaat aku telah bersama Naraya. Sejak awal aku sudah mengetahui jika Naraya menyukaiku namun aku hanya menganggapnya sahabat, hingga tiba-tiba Naraya menyatakan perasaannya padaku. Aku tak tega untuk menolak perasaannya, karena dia membutuhkanku, Orang tua nya ingin bercerai dan ia nyaris bunuh diri saat itu. Aku sempat ingin egois dengan meninggalkan Naraya saat dia sudah sedikit tenang dan pergi kesisimu. Namun aku urungkan niatku, itu karena semua orang sedang menggosipkan mu tentang kau yang dianggap merebutku dari Naraya, padahal itu semua tidak benar. Aku tidak ingin semakin membebanimu dengan perasaanku."
Aku hanya terdiam saat Kak Marcel berbicara, aku melihat raut penyesalan pada wajahnya. Aku tidak ingin membebani dia dengan perasaan bersalah seperti ini, disaat Ia ingin melanjutkan pendidikannya. Aku tak ingin egois, mungkin aku dan Kak Marcel memanglah tidak berjodoh dan aku pun tak ingin menyakiti Kak Naraya yang sudah begitu baik seperti kakak perempuan ku sendiri.
"Lebih baik kita kubur perasaan ini kak terlebih sekarang kau telah bersama dengan Kak Naraya. Dia gadis yang baik aku tak sampai hati jika harus merebutmu darinya." Ucap Larissa dengan suara bergetar menahan tangis
"Maaf Risa, aku memang terlalu pengecut untuk mengakui perasaanku. Maafkan aku Ris."
"Semua sudah terlambat Kak, lebih baik hubungan kita cukup seperti sekarang. Tidak lebih, terutama untuk menjaga perasaan Kak Naraya. Kau tidak boleh menyakitinya, dia gadis yang sangat baik. Belajarlah membuka hatimu untuknya kak dan lupakan Aku." Ucap Larissa semabari mengatur nada bicara agar tidak emosional.
"Baiklah, aku minta maaf sekali lagi. Aku berjanji padamu untuk menjaga Naraya dan belajar mencintainya. Seperti mau mu Risa."
Usai saling mengakui perasaan masing-masing aku dan kak marcel pun larut dalam pikiran kami. Tak lama Naraya pun kembali dari toilet dan bergabung kembali dengan Larissa dan Marcel.
"Kalian keliatan tegang banget, apasih yg diobrolin" ucap Naraya sambil tersenyum.
"Gak kak Naya, ini kak Marcel lebay banget pamitanya kaya seakan-akan gak balik lagi ke Jakarta."
"Ya ampun Marcel kamu jangan isengin Risa begitu, kasian loh dia."
"Aku sengaja gituin dia, abis ngilang tanpa kabar nya lama banget. Sekalinya muncul pas aku mau pergi jauh gini. Huh dasar.. "
"Ya maaf, namanya juga orang sibuk. Larissa gitu loh, sibuknya ngalahin artis yang lagi naik daun." Sahut Larissa untuk mencairkan suasana.
"Yaudh nanti lagi berdebatnya, pesawat kamu udh mau berangkat Marcel." Ucap Naraya mengingatkan.
"Oke, aku pergi dulu jangan lupa makan ya Sayang. Jaga dirimu baik-baik jangan sampai terluka." Ucap Marcel kepada Naraya selagi memberikan pelukan perpisahan.
"Kabari aku jika sudah sampai dan jangan lupa jaga kesehatan selama disana Marcel" Sahut Naraya, yang di iya kan oleh Marcel
"Kamu juga Risa jaga dirimu dengan baik" Ucap Marcel kepada Larisa yg tak lupa memberikan pelukan perpisahan juga.
"Aku pasti akan merindukanmu kak, jaga dirimu dengan baik" Ucap Larissa yang hampir menangis.
"Jangan menangis, aku pasti kembali dan bermain bersama denganmu lagi. ingat itu." Sembari mengelus kepala Larissa.
"Iya Larissa, masih ada aku yang akan membantu mu mengerjakan PR misalnya atau pergi ke mall" Ucap Naraya sambil tersenyum.
Larissa pun tersenyum mendengarnya. Entah harus bagaimana dia bersikap, disatu sisi dia menyukai Marcel disisi lain dia menyanyangi Naraya yang sudah sangat baik padanya. Sungguh Ia tak nyaman dengan posisinya saat ini. Usai kepergian marcel yang sudah menghilang dari gerbang keberangkatan, Naraya dan Larissa pun bergegas pulang.
*****