Larissa telah menyelesaikan ritual mandinya namun karena ia tidak menemukan keberadaan Kevin, ia pun berinisiatif mencari keberadaan Kevin di balkon dan mendapati Kevin sedang sibuk dengan Laptopnya.
Ia mengamati Kevin dari balik tirai karena takut terpergok sedang mengintip Kevin yang sedang bekerja.
"Ini pertama kali aku melihatnya sedang bekerja seserius itu, pasti pekerjaannya sedang menumpuk. Kalau boleh jujur dia memang tampan saat sedang bekerja seperti ini, tapi jika ingat tingkahnya yang menyebalkan sangatlah berbanding terbalik."Ucap Larissa dalam hati.
Namun Kevin yang sadar sedang diperhatikan pun menoleh dan memanggil Larissa.
"Kemarilah, jangan memandangiku terlalu lama nanti kau mencintaiku. aku ingin membahas sesuatu denganmu." Ucap Kevin yang memergoki Larissa sedang mengintipnya saat sedang bekerja.
Larissa yang tertangkap basah pun tak bisa mengelak lagi, ia pun menghampiri ketempat dimana Kevin duduk.
"Kau ingin membahas apa denganku, apakah sesuatu yang serius?" Sahut Larissa penasaran.
"Begini, Mama dan Papaku sudah membelikan kita tiket pesawat untuk Honeymoon ke Eropa tapi aku sudah menolaknya, berhubung pernikahan kita tidak sungguhan maka lebih baik skip saja masalah itu. Aku juga ingin kau menolak nya, mengerti?" Ucap Kevin yang masih berkutat dengan laptop miliknya.
"Kenapa kau menolaknya, memang benar pernikahan kita tidak sungguhan tapikan lumayan tiket liburannya, kalo kamu gak mau pergi kan ada aku." Sahut Larissa dengan nada sedikit kecewa.
"Akan sangat lucu jika kau pergi bulan madu sendiri, jika kau ingin liburan maka pergilah sendiri nanti. Aku sedang banyak pekerjaan dikantor karena pernikahan ini banyak meetingku yang diundur dan ada Angel yang perasaannya harusku jaga. Jika aku pergi bersamamu dia akan marah padaku." Ucap Kevin pada Larissa.
"Kau selalu saja mengambil keputusan sendiri. Dasar menyebalkan..baiklah akan aku tolak jika Mama nanti membahasnya. Ada lagi yang mau dibicarakan? Jika tidak ayo kita makan malam aku lapar sekali." Ucap Larissa pada Kevin.
"Baiklah ayo kita makan, semua orang memang sudah menunggu sejak tadi dibawah." Ucap Kevin sambil menyudahi aktivitas dengan laptopnya.
Kevin dan Larissa menuju restoran hotel tempat kelurganya berkumpul untuk makan malam, disana kedua keluarga yang sudah disatukan dengan tali pernikahan sudah menunggu pasangan pengantin baru itu.
"Ayo sayang sini duduk nak, kalian turunnya lama banget. Sabar dulu kalian harus makan biar tenaganya full." Ucap Mama Merry yang sambut dengan tawaaan dari yang lain.
"Maaf ma aku tadi beresin kerjaan dulu sebentar." Ucap Kevin pada Mamanya.
"Kamu belum sehari udah sibuk kerja lagi? Nikmatin dulu waktu berdua kalian nak kasian kan Larissa masa baru menikah udah dianggurin."Sahut Mama Merry kepada Kevin.
"Rissa gak apa-apa kok Ma, Kevin begitu pasti karena kerjaannya memang sangat penting."Sahut Larissa dan tidak lupa di barengi dengan senyuman yang menunjukan bahwa Ia baik-baik saja.
"Kamu memang anak yang baik nak, beruntung Kevin bisa menikah dengan kamu. Kamu pengertian sekali."Ucap Merry sambil mengelus pundak Larissa yang duduk disebelahnya.
"Baiklah kalau begitu, sekarang kita mulai saja makan malamnya untuk urusan pekerjaan sebaiknya jangan bahas disaat seperti ini. Oke?" Sahut Alex untuk memecah suasana yang terasa sedikit canggung.
"Oke benar kata Alex, ayo kita semua mulai makan sekarang." Ucap Bram yang telihat antusias melihat ikan gurame asam manis kesukaannya sudah tersaji di meja.
Usai makan malam mereka melanjutkan dengan obrolan ringan dan disusul dengan sedikit wejangan untuk pasangan pengantin baru yang akan memulai lembaran baru kehidupannya.
Larissa POV
Sebelum acara makan malam dan obrolan ringan mereka berakhir Larissa pamit untuk kembali ke kamarnya lebih dahulu dan meninggalkan Kevin yang masih mengobrol dengan Orang tuanya. Ia merasa mulai cemas dengan apa yang akan Ia lakukan saat sekamar dengan suami sandiwaranya itu.
"Ini sudah waktunya untuk tidur, apa yang harus ku lakukan dikamar ini? Aku tidak mungkin menyewa kamar lagi pasti mama papa bisa tahu. Tapi aku juga tidak mungkin tidur seranjang dengan manusia menyebalkan itu terlebih pernikahan ini hanya pura-pura." Ujar Larissa dalam hati selagi sambi berfikir.
Sesaat kemudian terlintas ide untuk menempati lebih dulu ranjang utama di kamar nya dan memindahkan bantal untuk Kevin ke Sofa kecil dan menyusun bantal lainnya disisi kanan dan kiri Larissa.
"Jika sudah begini pasti dia tidak akan bisa mengambil ranjang ini hahaa.."Batin Larissa dengan senyum kemenangan.
Usai menata bantal Ia pun langsung tertidur karena sudah lelah seharian menyalami tamu yang entah berapa jumlahnya, Mama dan Mama Merry mengundang banyak sekali teman sosialitanya. Hanya beberapa saja yang aku kenali, lebih dari itu aku tak pernah tahu dan tak mau tahu siapa mereka.
*****
Kevin POV
Obrolan ringan antara kedua keluarga sedang berlangsung, Wejangan pun diberika untuk dirinya dan Larissa yang dimana mereka diminta untuk saling percaya dan jujur antara satu sama lain karena sejatinya pernikahan yang bertahan lama haruslah di landasi dengan kejujuran dan rasa saling percaya.
Di tengah perbincangan berlangsung Kevin mendapati Larissa yang terus menguap
"Kalau mengantuk kenapa tidak pamit saja ke kamar? dasar gadis keras kepala." Ucap Kevin dalam hati.
Kevin yang lelah melihat Larissa berusaha menahan kantuknya pun akhirnya Menyenggol bahu Larissa dan menyuruhnya untuk kembali saja ke kamar.
"Kembalilah ke kamar, nanti kau tertidur disini aku sedang tidak ingin menggendong tubuhmu yang berat itu." Bisik Kevin pada Larissa.
Larissa yang merasa kesal dengan ucapan Kevin pun akhirnya pamit dan meninggalkan Kevin sendiri yang masih ngobrol dengan Orang Tuanya.
Usai obrolan itu selesai Kevin pun menuju kamar nya untuk segera tidur karena Ia begitu lelah sekali, namun siapa sangka yang Ia dapati adalah ranjang yang telah di tempati Larissa dengan bantal yang disusun di sisi kanan dan kirinya dan Ia pun tidak percaya bahwa Larissa hanya menyisakannya sebuah sofa kecil di samping meja rias yang bahkan tidak bisa menampung seluruh tubuhnya.
"Bagaimana aku bisa tidur jika seperti ini, gadis ini benar-benar mencari masalah denganku."Gerutu Kevin
Namun bukan Kevin namanya jika menyerah begitu saja, hanya dalam hitungan detik terlintas pemikiran untuk mengerjai Larissa kembali.
"Ini ranjangku, bagaimana bisa kau merebutnya dari tangan ku gadis kecil." Ucap Kevin sambil menyeringai.
Ia pun menyingkirkan semua bantal yang telah disusun rapi oleh Larissa ke lantai dengan sembarang dan mendaratkan tubuhnya tepat disebelah Larissa.
*****