Chereads / painfull love / Chapter 11 - BAGIAN 9

Chapter 11 - BAGIAN 9

Dikota X, Friska masih sibuk menjalani aktifitasnya sebagai model. Kebetulan hari ini pemotretan untuk salah satu brand ternama sudah selesai dan dia mengambil cuti. Dia pun tak membuang-buang waktu, rencananya hari ini dia akan terbang ke kota A untuk menemui sang kekasih yang ia rindukan. Meski dia sering melalakukan hubungan badan dengan pria lain tak dipungkuri dia tetap merindukan Alvero.

Saat ia ingin terbang kekota A, ia tak memberi tahu kepada Alvero. Karena ia ingin memberikan kejutan pada sang kekasih. Dan hari ini pesawatnya terbang pukul 9 pagi. Dia pun yang sudah bersiap langsung masuk kedalam pesawat. Setelah menempuh waktu yang cukup lama, ia pun sampai dan memesan taksi menuju kantor Alvero. Dia sangat senang bisa menemui sang pujaan hatinya.

Disisi lain , hari ini rencananya Vania ingin menemui Zeline di kantor. Tetapi dia meminta izin kepada ayahnya untuk menemui Alvero. Dia sengaja berbohong karena takut ayahnya tak mengizinkanya untuk menemui zeline. Langsung saja dia pergi dengan mengendari mobil pribadi miliknya. Seleah sampai dia buru-buru menyampari zeline yang masih berkutik dengan laptopnya.

"hai zeline?" sapa Vania

"halo juga Vania" jawab zeline lalu menyambungkan kalimatnya lagi "sedang apa kamu kesini? hm ya, pasti ingin bertemu dengan bos kan?

"hehehe, engga kok. Aku kesini sengaja ingin menemu zeline"

"ah yang bener? Emang ada apa?" Tanya zeline penasaran

"aku ingin mengajak kamu keluar"

"jangan sekarang van, nanti waktu makan siang saja bagaimana?"

"mm, baikla"

"oke, sekarang kamu tunggu diruang bos saja. Kebetulan bos ada didalam ruangnnya"

"baikla zeline ku yang cantik" goda Vania yang membuat zeline tertawa.

Vania langsung saja berjalan kearah ruangan Alvero. Dia mengetuk pintu dan alvero pun menyuruhnya masuk. Vania duduk disofa sambil memainkan ponselnya. Alvero yang penasaran untuk apa vania datang kesini langsung membuka suara

"ada perlu apa kamu kesini?"

"sebenarnya aku tidak ingin menjumpai mu, aku hanya ingin mengajak zeline keluar untuk makan siang. Kebetulan belum jamnya, yaudah deh aku nunggu dia disini. ga papa kan?"

"terserah kamu"

Setelah Vania meninggalkan Zeline, tak lama kemudian datang seorang perempuan cantik dengan body yang aduhai. Langsung saja zeline menyapanya.

"maaf nona, ada yang bisa saya bantu?"

"saya ingin menemui CEO perusaan ini?"

"Apakah sebelumnya nona sudah membuat janji?"

"belum, untuk apa juga aku membuat janji. Aku ingin memberinya kejutan" jawab Friska dengan lantang dan meninggalkan zeline.

Zeine yang melihat pun langusng mecegahnya dan membuat Friska marah.

"maaf nona saya akan menghubungi bapak Alvero dulu dan nona cobala menggu sebentar" pinta zeline dengan nada sopan dan lembut.

Namun kata-kata zeline semakin membuat Friska marah dan menparnya

Plak…

Begitulah kira-kira bunyi tamparan Friska yang kuat. Dan terus merahi Zeline dengan nada yang tinggi. Alvero dan Vania yang mendengar didalam ruangan langsung keluar dan melihatnya. Suara apa yang membuat keributan dikantor. Sontak saja Alvero terkejut dengan kedatang Friska sang kekasihnya. Alvero langsung memanggil kekasihnya

"Friska!!" panggil alvero dengan nada tinggi

Zeline dan Friska langsung menoleh kesumber suara. Alvero yang melihat zeline hendak menangis langsung menarik tangan friska untuk masuk kedalam ruangnnya. Sedangkan Vania langsung memeluk zeline yang masih memegangi pipinya dengan mata yang berkaca-kaca.

Alvero dan Friska yang berada dalam ruangannya langsung saja menanyakan apa yang terjadi diluar."apa yang sedang kamu lakukan disini?"

"aku datang ingin memberikan kejutan kepada mu beib"

"terus apa yang kamu lakukan pada sekretaris ku?"

"aku tak sengaja menamparnya"

"apa? Kamu menamparnya?" Tanya Alvero dengan kaget

"iya, tapi aku tak sengaja. Aku terbawak emosi. Abisnya dia melarang ku untuk langsung menemuimu. Dia bilang harus menungggu dan memberitahu mu dulu. Ya aku ga mau dia memberitahu mu kalau aku ingin menemuimu" ucap Friska sambil memberi pejelasan pada Alvero dan wanita itu langsung memeluknya.

Vania dan zeline yang berada disebuah kafe langsung saja memesan makanan dan minuman. Vania langsung bertanya pada zeline apa yang terjadi barusan padanya. Dan mengapa nenek lampir itu menamparnya sehingga mereh dipipi zeline masih terlihat dengan jelas. Zeline pun langsung menceritakan apa yang terjadi dengan santai. Sedangkan Vania yang mendengar sangat marah

"kenapa ga kamu balas aja si zel tamparan nenek lampir itu"

"ha? Nenek lampir siapa van ?" Tanya zeline sedikit bingung dan polos. karena tadi dia tidak menemui nenek lampir yang seperti yang dikatakan vania.

Vania yang mendegar hanya tarik nafas dan terwa atas perkataa sepupu tersayang itu. nenek lampir adalah sebutan Vania untuk wanita yang manampar zeline tadi.

"yatuhan, Zeline kamu itu polos banget sih" kata Vania sambil terus ketawa

"aku jadi bingung sama kamu van, aku nanya kamu malah tertawa" balas Zeline dengan wajah cemberut dan ngambek.

"ahahaha, abisnya kamu lucu tau gak. Yaudah deh kita gausah bahas nenek lampir itu lagi. Sekarang ayo kita makan" kata vania langsung menyantap makanannya dan begitu juga Zeline.

Setelah selesai makan siangnya, vania langsung mengantar zeline untuk kembali kekantornya dan vania masih belum pulang Karena hari ini ia ingin pergi bersama kekasihnya.