Siang ini hati Al sangat senang dan tidak ada aura dinginya. Bagaimana tidak senang? Tadi malam dia tidur sambil memeluk perempuan yang membuatnya tenang, kemudian bangun pagi dia melihat wajah Zeline dan makan pagi juga dibuatkan sarapan. Setelah itu pergi kekantor juga bersama-sama. Sudah seperti suami istri saja.
Damian dan Kenzo yang sedikit penasaran pada kejadian tadi malam, hari ini berniat menjumpai Al diruangannya. Saat sudah sampai didekat ruangan Al, Zelin melihat Kenzo dan Damian sudah tau bahwa mereka adalah sahabat al, lantas mereka tidak meminta izin lagi padanya. Sebelum masuk ke ruangan, mereka berdua menyapa Zeline.
"hai zell" ucap Damian
"hai juga Ken, Dam" balas Zeline
"Eh sebentar dulu, kalian berdua sudah saling kenal?" Tanya Kenzo
"iya ken" jawab Zeline
"kapan? Gimana ceritanya?" Tanya kenzo lagi dengan penasaran. Kemudian Damian menceritakan. Setelah mereka selesai mengobrol, kenzo dan Damian pamit kepada Zeline untuk menemui al.
Saat kenzo dan Damian masuk mereka berdua sedikit terkejut melihat al yang senyum-senyum sendiri.
"kenapa lo al?" Tanya Damian
"lagi kesambet apa lo senyum-senyum kaya orang gila" kata Kenzo membuat Damian tertawa.
Alvero yang sadar bahwa kedatangan mereka berdua langsung berubah wajahnya menjadi datar.
"ngapain lo bedua kesini?"
"gapapa al, kita Cuma mau mastiin keadaan lo aja." Kata Damian
"emang kenapa gue?" Tanya Al
"mana tau tadi malam lo mau bunuh diri akibat putus cinta, ya ga dam? Ucap Kenzo sambil melirik kearah Damian dan mereka tertawa bersama.
"alay lo bedua"
Lama mereka bercerita dan al menceritakan kejadian tadi malam. Sesekali Kenzo membuat lelucon sehingga mereka semua tertawa bersama-sama. Kenzo juga sudah mendapatkan semua informasi mengenai Raka Mahendra dan menyerahkannya pada Al. Al sedikit mengkerutkan keninganya. Karena pasalnya laki-laki yang bernama Raka mahendra adalah mantan kekasih Zeline.
Saat tengah asik tertawa tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Membuat ketiga pria didalam ruangan itu terdiam. Al langsung memerintahkan masuk. Zeline langsung berjalan menuju meja kerja Al. Damian dan Kenzo yang melihat Zeline langsung menyapanya lagi.
"eh ada ibu sekretaris" kata Kenzo
"cantik amat sih ibuk sekretarisnya" kata Damian sedikit menggoda
Alvero yang mendengar kalimat Damian semakin emosi karena dia menggodanya. Ditambah bahwa Raka adalah mantan Zeline dan merebut Friska darinya. Zeline langsung memberitahukan tujuannya datang kesini.
"maaf pak, saya kesini ingin memberi tahu bapak bahwa diluar ada yang ingin menemui bapak"
"kenapa tidak kamu telfon saya saja"
"'hm, anu pak.."
"siapa yang ingin menemui saya?
"pimpinan perusahaan Mahendra"
"suruh dia masuk"
"baik pak"
"kemudian kamu kembali lagi kesini temani saya"
"iya pak" jawab Zeline.
Kemudian dia melangkah keluar dan menyuruh Raka untuk masuk kedalam. Zeline juga kembali lagi kedalam yang disusul raka dari belakang.
"lo berdua keluar dulu" perintah Al kepada Damian dan Kenzo.
Mereka berdua menuruti dan langsung keluar. Sehingga didalam ruangan itu tiggal mereka bertiga. Zeline masih menundukkan kepalanya, terlihat sedikit gematar. Al langsung bangkit dari kursi kerjanya dan menghampiri Zeline. Al berdiri di samping Zeline berhadapan dengan Raka.
"ada perlu apa lo kesini"
"gue kesini mau nanyain tentang kerjasama kita"
"kenapa?"
"lo yang kenapa al, ko lo seenaknya aja membatalkan kerjasama perusahaan kita?"
"terserah gue dong"
"gabisa gitu dong kitakan udah sepakat"
"tapi gue belom nanda tangani dokumen yang lo kasih. Jadi semua bisa gue batali."
"Apa?"
"udah deh lo ga usah banyak omong. Pergi sekarang juga dari kantor gue." Kata Al dengan suara yang tinggi membuat Zeline terkejut dan semakin ketakutan.
Raka yang diusir Al semakin emosi, tak segan-segan dia menonjok wajah Al. namun dielakan oleh Zeline sehingga Zeline la yang terkena pukulan tersebut. Membuat gadis itu jatuh dan mengeluarkan darah di bagian hidungnya. Raka yang yang terkejut atas perbuatannya langsung diam dan berjongkok dihadapan Zeline. Namuun dicegah oleh al. Al yang melihat itu langsung menolong Zeline dan membalas pukulan itu kepada Raka. Tapi lengannya di tahan Zeline.
"pergi lo sekarang juga brengsek!" kata Alvero dengan sangat emosi.
Raka berdiri dan kemudian pergi dari ruangan itu. Al yang melihat zeline lemah langsung mengangkatnya dan meletekkannya di atas sofa. Kemudian dia mengambil tisu untuk mengelap darah yang berkeluaran di hidung Zeline.
"udah pak biar saja yang bersihin"
"kamu diam aja, biar aku yang mengelap darahnya" kata Al dan Zeline hanya mengangguk
"lain kali kamu engga usah sok jadi pahlawan kesiangan. Seharusnya aku yang kenak tonjok bukan kamu!" ucap Alvero dengan nada sarkasnya
"maaf" ucap Zeline sambil menundukkan kepalanya Karena takut dimarahi.
Al melihat Zeline langsung memeluknya sangat erat.
"kamu gasalah. Ngapain mintak maaf!" ucapnya disela-sela pelukan.
"ayo kita kerumah sakit?"
"eeh ga usah. Ga apa-apa kok ini" jawab Zeline.
"Aku ga mau kamu kenapa-napa."
Zeline yang mendengar itu langsung membalas pelukan Al. Hatinya begitu senang mendengar ucapan Al. lama mereka saling berpelukan hingga akhirnya harus melepaskan pelukan itu karena suara ketukan pintu dan langsung dibuka oleh seorang wanita yaitu Vania.
Vania terkejut melihat Alvero yang masih menggengam tangan Zeline. Mereka berdua yang sadar akan pandangan Vania langsung melepaskan. Vania senang melihat Zeline bersama Alvero.
"eh sorry gue ganggu lo berdua" kata vania sambil senyum-senyum
"ih apa sih kamu van, kita juga ga ngapa-ngapain kok. Kalau begitu saya pamit dulu pak" kata Zeline bangkit dari tempat duduknya.
"tunggu Zel, aku kesini seperti biasa ingin menemui mu. Bukan bertemu dengan dia" ucap Vania kepada zeline yang saat itu hendak keluar dan melirik kearah al. Tetapi Al diam saja.
Vania dan Zeline langsung pamit kepada Alvero.