Chereads / painfull love / Chapter 14 - BAGIAN 12

Chapter 14 - BAGIAN 12

(PROV VANIA)

Pernikahan ku dengan pria sombong itu tinggal 2 bulan lagi. Bagaimana in? aku tidak ingin menikah dengannya. Karena aku sangat mencintai kekasihku. Ini semua gara-gara papa yang menjodohkan ku. Aku tidak tertarik dengannya apalagi harus menikahinya. Aku harus membatalkan pernikahaan ini. Sebaiknya aku bicarakan langsung dengan Alvero pasti dia setuju dengan ku. Aku tau dia juga tidak menyukai perjodohan ini. Aku hubungi dia dulu deh

Tutt..tut…tut..

"Halo" kataku langsung saat Alvero mengangkat telfonnya

"iya, ada apa kamu menelfon ku?" jawabnya dingin

"kita harus bertemu hari ini, ada yang ingin aku bicarakan pada mu"

"apa itu penting?"

"iya, ini sangat penting"

"hm, baikla. Ketemu di café biasa"

"oke" jawabku dan kemudian mematikan panggilannya.

Setelah selesai menelfonnya, aku langsung menuju tempat yang telah kami janjikan. Saat sampai dicafe aku langsung menuju ruang VVIP. Aku duduk dan langsung memesan minuman sambil menunggu Al datang

(PROV ALVERO)

Aku menerima panggilan telfon dari seorang wanita. Dia bukan kekasih ku, kami dijodohkan oleh kedua orang tua kami. Aku sempat menolak perjodohan ini, namun papa tetap memaksa ku, papa membolehkanku membatalkan pernikahan ini kalau aku sudah mempunyai pasangan sendiri yang siap dinikahi. Aku sudah pernah mengajak Friska untuk menikah namun dia masih menolak, katanya takut karirnya menurun setelah menikah, aku tetap menghargainya. Walaupun aku snaggup memenuhi semua kebutuhannya. Jadi untuk sekarang aku ikuti saja dulu apa kata papa.

Panggilan telfon dari Vania, tadi dia bilang padaku ada hal penting yang ingin disampaikannya. Aku sedikit penasaran dan awas saja kalau dia menipu ku dan membicarakan yang tidak penting. Aku langsung menemuinya di café biasa. Dan setelah aku sampai, aku melihatnya. Ternyata dia sudah menunggguku. Kemudian aku duduk dihadapannya.

"langsung saja, apa yang ingin kamu bicarakan" Tanyaku tanpa basa-basi

"bagini Al, aku ingin kita membatalkan perjodohan ini"

"Apa kamu serius?" Aku sedikit kaget dan senang pastinya

"Iya Al, aku tidak mencintaimu dan aku tidak mau menikah denganmu"

"Begitu pun aku, aku hanya terpaksa karena papa"

"Aku juga Al dan aku juga sudah mempunyai kekasih yang sangat aku cintai"

"Ohya?, bagusla kalau begitu"

"Jadi bagaimana Al? apakah kau mau membatalkan perjodohan ini?"

"tentu saja aku mau, aku juga sama seperti mu sudah mempunyai kekasih" jawabku, dan Vania hanya tersenyum.

"Lalu apa yang harus kita katakan pada kedua orang tua kita nanti"

"Gampang, nanti kupikirkan"

"Baikla Al, Cuma itu yang ingin aku katakana pada mu. Setelah perjodahan kita batal kamu masih mau kan menjadikan aku sebagai temanmu?" Tanyanya dan hanya ku angguki saja.

"Dan satu lagi Al?" pinta Vania

"Apa?"

"Apakah aku masih boleh sering-sering mengujungi kantormu?"

"Memangnya ada apa dikantorku?

"Aku ingin menemui zeline seriap hari."

"baikla, kau boleh datang kapan saja yang kau mau"

"wah Al, terimakasih banyak" jawab Vania langsung memegang tangan ku untuk bersalaman dan mengucapkan terimakasih.

Setelah mereka selesai berbicara, mereka berdua memutuskan untuk kembali kekantor. Vania juga ikut bersama Alvero kekantornya, Karena dia ingin menemui sepupunya. Alvero menumpang mobil Vania karena tadi dia diantar supirnya ke café itu dan menyuruh supirnya untuk kembali kekantor. Mereka pun sampai dikantor dan langsung menuju lantai atas. Saat mereka masuk banyak sekali mata yang melihat mereka berdua sambil berbisik-bisik.

Alvero yang melihat langsung saja bersuara

"jangan bergosip yang buka-bukan tentang saja dan disebelah saya ini. Karena dia adalah sepupu saja." Begitula kata alvero dengan suara yang tegas.

Vania yang mendengarnya hanya tersenyum saja. Mereka langsung memasuki lift, alvero langsunng menuju kedalam ruangnnya sedangkan Vania menemui Zeline.

"hai cantik" goda vania

"Ih apaan sih Van. Ada apa kamu kesini ?"

"menemui Zel"

"emangnya ada apa?"

"tidak ada apa-apa aku hanya ingin menemui dan mengajakmu untuk mengobrol lagi"

"oke, nanti jam makan siang seperti biasa kita akan mengbrol"

"baikla Tuan putri" jawab vania yang dibalas senyum dengan Zeline sambil menggeleng-gelengkan kepalanyaa.

Vania pun langsung menuju kearah ruangan Alvero untuk menunggu Zeline.

Saat jam makan siang tiba, kami langsung pergi kecafe biasa. Langsung saja kami memasan makanan dan menunngu makanan itu datang sambil mengobrol.

"Van gimana keadan om sama tente?" Tanya Zeline

"mereka baik-baik aja Zel"

"Syukurla. Oiya van, aku sedikit penasaran sama kamu" ucap zeline

"penasaran apa Zel? "

"kamu tiap hari datang kekantor selain untuk menjumpai ku ada apalagi?"

"tidak ada. Aku kekontor emang ingin menemuimu saja"

"Tapi waktu kamu datang pertama kali, kamu ada perlu apa menjupai bosku?"

"baikla aku akan ceritakan semunya pada mu, tapi sekarang ayo kita makan dulu"

Setelah selesai makan Vania langsung menceritakan semuanya pada Zeline.

"jadi begini zel, aku dijodohkan oleh papa dan orang tua alvero agar kami berdua menikah, tapi aku tidak mau. Kamu kan tau sendiri aku sudah punya pacar dan aku sangat mencintai Zel. Tapi papa terus memaksa ku untuk menikah dengan Alvero, kalau aku tidak mau semua fasilitas yang kudapatkan akan ditariknya. Ya aku tidak mau la zel, masa iya aku hanya berdiam diri dirumah tanpa keluar bareng temen-temenku. Jadi mau tidak mau aku hanya menuruti saja apa kata papa."

"Terus bagaimana kekasihmu? Apakah dia tau?" Tanya Zeline semakin penasaran.

"Pacarku tau kalau aku dijodohkan, dan dia tidak keberatan. Karena dia tau ini hanya sebuah kebohongan dan rencana unuk kedua perusahaan semakin berkembang. Aku juga tadi pagi sudah menemui Alvero sebelum kami berdua kekantor. Kami berbicara agar pernikahin ini batal. Karena kami berdua tidak saling mencintai dan kami sudah memiliki pasangan masing-masing. Alvero juga setuju dengan yang kukatakan. Dia bilang akan mencari solusi untuk masalah ini." Jelas Vania.

Zelinne merasa kasihan pada Vania karena ulah Gilang yang menjodohkan putrinya karena mengingatkan harta. Pantas saja dia sering kekantor dan menunggu didalam ruangan Alvero. Begitulah pikir Zeline.

Karena mereka sudah selesai mengobrol Vania langsung mengantarkan Zeline kembali kekantor sebelum ia pulang kerumahnya. Sampai dikantor Zeline langsung menuju keruangannya. Saat hedak mesuk kedalam lift Zeline melihat sekar sedang mengobrol dengan Kenzo begitu seru dan terdengar suara tertawa Sekar.Zeline tidak jadi masuk kedalam lift dia langsung berjalan kearah mereka Kenzo dan Sekar.

"hei kalian berdua, sedang apa disini?" Tanya zeline.

Membuat Kenzo dan sekar langsung berbalik badan melihat arah suara yang mereka dengar. Mereka berdua sangat terkejut dengan kedatangan zeline

"eh, elo zel. Bikin kita kaget aja" kata Kenzo

"iya, tau ni Zeline" sambung Sekar

"Aku nanya kalian ngapain disini kenapa ga balik kerja?"

"yampun buk sek, ntar lagi kan bisa. Masih nanggung ni kami ceritanya" jawan Kenzo

"Emang kalian cerita apa, kayanya seru" Tanya Zeline

"Ada deh mau tau aja buk sek ya ga Ken" ucap Sekar dan dan Kenzo mengiyakan.

"aku curiga deh sama kalian dua" kataku sedikit penasaran

"Curiga apasih Zel?" kata Sekar

"Kalian pacaran ya?" langsung saja Zeline bertanya lagi.

"kita eng.." jawab Sekar kemudian dipotong Kenzo ucapannya.

"iya Zel kita pacaran"

Zeline melihat Sekar dan kenzo sedang bertatapan, sedikit ngerih. Karena sangat terlihat jelas kalau sekar melihat Kenzo dengan tatapan marah. Kemudian Zeline pamit kepada mereka dua. Karena sebentar lagi akan ada perang dunia kegita.

"kalau begitu aku pamit dulu ya, masih banyak kerjaan. Bye" ucap Zeline.

Sebelum mereka berdua menjawab Zeline sudah dulu meninggalkannya. Dan betul saja mereka berdua langsung berdebat setelah kepergian. Ia yang melihat dari kejahuan sebelum memasuki lift hanya tersenyum saja. Karena sangat lucu melihat sekar dengan gaya marahnya pada kenzo. Dan sepertinya Kenzo memang benar-benar menyukai Sekar.