Karena ini adalah hari minggu, jadi Zeline malas melakukan aktivitas apapun. Lebih baik dia melanjutkan tidurnya. Saat dia mulai terlelap, tiba-tiba saja dia mempimpikan kedua orang tuanya. Mungkin dia rindu sehingga terbawa mimpi. Zeline langsung membuka kedua matanya dan masih memikirkan mimpi tadi.
"aku rindu papa dan mama, baikla sebentar lagi aku akan datang kekuburanya kalian untuk berziarah. Mungkin papa dan mama juga merindukanku."
Tanpa membuang waktu lama zeline langsung bersiap-siap untuk segera pergi kemakan orang tuanya. Sesampainya disana dia langsung membaca doa dan meletakan beberapa bunga yang telah dibelinya tadi ditoko bunga.
"papa, mama kalian yang tenang ya disana. Jangan mengkhawatirkan zeline. Zeline disini baik-baik saja. Zeline juga merindukan kalian berdua. Kalau begitu zeline pamit dulu ya yah, bu. Besok zelin kesini lagi" begitula ucapnya dengan air mata yang sudah membahasi pipinya dan ia segera bangkit untuk meninggalkan makam orang tuanya.
Saat hendak pulang zeline masih setia menunggu bus yang akan mengantarkannya pulang. Saat ia tengah menunggu bus, dia seperti mengelani orang yang melihatnya didalam mobil. Mobil itu langsung saja mendekati dirinya. Dan siapa lagi kalau bukan alvero yang sedang mendatanginya. Tanpa piker panjang alvero langsung mberkata "ayo aku antar kamu pulang"
"Mm, tidak usah pak, eh maksud ku al. aku menunngu bis saja." Tolak zeline
"sudah tidak usah banyak bicara, cepat naik mobil ku. aku tak suka penolakan" begitulah balas al yang angkuh dan dingin.
Zeline yang malas berdebat, hanya mengikuti perintahnya saja, toh lumayan bisa menghemat ongkos. Saat dalam perjalanan mereka berdua hanya diam. Zeline yang dari tadi menangis saat di makam kedua orang tuanya kelihatan mengantuk ditambah lagi dinginya AC mobil membunyanya segera ingin memejamkan kedua matanya. Awalnya dia sedikit ragu namun kantuknya tak dapat ditahannya lagi, segera saja dia tidur tak memikirkan pria yang ada disampingnya. Alvero yang memulai berbicara namun tidak ada jawaban dari zeline sedikit bingung dan dia langsung menoleh kesampingnya. Dia melihat zeline yang sedang tidur dengan tenang hanya tersenyum.
Karena dia tak mau membangunkan zeline, ia langsung membawanya kepartemen miliknya. Setelah sampai Alvero mengangkat tubuh zeline. Dan diletak di kamarnya. Setelah meletakan tubuh zeline, dia terus menantapi gadis itu dengan sedikit senyum-senyum tak jelas. Setelah puas dia memandangi zeline tidur dia pun keluar kamar dan menonton tv.
Waktu pun sudah menunjukan malam hari hari. Zeline yang merasa nyaman dengan tempat tidurnya sedikit heran. Ia langung membuka kedua matanya dan terkejut. Dimana dia berada sekarang ini. Dan setelah mengingat bahwa ia tadi bersama alvero langsung saja dia keluar kamar. Dan mendapati alvero yang berada di ruang TV dan duduk diats sofa. Saat dia ingin berbicara dengan Alvero, dia melihat laki-laki itu sedang tertidur pulas. Zeline hanya memandangi wajah alvero dengan serius dan tersenyum.
Alvero yang tau dari tadi sedang dipandangi Zeline harus berusaha untuk tetap tenang. Karena dia tak ingin membuat Zeline kaget. Dia sebanarya memang sedang tidur namun dia mendengar suara orang berjalan dan dia yakin kalau itu Zeline. Setelah beberapa saat, Alvero langsung bersuara "Apakah kamu sudah puas melihat wajah tampanku?" kata alvero dengan gayanya tetap menutup mata.
Zeline yang mendengar itu pun sangat kanget wajahnya langsung memerah dan itu sangat lucu seperti kepiting rebus. Ingin sekali Alvero menggigit kedua pipinya.
"ih kepedean banget sih kamu" ucap Zeline sambil memalingkan wajahnya.
Alvero yang melihat hanya tertawa. Zeline melanjutkan bicaranya
"hm, sekarang kita lagi dimana al?" Tanya zeline
"di apartemen ku " jawab al
"Ha? kenapa aku ada disini? bukannya kamu tadi ingin mengantarkan ku pulang?" Tanya zeline lagi sedikit ragu dan menatap Al
"iya tadi niatnya sih gitu, terus aku liat kamu tidur nyenyak banget ga tega banguni kamu. Makanya aku bawa ke apartemen ku dulu" jawab al
"yausudah kalau begitu aku pulang dulu" kata zeline pamit dan langsung bangkit hendak berjalan. Belum sempat melangkahkan kakinya, buru-buru alvero menarik pergelangan tanggannya. Sontak saja zeline terkejut dan berbalik badan jatuh di tubuh alvero. Mereka berdua saling melemparkan pandangan. Deg deg deg begitula bunyi dekatak jantung mereka berdua. Alvero yang sudah sadar langsung saja meletakan zeline dia sebelahnya.
" iya, nanti aku antar kamu pulang, sekarang kita makan dulu."
"baikla"
"oke sebentar aku akan pesankan makanannya dulu"
"tidak usah, aku bisa memasak. Apakah dikulkas mu ada bahan makanan yang bisa dimasak?" alvero hanya mengangguk.
Kemudian zeline langsung bangkit menuju dapur. Dan mulai memasak untuk makan malam mereka berdua. Tak butuh waktu lama, makannya pun sudah selesai. Dia langsung menyampari al yang sedang asyik bermain handphone sambil menonton TV
"al ayo makan dulu, aku sudah selesai masak"
Alvero hanya mengangguk dan berdiri berjalan menuju kearah ruang makan yang diikuti zeline dibelakangnya. Alvero sedikit terkejut melihat masakan Zeline yang terlihat banyak dan sangat menggugah selera.
"ini beneran kamu yang masak?" Tanya Al dan zeline hanya mengangguk.
"iya, kalau begitu ayo kita mulai makan sekarang, nanti keburu dingin" kata Zeline dan mereka langsung mkana bersama.
Al yang mulai menyunyah dan meresapi masakannya Zeline sempat terpaku. Masakannya begitu enak.
"bagaimana rasanya?" Tanya Zeline
"Biasa saja, tidak terlalu buruk dan tidak ada istimewanya" jawab Alvero bohong
Zeline yang mendengar jawaban Alvero sedikit kesal. Sebetulnya masakan Zeline enak bahkan sangat enak. Namun Alvero ngengsi untuk memuji sekretarisnya itu. makanya dia berkata bohong dengan mengatakan masakan Zeline biasa aja.
Setelah mereka selesai makan malam, zeline langsung membersihkan piring kotor mereka. Setelah itu dia berpamitan kepada Alvero untuk pulang. Namun Alvero menawarkan tumpangan kepada lagi kepada Zeline karena ini sudah larut malam. Kemudian Alvero mengantar zeline pulang.