Chereads / painfull love / Chapter 8 - BAGIAN 7

Chapter 8 - BAGIAN 7

Hari-hari berlalu dengan cepat, kebetulan hari ini ada jadwal meeting dan makan siang di sebuah restoran dengan salah satu pimpinan sebuah perusahaan. Dan hari ini alvero mengajak sekretarisnya untuk menemaninya. Tak buang waktu lama mereka berdua langsung berangkat dengan mobil yang dikendarai oleh supir alvero. Setelah sampai mereka berdua langsung berjalan kearah meja yang sudah dipesankan oleh rekan meetingnya.

Mereka pun bertemu dengan pria itu dan bersalaman. Betapa terkejutnya Zeline dan pria itu. bagaimana tidak? Setelah beberapa lama mereka tidak berjumpa akhirnya dipertemukan dalam situasi seperti ini. Tetapi Zeline tetap cuek dan berpura-pura tidak mengenalnya. Berbeda dengan pria itu dia langsung menyapa

"zeline, aku merindukanmu" pria itu langsung ingin memeluknya.

Ya laki-laki itu bernama Raka Mahendra mantannya. Langsung saja zeline menjauhkan badannya dan mendorong Raka. Alvero pun sedikit terkejut melihat tingkah mereka berdua. Ingin sekali alvero menonjok pria itu yang berani memeluk wanita disampingnya.

"maaf Mr.Raka Mahendra, bagaimana kalau kita langsung saja memulai meeting ini" kata Alvero untuk memecahkan situasi yang baru saja terjadi. Karena dia tau Zeline sedikit risih.

"ah ya, maafkan aku, Karena terlalu senang bertemu dengan wanita disebelahmu Mr. Alvero."

Kemudia mereka duduk dan Zeline pun langsung mangambil kursi yang ada disamping Alvero dan Zeline terus menundukan kepalanya. Alvero yang melihat itu langsung menggengam tangan zeline untuk menenangkannya. Zeline pun menatap kearah Alvero yang hanya mengangguki dengan isyarat semua akan baik-baik saja. Raka juga melihat ketika tangan alvero menggenggam tangan Zeline. Dan raka sedikit berdehem dam memulai percakapan.

"maaf Mr.Alvero siapa perempuan yang disaamping mu?"

"tidak perlu ku jawab pasti kamu tau, mari kita lanjutkan bicara mengenai proyek kita"

Setelah berbincang-bincang Zeline pun pamit untuk ketoilet.

"maaf semuanya saya permisi dulu ketoilet"

"perlu kuantar?" tawar Raka

"tidak usah pak"

Alvero yang mendengar ucapan itu langsung mengepalkan tangannya karena merasa geram melihat laki-laki yang berada di hadapannya. Namun dia harus menahan emosi itu. setelah kepergian Zeline ketoilet mereka megobrol serius.

" apakah dia kekasih anda Mr. Alvero" Tanya raka tanpa basa basi.

"kenapa memangnya?" jawab Alvero acuh

"tidak apa-apa aku hanya bertanya. Kalau bukan berarti masih ada kesempatan untuk aku mendekatinya lagi."

Walaupun raka menyukai Friska, namun ia juga masih mengingginkan Zeline mantan kekasihnya dulu.

Apa maksud laki-laki ini, mendekatinya lagi?, atau jangan-jangan. Ah sudahla tidak penting, batin Alvero

"maksud mu?"

"ah sudahla tidak usah dibalas lagi, mari kita lanjutkan pembicaraan mengenai proyek kita"

Kemudian datangla Friska dan kembali lagi duduk disebelah Alvero kali ini dia lebih sedikit tenang. Namun Alvero sedikit risih melihat Raka yang terus memperhatikan Zeline.

Percakapan Alvero dan Raka terus berlanjut untuk membahas proyek kedua belah pihak untuk memperbesar usaha milik orang tua Raka. Karena ayah Raka sangat membutuhkan bantuan dari perusahaan milik keluarga Adhitama. Hingga waktu menunjukan sudah sore dan pembecaraan tentang proyek tadi sudah selesai. Alvero dan sekretatisnya langsung berpamitan pada raka untuk segera kembali kekantor. Namun sebelum mereka benar-benar meninggalkan Raka sendiri Al bersuara

"Oiya Mr. Raka mengenai pembicaraan tadi. Saya hanya ingin mengatakan kalau dia ini kekasih saya. Dan saya harap anda jangan sekali lagi memeluk atau mendekati kekasih saya. Permisi!" ucap Alvero dengan lantang.

Kemudian dia berjalan langsung menggandeng tangan Zeline. Zeline yang masih bingung hanya diam saja dan mengikuti langkah Alvero.

Kepergian Alvero dan Zeline membuat raka sedikit berkata dalam kesendiriaanya

"aku tidak akan melupakan mu, dan akan ku buat kau menjadi milikku lagi. walaupun aku juga sudah memiliki perempuan lain"

Raka juga langsung meninggalkan restoran itu dan kembali kerumah. Didalam perjalanan, Alvero dan Zeline terus berdiam-diaman. Zeline masih memikirkan perkataan alvero yang tadi diucapkannya kepada Raka. Sementara alvero juga canggung untuk memulai percakapan dan dia tau pasti saat ini zeline terus memikirkan perkatanya tadi. Bodohnya aku, apa yang sudah aku katakana tadi batin alvero.

"apa kamu marah atas perkataan saya tadi?" Tanya Alvero

"tidak pak."

"benarkah?"

"iya pak, tidak apa-apa, dan terimakasih tadi sudah membantu saya" begitula balasan zeline.

Dan alvero juga sedikit kepo langsung saja ditanyanya

"Membantumu? memangnya siapa dia?''

"dia hanya teman saya dimasa lalu pak" jawab Zeline dan Alvero hanya mengangguk. Alvero tau kalau zeline sedang berbohong.

Zeline pulang kerumah dengan menaiki bus dia tak ingin diantarkan bos nya lagi.

Saat ini zeline dan alvero sudah berada dikediaman masing-masing. Zeline yang baru saya selelsai mandi kemdian memakai baju tidur yang bergambar hello kitty langsung pergi kedapur. Dia lapar lalu memasak mie untuk makan malamnya. Dia hanya selalu menyediakan mie. Karena sayur dan ikan belum dibelinya.

Sementara alvero yang baru saja selesai mandi langsung merebahkan badannya di sofa yang berada diruang tamunya. Dan dia masih mengingat kejadian tadi dan tanpa pikir panjang dia langsung menelfon kenzo menyuruhnya untuk mencari semua informasi tentang zeline secepatnya. Begitulah perintah alvero, kenzo yang sudah tau betul sifat bosnya tak buang waktu banyak dan mulai mencari semua data milik zeline.

Setelah dapat data tersebut langsung diserahkan kepada alvero dan langsung saja dibacanya. Dia baru mengetahui bahwa perusahaan Gilang adalah milih keluarga Zeline. Dan dia mengetahui kalau vania adalah sepupu zeline. Walaupun Alvero sudah pernah melihat Vania yang begitu Akrab dengan Zeline. Namun dia tak pernah menanyakannya secara langsung.