Chereads / painfull love / Chapter 6 - BAGIAN 5

Chapter 6 - BAGIAN 5

Hari ini Zeline datang sangat cepat kekantor. Karena dia tidak ingin membuat kesalahan lagi. Dengan baju lengan panjang begitu pas dibadannya kemudian dengan rok span yang tidak terlalu pendek menambah keseksian dan bentuk tubuhnya. Tak lupa juga dengan rambut nya dikucir kuda dan make up yang tipis. Karena tanpa bedak pun zeline sudah cantik alami, tapi karena dia bekerja menjadi sekretaris makanya dia memakai make up yang seadanya.

Alvero yang baru datang melihat kearah ruang kerja sekretarisnya. Dia melihat zeline sedang berkutik dengan laptop dan berkas-berkas yang dia berikan semalam untuk dikerjakan. Dia melihat Zeline sangat serius sampai tak memperhatikan disekelilingnya. Alvero hanya tersenyum simpul, kemudian dia kembali kedalam ruangannya. Dia haus dan segera menelfon sekretarisnya.

Alvero menelfon Zeline

Tutttttttt…

"selamat pagi ada yang bisa saya bantu?"

"keruangan saya sekarang juga"

"baik pak" jawab Zeline dan Alvero langsung memutuskan panggilan telfonnya.

Langsung saja zeline mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh al.

"ada apa pak? "

"kamu ini gimana sih? laporan yang kamu kasih ke saya itu banyak yang bersalahan. sekarang juga kamu perbaiki dan selesai dalam waktu satu jam kedepan!"

" apa pak? satu jam? mana mungkin siap pak. berikan saya waktu dua jam untuk menyelesaikkannya"

"tidak bisa!" ucap al dengan tegas.

"baikla pak" ucap Zeline dengan wajah sendu.

Zeline pamit keluar namun diberenentikan oleh bosnya.

"tunggu" panggil Al

Zeline pum berenti dan berbalik badan.

"ada yang bisa saya bantu lagi pak? ucap Zeline dengan senyum terpaksanya

"tolong kamu buatkan teh untuk saya dan gulanya jangan terlalu banyak" perintah al

"baik pak saya akan menyuruh ob mengantarkannya keruangan bapak" jawab zeline

"tidak bisa saya ingin kamu yg membuatkan dan memgantarkannya kesini.!"

'gue racuni pake sianida baru tau rasa lo beruang kutub' ucap zeline pelan agar tak terdengar oleh bosnya.

namun Alvero yang mendengar suara pelan itu langung berkata

"kamu bilang apa tadi? saya dengar lo"

"tidak ada pak, saya permisi dulu"

"ingat jangan kamu campurakan racun keminuman saya" kata Alvero saat Zeline ingin berjalan keluar dari ruangan.

apa dia dengat yang kuucapkan tadi?, batin Zeline.

Tak butuh waktu lama zeline pun langsung membawakan teh pesanan yang diminta bosnya. Dan al langsung meminumnya dan kembali berkerja. Saat zeline ingin keluar dia memngingat sesuatu dan kemabali lagi.

"ada apa?" Tanya alvero

"maaf pak, pagi ini jam 10 bapak ada meeting dengan bapak Zabran untuk membicarakan proyek yang ada di kota S" zeline memberitahu

"ada lagi yang lain?" Tanya alvero

"ada pak. Nanti siang ada makan siang dengan nona Vania Keisya."

"hari ini saya hanya melalukan meeting saja. Dan batalkan makan siang dengan vania." Jawab al dengan santai yang hanya di angguki zeline. Setelah itu zeline langsung pamit keluar.

Vania Kesya adalah anak dari Gilang yaitu abang dari ayah zeline atau yang sering Zeline dengan sebutan om. Zeline tidak tau apa hubungan mereka berdua. karena sepengetahuan Zeline, Vania juga sudah memiliki seorang kekasih. Namun Zeline tak ambil pusing dan melanjutkan kerjanya.

Vania dan Alvero dijadohkan untuk mengebangakan perusahaan milik keluarga mereka berdua. Karena seperti yang di ketahui Kenan Adhitama ayah dari Alvaro. Bahwa perusahaan itu sangat maju dan berkembanng. Dan begitu juga niat dari ayah Vania. Vania tidak ingin dijodohkan dengan alvero karena dia tidak mencintainya. Namun ayahnya selalu memaksa kehendaknya demi uang dan harta.

Kenan Adhitama tidak mengatahui kalau perusahaan itu adalah milik Azri Mahesa. Karena sebelum kedua orang tua Zeline meninggal Gilang sudah merubah semua data kepemilikan dan bersekongkol dengan rekan ayah Zeline. Sehingga begitu Azri Mahesa meninggal Gilang mudah saja mengambil semua aset milik keluarga Mahesa.

Vania sangat baik kepada Zeline dan dia tidak ingin melihat sepupunya itu mendirita akibat ulah ayahnya. Gilang selalu melarang vania untuk membantu dan bertemu Zeline. Zeline juga sangat sayang kepada Vania karena, Zeline sudah menganggap Vania seperti kakaknya sendiri. Ya mereka hanya terpaut usia dua tahun.

Hari ini Gilang membuat pertemuan untuk anaknya dengan alvero yaitu makan siang berdua supaya semakin akrab. Gilang langsung saja memberi tahu vania untuk segera menemui alvero ke kantornya. Alvero pun yang usdah selesai meeting langsung kembali ke dalam ruangannya. Tak tunggu waktu lama Vania pun sampai di peruahaan ADHITAMA GROUP. Dan dia langsung menuju keruangan al. sebelum dia menjumpai Alvero dia harus izin dan memeberitahu kepada sekretarisnya. Saat dia sampai dimeja sekretarisnya dia langsung bertakata

"Selamat siang mbak, saya ingin menemui Alvero. Apakah dia ada diruangannya?" begitu datar suara Vania karena sebetulnya dia malas untuk menemui laki-laki itu.

Langsung saya Zeline menoleh ke arah Vania dan mereka berdua sama-sama tekejut

"Yaampun vania?" sambar Zeline yang dibalas Vania

"Zeline beneran ini kamu?" mereka berdua sama-sama tak percaya. Dan mereka berpelukan melepas rindu dan saling tertawa.

"ada apa kamu kesini?"

"aku ingin menemui CEO mu, apakah dia ada didalam?"

"oke tunggu sebentar aku akan memberitahunya"

Tuutttttttt…

"ia"

'pak, ada nona vania yang ingin bertemu dengan bapak."

"Suruh saja dia masuk."

"baik pak, akan saya sampaikan"

Setelah panggilan telefon terputus Zeline langsung menyampaikan apa yang dikatakan bosnya itu.

"van, kamu langsung masuk saja kedalam" tintah zeline

"oke zel, nanti kita bicara lagi ya. Aku sangat rindu kamu" jawab vania

"iya van, aku juga merindukan kamu" balas zeline.

Vania pun langusng bergegas masuk kedalam dan meningglakan zeline.

"hai al" sapa vania

"hm, ada apa" Tanya al tanpa basa basi

"aku sebernya kesini karena disuruh ayah. Kalau enggak sih ogah aku kesini" kata vania

Alvero yang mendengar pun hanya diam saja dan pura-pura berkutik dengan laptopnya. Padahal tidak ada mengerjakan apa-apa.

Vania memulai percakapan lagi " al, aku haus. Masa kamu ga pesani aku minum sih"

"iya sebentar" jawab al

Vania yang sudah tau sifat Alvero yang dingin dan cuek jadi dia biasa saja. Dan tak keberatan dengan sikap lelaki yang begitu. Alvero pun menyuruh sekretarisnya membawakan minum untuk mereka berdua. Kemudian Zeline segera datang dan menghampiri vania dan memberinya minum.Vania sangat senang bisa bertemu dengan zeline disini. dan dia pastikan akan sering-sering kesini untuk menjumpai sepupunya itu.

Saat Zeline hendak keluar dia dipanggil oleh vania dan Zeline berhenti sambil berbalik badan dan berkata

" iya nona? Ada yang bisa saya bantu ?"

"yaampun zeline plis deh, ga usah manggil nona-nonaan segala. Sini duduk bareng aku" kata vania sambil menepuk-nepuk sofa yang di sebelahnya.

Zeline hanya diam dan menatap ke arah bosnya. Alvero yang mendegar ucapan Vania sedit terkejut bagaimana bisa kedua orang ini saling kenal, begitula batin, Namun dia seolah-oalah tak peduli. Vania yang mengerti tatapan Zeline ke arah Alvero langsung mengucapkan

"Al ga papa ya aku suruh zeline duduk disini sama aku "

"iya, terserah kamu aja" jawab al cuek yang pura-purak sibuk.

Zeline langsung saja duduk disebelah vania dan mereka berdua asik mengombrol tanpa memperdulikan laiki-laki itu. vanianya suka bikin zeline ketawa dengan candaan membuat zeline tertawa lepas. Dan padangan alvero tak lepas dari wajah zeline yang tertawa. Vania terus saja membual dengan kata-katanya. Sesekali al tersenyum bukan karena candaan vania, melaikan melihat senyum zeline. Waktu sudah menujukan pukul 4 sore Vania lanngusng berpamitan dengan al untuk pulang. Al hanya mengangguk, mereka berdua pun keluar bersamaan. Zeline kembali kemejanya dan sibuk dengan kertas-kertas yang ada disitu. Alvero yang merasa lelah segera mejamkan kedua matanya di sofa yang tadi diduduki oleh kedua wanita itu.