Zeline yang baru saja membuka matanya dan melihat jam pada dinding sangat terkejut. bagaimana tidak, jam sudah menunjukan pukul 7 lewat. Sementara jam masuk kantor adalah pukul 8 pagi. Langsung saja Zeline bergegas mandi lalu bersiap-siap untuk kekantor. Dia tidak sarapan untuk pagi ini. Karena kalau dia sarapan pasti terlambat.
Langsung saja dia menaiki bus menuju kekantor. Dengan harapan tidak terlambat. Dan berharap bos baru itu tidak marah. Setelah menempuh waktu kurang lebih 15 menit, akhirnya Zeline sampai. Dia langsung melihat jam pada tangannya. Zeline terkejut karena dia terlambat 5 menit. Kemudia dia menuju ruangan bosnya, untuk menanyakan ruangnya. Zeline pun mengetuk pintu Alvero
Tok..tokk…tok…
"masuk" teriak al
Al yang melihat Zeline begitupun sebaliknya dan mereka berdua saling menatap. Lama dia memandangi zeline yang cantik dan sedikit terkejut melihat zeline bebeda dari sebelumnya. Namun Al masih marah pada sekretarisnya yang datang terlambat. Alvero bangkit dari bangkunya dengan wajah marah.
"pak maaf saya terlambat"
"apa kamu tau saya paling tidak suka dengan karyawan yang datang sesuka hatinya tanpa mengikuti peraturan yang ada diperusahaan ini?"
"maafkan saya pak, tadi pagi ke .."
"hah, Alasan" langsung dijawab Alvero dan membuat Zeline menutup mulut
"sekali lagi maafkan saya pak. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Saya mohon pak". Zeline terus memohon.
Zeline harus mempertahankan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhannya. Bagaimana pun caranya.
Alvero langsung berjalan mendekati sekretarisnya sementara Zeline hanya menunduk pasrah. Dia tak berani melihat apalagi melirik bosnya. Alvero yang berada tepat didepan Zeline hanya diam dan memandangi wajah wanita itu yang menunduk. Kemudia Alvero bersuara
"oke, saya maafkan kamu karena ini pertama kalinya kamu bekerja sebagai sekretaris saya"
"terimakasih pak"
"jangan senang dulu kamu, ini peringatan yang terakhir. Kalau kamu melanggarnya lagi, saya akan memecatmu." Kata Alvero.
"iya pak, saja janji" ucap zeline.
"ruangan saya dimana ya pak?" Tanya zeline dengan nada sedikit takut.
"ruangan mu ada didepan ruangan saya" jawab al dengan sedikit menujuk ke arah ruangan itu.
"Baik pak kalau begitu saya permisi dulu. Dan kalau bapak perlu sesuatu bapak bisa menghubungi saya." Pamit zeline dengan sedikit membungkukkan badannya dan bergegas keluar.
"eh, tunggu dulu"
"ada apa pak?"
"siapa yamg menyuruhmu pergi? tunggu saya perintahkan kamu keluar baru keluar. Ngerti" ucap Alvero dengan suara yang tegas.
"iya pak maaf."
***
Jam makan siang pun tiba. Zeline langsung menemui sekar untuk pergi kekantin dan makan bersama. Mereka pergi bersama-sama dan memesan makanan. Tak lama kemudian Kenzo datang dan bergabung makan bersama meraka. saat mereka sedang makan tiba-tiba hp Zeline berbunyi. Dia melihat panggilan masuk itu dari bosnya, langsung saja diangkatnya.
Beruang Kutub calling…
"iya pak "
"datang keruangan saya sekarang"
"tapi inikan lagi jam istirahat pak dan saya juga sedang ma…"
"saya tau, pokoknya sekarang juga kamu keruangan saya jangan membantah. 3 menit saya tunggu"
"ba.." belum sempat zeline menjawab panggilan telfon itu sudah dimatikan.
Sungguh membuat Zeline geram. Dasar bos gila, batin Zeline. Zeline langsung pergi meninggalkan Sekar dan Kenzo yang sedang makan. mereka berdua pun melihat Zeline yang begitu kesal dan tak berani ada yang menanyakan kenapa. Mereka berdua hanya dia saja dan saling pandang.
Setelah Zeline pergi Sekar dan Kenzo memulai obrolan
"kenapa itu si Zeline? Mukanya serem amat setelah menerima telfon"
"ga tau ken, paling juga bos yang nelfon" jawab sekar dan hanya diangguki oleh Kenzo.
Mereka berdua tetap melanjutkan makan siang mereka.
Benar saja begitu sampai di ruangan, Al langsung menyerahkan semua file untuk di cek ulang dan munyuru Zeline memperbaikinya. Zeline hanya menuruti semua perintah yang diberikan bosnya. Al menyuruh Zeline untuk mengerjakan didalam ruangan Alvero saja. Saat ini perutnya Zeline sangat lapar karena dari tadi pagi ia belum ada makan apapun.
Kenzo mengetuk pintu tokk…tokk..tokk
"masuk" jawab al dan menoleh keseseorang yang berdiri. Yang tak lain adalah Kenzo.
"ada apa lo kesini" Tanya Al
"ini al gue mau kasih makanan buat Zeline" jawab Kenzo dengan suara yang lembut dan menoleh ke Zeline.
"lo kasih ke yang lain aja tu makanannya, sekretaris gue udah makan"
"yang bener lo al, soalnya tadi pas dikantin dia belum sempat makan terus pergi keruangan lo" jelas Kenzo
"iya, udah sana keluar. Jangan ganggu gue dan sekretaris gue."jawab al
kemudian Kenzo langsung keluar dan membawa kembali makanan yang titipkan sekar untuk diberikan kepada zeline.
Zeline yang melihat kepergian Kenzo yang membawa bungkus makanan itu hanya diam. Al yang melihat Zeline dengan wajah yang sedikit sedih merasa kasihan. Muka Zeline yang sedikit pucat juga sangat jelas terlihat. Langsung saja Alvero menagajak Zeline keluar untuk makan bersama.
"ayo, ikut saya"
"Mm, mau kemana pak" Tanya Zeline sedikit bingung.
"menemui client di sebuah café"
"baik pak" jawab Zeline yang mengikuti langkah bosnya dari belakang.
Setelah sampai mereka langsung memesan makanan. Zeline sedikit bingung karena makanan mereka sudah sampai tapi tidak ada juga client yang datang menemui mereka. Karena dia penasaran langsung saya dia bertanya
"maaf pak, client yang bapak bilang tadi kenapa belum datang ya?"
"mendadak tidak jadi" jawab Al berbohong
"kenapa bisa begitu pak?" Tanya Zeline penasaran
"Banyak sekali pertanyaan mu, sudah cepat abiskan saja makananmu"
"Mm, baiklah pak"
Zeline langsung memakan makananya dengan begitu lahapnya. Sementara Al yang baru sama ingin memasukan makanan kedalam mulutnya mendadak tidak jadi. Dia lebih memilih memperhatikan Zeline yang makan begitu rakus dan seketika membuat Al kenyang. Zeline yang sedang mengunyah makananya pun berenti. Dia begitu rishi dengan tatapan Al.
"Bapak kenapa tidak makan? malah menatap saya dari tadi" kata Zeline,
"kamu ini rakus sekali"
"bukan rakus pak, saya ini sangat lapar gara-gara bapak" ucap Zeline dengan nada kesal
"kenapa gara-gara saya?" Tanya Alvero penasaran
"ah sudahla pak, tidak usah dibahas"
Dasar manusia aneh, jelas-jelas aku kelaparan karena dia yang menelfon dan menyuruhku untuk menyelesaikan seluruh dokumen yang dia minta, batin Zeline
Setelah selesai makan, mereka berdua kembali lagi kekantor.