Chereads / Legendary the Devil Knight (Indonesia) / Chapter 5 - Chapter 5 - Dandelion

Chapter 5 - Chapter 5 - Dandelion

Monster babi-babi itu berlari menyeringai untuk menyerang, Hans dan Jira pun berlari dengan semangatnya yang berapi-api, dan Mina bersiap dengan serangan jarak jauhnya.

Pemandangan di sana seperti perang, mereka semua berbarengan untuk saling menyerang,

"YAAAAAAAAA"

Teriakan mereka, yang bersemangat, sambil berlari ke arah monster babi-babi itu.

Monster babi itu melompat, juga Hans dan Jira melompat, sementara Mina mengarahkan tongkatnya dari jarak yang cukup untuk menyerang para monster babi.

Gigi taring babi itu, berbenturan dengan senjata mereka, saling menahan serangan satu sama lain.

Jira : "Hans kekuatan monster ini lebih kuat!" (sambil menatap ke arah Hans).

Jira yang menahan gigitan taring besarnya, mencapai batas dari kekuatannya, tiba-tiba Mina berteriak dengan keras.

Mina : "Minggir kalian!!" (tembakan pun diluncurkan dari tongkat sihir yang Mina gunakan, ke arah monster babi itu).

Hans, dan Jira menyingkir, pada waktu yang tepat.

Tembakan itu, mengenai 2 sekaligus, babi itu pun terpental jauh, namun monster babi-babi itu kembali berdiri, seolah-olah itu serangan yang tidak akan bisa membunuhnya.

Dan monster babi, yang lainnya kemudian menyerang, membabi buta menyerang, Hans dan Jira tanpa ampun.

Hans dan Jira dengan senang hati melayani serangan mereka.

Mereka bertempur dengan sengit. Jira, lalu meluncur ke tanah masuk ke celah tangan dan kaki babi itu, lalu dengan cepat menggerakkan pedangnya di atas babi itu membelah perutnya.

''Sreeeet''

Perut babi itu, mengeluarkan darah yang membanjiri mukanya, lalu monster babi pun lalu terjatuh di hadapannya.

Jira yang tidak menyangka menumbangkan satu monster babi itu, dengan bangganya memamerkan apa yang baru saja terjadi.

Jira : "Wooaaah, ini sih keren".

"Apa kalian melihatnya".

Jira, yang senang membunuh satu monster babi tersebut, kemudian monster babi lainnya tidak menyia-nyiakan yang datang menyerangnya dari depan, ketika Jira sedang lengah.

Mina : "Awas bodoh".

Mina yang berteriak memperingati Jira.

Kemudian, terdengar suara sabitan belati yang membabi buta, datang dari atas udara Hans dengan kecepatannya, mencabik-cabik babi itu.

''Sring, sing, sing.''

Monster babi itu tumbang dengan sayatan-sayatan dari belati Hans.

Jira : "Sialan. Babi jelek itu, hampir, saja membunuhku!"

Hans : "Sebaiknya, kamu fokus bodoh!"

Mereka berdua pun, bersiap-siap lagi untuk monster babi yang berikutnya.

Hana yang melihat dengan khawatir kepada mereka bertiga, lalu bertanya kepada Ayahnya.

Hana : "Apakah mereka bisa mengatasinya Ayah?''

Jack : "Tentu saja".

Jack pun menjawabnya dengan nada yang percaya diri.

Dua babi datang menyerang ke arah Hans dan Jira, sedangkan Mina menyerang dengan leluasa di belakang. pertarungan itu sangat sengit mereka saling jual beli serangan. Ketika Hans dan Jira sibuk dengan pertempuran, dua babi lainnya tidak membiarkan Mina menyerang begitu saja dengan leluasa.

Mina : "Jangan remehkan aku babi sialan!"

"Hancurlaaaaah".

Tembakan dari tongkat sihirnya terus menerus mengeluarkan ledakan.

"Hancurlah kalian, hancurlah, hancurlah, hancurlah".

Mina yang terlalu banyak menghabiskan energi, kini nafasnya terengah-engah.

Dua monster babi itu menahan serangan dari Mina, namun masih bisa bertahan, mereka kembali berdiri sambil menyeringai marah, ledakan itu hanya menyebabkan luka di permukaan kulitnya.

Kali ini Kedua monster babi pun, dengan marah meloncat, menyerang dengan ganas ke arah Mina.

Jira, dan Hans yang dibuat sibuk, oleh monster babi lainnya, melihat ke arah Mina. Dan berteriaaak.

"Lari Minaaaaaaa"

Mina dengan kondisinya yang lelah, hanya berdiri ketika monster babi-babi itu menyerangnya, dan tersenyum sambil mengerahkan tongkat sihirnya kepada monster babi-babi itu.

Mina : "Aku tidak akan lari, aku akan menghancurkan monster jelek itu".

Mina memusatkan energinya kepada sihir di tongkatnya, kemudian menutup matanya.

Mina : ''Ayo, aku bisa!'' (Dalam hatinya).

Jira yang melihatnya pun khawatir.

Jira : "Bodoh, apa yang kau lakukaaaan".

Ketika Mina membuka matanya perlahan, dua monster babi itu, sudah berada di udara tepat di depannya.

Mina : "YAAAAAAA, hancurlaaaaaaah!!!!!!"

Tongkat itu tepat di muka kedua babi itu.

"BOOOM"

Ledakan besar dari ledakan yang sebelumnya .

kedua babi itu terpental ke atas atap langit, sampai tersangkut di atap langit.

Mina, lalu terduduk lemas, menghembuskan nafasnya yang tidak beraturan.

Jira dan Hans pun, terkejut dengan kekuatan ledakan itu.

Hana, yang melihatnya.

Hana : "Wooaaah hebaaat. Itu adalah ledakan yang keren, bahkan aku pun belum tentu bisa mengeluarkan ledakan seperti itu, Ayah".

Jack : "Tapi dia menghabiskan seluruh energinya ke ledakan itu, mungkin dia tidak bisa bertarung lagi".

Hana : "Ayah, apakah, aku boleh mereka?"

Jack, hanya menatap Mina yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Monster babi tahu bahwa Mina sudah tidak punya kekuatan lagi untuk melawan, tanpa menyia-nyiakannya, monster babi itu menyerang dengan cepat ke arah Mina.

Mina yang kehabisan energi, tidak bisa menghindarinya. Mina hanya pasrah menutup matanya ketika diserang monster babi itu.

Hana : "Menyebarlah"

Mina yang terkejut ketika membuka matanya, di sana terlihat cahaya-cahaya yang menyinari di dekatnya, sekumpulan kelopak bunga yang sangat banyak, menahan serangan monster babi tersebut.

Mina : "Apa yang terjadi?"

"Apa?.. bukankah itu kelopak bunga?"

Setelah monster babi itu gagal menyerang Mina, Lalu kelopak bunga yang menyebar secara acak, mencabik-cabik, tubuh monster babi itu, seperti pisau yang tajam.

Monster babi itu pun tumbang, jatuh ketanah.

Mina : "Wah keren"

Mina yang memuji kemampuan jurus yang di keluarkan Hana

Kemudian, Hans yang sedang bertarung dengan monster babi, kesulitan dengan taring tajamnya, yang berusaha terus menggigitnya.

Ketika monster babi itu mengenainya, Hans berusaha menahan dengan menggunakan kedua tangannya, sampai belatinya terjatuh dan berteriak kesakitan.

Tiba-tiba Jira datang, meloncat di udara, menebas kepala monster babi itu, sampai kepalanya jatuh bergelinding.

Monster babi itu kemudian melepaskan gigitannya dari tangan Hans.

Hans, dengan marah mengambil belatinya yang terjatuh, lalu menyerang babi yang lain dengan tubuhnya yang bergerak dengan lincah, mengecoh dan naik ke pundak monster babi itu, lalu menusuk membabi buta dengan belatinya.

Sisa dari monster babi itu pun mulai ketakutan, Hans dan Jira saling menatap

dengan senyum kecil.

Hans dan Jira lalu berlari ke arah monster babi yang tersisa.

Hans, mencabik dengan cepat, sedangkan Jira menebasnya secara bergiliran.

Akhirnya moster babi itu pun, dikalahkan.

Hans terbaring, mengatur nafasnya, yang kelelahan, tangan kirinya yang terluka pun mengeluarkan banyak darah.

Jira pun, sama duduk terbaring ke sisi tembok.

Jack yang dari tadi memperhatikan mereka bertarung, memuji hasil kinerja mereka.

Jack : "Kerja bagus"

"Cukup buat hari ini!"

"Nanti, kita akan masuk lebih dalam lagi".

Hans : "Apa? Ini semua belum berakhir?"

"Apa, di dalam sana ada banyak monster seperti ini?" (yang bertanya kaget)

Jack : "Tentu saja ini baru permulaan".

Lalu Hans teringat gerbang iblis yang pernah dilihatnya sebelumnya, gerbang ini kecil dibandingkan dengan yang pernah aku lihat sebelumnya, apakah semua monster iblis begitu kuat.

Jack pun, mengambil sesuatu dari mayat, monster babi-babi itu,

Hans : "Apa itu? yang Paman, ambil?" (Hans, yang bertanya dengan penasaran).

Jack : "Ini adalah sebuah batu kristal sihir, batu kristal sihir ini keluar apabila, jika sudah terbunuh, sudah jarang sekali yang bisa mendapatkan batu sihir ini karena tidak sembarang orang yang bisa masuk ke dalam gerbang iblis".

"Apa fungsi batu sihir itu Paman?"

"Batu sihir ini seperti berlian, kita akan menjualnya"

Setelah mengambil semua batu sihir itu, mereka semua keluar dari gerbang iblis itu.

"Woah sudah malam"

***

Pada malam hari di pusat ibu kota, gerbang kerajaan terbuka, terlihat sebuah kereta kuda, yang dikawal oleh penjaga dan beberapa ksatria.

Lalu, penjaga yang ditugaskan untuk menjaga gerbang menoleh kepada salah satu ksatria tersebut.

"Bukankah itu, Reno, dari divisi kalajengking?"

Kemudian, orang di sebelahnya, meresponnya.

"Benar, dia adalah Reno salah satu, ahli pedang terhebat, dia merupakan ksatria tingkat kelas A".

"Semua orang sudah tahu kehebatannya, dia merupakan ksatria yang sangat kuat!!"

Di dalam kereta tersebut ada seorang bangsawan beserta anaknya.

"Sialan gara-gara organisasi sialan itu, aku jadi tidak bebas melakukan hobiku".

"Para ksatria itu kerjanya ngapain saja sih, aeeghh"

"Kenapa mereka belum menangkapnya"

Kemudian, anaknya yang duduk di sampingnya bertanya.

"Äyah apakah aku akan mendapatkan boneka lagi hari ini"

"Tentu saja nak" (bangsawan itu, tersenyum menjawabnya).

Mereka pun pergi...

Lalu tiba-tiba di tengah perjalanannya ada seorang laki-laki berpakaian lusuh menghampiri mereka.

"Tolong berikan aku sedikit makanan, Pak!"

"Aku, sudah berhari-hari, tidak memakan apapun".

Para pengawal itu tidak menjawabnya malah mengeluarkan pedang mereka, mereka bersiap-siap jika itu adalah organisasi yang di takutinya

Kemudian, bangsawan itu, membuka jendela kereta kudanya.

"Kenapa kalian berhenti?"

Reno yang berada di sampingnya menjawab.

"Maaf, Tuan, ada seseorang yang menghalangi jalan kita"

"Apa katamu?"

"Cepat bereskan!!"

Bangsawan itu mulai khawatir.

Kemudian pengawal itu bertanya kepada lelaki berpakaian lusuh itu.

"Hei pergilah!!"

Pengemis pun tidak mendengarkan, dia malah bersikukuh menghalangi jalan.

"Kumohon Tuan, beri aku sedikit makanan saja!"

Reno memberitahu bangsawan itu dengan berbisik.

"Kupikir dia hanya pengemis Tuan"

Bangsawan itu tersenyum lega, kemudian turun dari kereta kudanya bersama dengan anaknya

"Bagaimana nak, apakah kamu menyukainya?"

"Aku tidak suka dia, Ayah, dia bau, dan sangat kotor!"

Kemudian bangsawan itu mengambil sebuah pistol, di samping pinggangnya.

"Oi, pegang dia"

Bangsawan itu menyuruh menahan pengemis itu, dan Para pengawal pun menuruti perintah dari bangsawan itu, dengan memeganginya dengan kedua tangannya, sehingga pengemis itu tidak bisa bergerak sama sekali.

Bangsawan itu mengeluarkan sesuatu dari pinggang sampingnya yaitu sebuah senjata pistol dengan desain dan menodongkan pistolnya, ke arah pengemis itu, yang membuat pengemis itu terkejut.

"Apa-apaan ini, aku hanya ingin meminta sedikit makanan!"

"Tolong, ampuni saya Tuan"

Pengemis itu, memberontak ketika tangannya di tahan oleh kedua pengawalnya, dan berlutut, meminta ampun untuk hidupnya.

Kemudian, anak di sampingnya berbicara kepada Ayahnya.

"Ayah, apakah aku boleh mencobanya?"

"Tentu saja nak" (dengan senyum jahatnya)

Bangsawan itu, memberikan pistolnya, kepada Anaknya.

Anaknya, kemudian tersenyum sinting, menatap, muka pengemis itu, dan mengangkat, pistolnya perlahan, sampai tepat di keningnya.

Doooorrrrrrr!!...

Dalam sekejap, pengemis itu mati, terbaring di tanah, dengan lubang dikepalanya.

Reno, dengan wajah kagetnya, melihat bagaimana, pengemis itu terbunuh.

"Kenapa?.. Apa kau belum pernah lihat seseorang terbunuh?" (Seolah-olah menjawab ekspresinya).

"Bereskan mayatnya dan berikan pada anjing-anjing itu!"

Anjing-anjing itu menggonggong tidak sabar, menahan rasa lapar, sampai air liurnya, mengalir ke tanah.

kemudian pengawal itu, melepaskan anjing-anjing yang kelaparan, dan anjing-anjing itu memakan mayat pengemis itu dengan kejam.

Bangsawan dengan seluruh pengawalnya, pergi melanjutkan perjalanannya.

***

Setibanya di desa, semua warga menundukkan kepalanya, tanda memberi hormat kepada bangsawan itu dan bersorak.

"Tuan, tolong bawa aku" (semua orang, berteriak meminta kepada bangsawan itu).

Lalu seseorang di kerumun itu mengenal salah satu, ksatria yang sedang mengawal.

"Bukankah itu Reno?"

"Benar dia adalah Reno, yang terkenal dengan pedangnya"

"Woaaah benar itu Reno?.. Dia adalah kesatria tingkat A"

Semua warga, menatap tertuju ke Reno. Sontak keadaan menjadi semakin ricuh, semua orang meneriakkan namanya berulang-ulang kali.

Bangsawan itu menunjukkan ekspresi ketidak sukaannya dengan kepopuleran Reno.

"Sialan, si Reno itu, bisa-bisa aku kalah pamor, gara-gara membawanya." (dalam hati bangsawan itu).

Bangsawan itu, kemudian, turun, untuk menyapa para warga, lalu berbicara di tengah-tengah para warga berkerumun.

"Mohon perhatian!!"

Suasananya menjadi hening, bangsawan itu melanjutkan perkataannya.

"Karena aku, sedang membutuhkan banyak tenaga kerja, hari ini aku akan membawa banyak orang!"

"Aku akan memilih orang-orangnya"

Ketika bangsawan itu selesai berbicara, semua orang berteriak riang.

"Bawa saya Tuan, ku mohon!!.."

Suara bergemuruh dari berbagai arah..

Bangsawan itu pun, beserta anaknya memilih orang-orang, di desa itu.

Dua puluh orang pun dipilih, mereka yang terpilih tak bisa menahan rasa bahagianya dan mereka tidak berhenti untuk mengucapkan terima kasih kepadanya.

"Baiklah untuk kalian yang tidak terpilih, dimohon untuk bersebar, aku berjanji untuk memberi kalian kesempatan lain kali!"

Lalu, bangsawan itu pergi meninggalkan desa untuk menuju, pusat kerajaan.

Dalam perjalanan pulang mereka, dari kejauhan ada dua orang misterius, memakai jubah yang sama dengan topeng berbeda, terlihat seperti lambang bintang aries, dan satu orang lagi memakai topeng berlambang aquarius, kemudian dua orang itu berjalan menghampiri mereka, kendaraan kuda pun berhenti.

Bangsawan itu membuka jendelanya.

"Ada apa?.. kenapa kalian berhenti lagi?"

Salah satu dari pengawal itu, memberitahunya.

"Maaf tuan ada dua orang yang mencurigakan menuju ke arah kita"

Bangsawan pun menengok, dari sisi jendelanya, melihat dua orang misterius itu, dalam hati bangsawan itu berbicara

"Sialan!!!.. Apakah mereka, orang-orang dari organisasi itu?"

"Untungnya, aku sudah mengantisipasinya dengan membawa si Reno"

"Reno, bisakah kau mengatasinya?"

"Tenang saja Tuan, saya sudah berjanji, untuk melindungimu!"

Reno, dengan percaya diri menghampiri, kedua orang misterius itu.

"Berhenti!!!"

Namun kedua orang itu, tetap berjalan ke arahnya.

"Kubilang berhenti!!" (berteriak lantang).

Kedua orang misterius itu tidak memperdulikannya.

"Sialan.."

"Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan di sini?"

Semua pengawal mengeluarkan semua senjatanya bersiap apapun yang terjadi.

Kemudian, salah satu, kedua orang misterius itu, berbicara kepada Reno dengan nada datarnya.

"Tujuan kita, adalah sampah yang ada di kendaraan itu, jika kalian melindunginya aku tidak bisa menjamin keselamatan kalian"

Reno, menjawab pria misterius itu, dengan percaya diri.

"Kurasa aku tidak bisa membiarkannya, apakah kalian, tidak tahu siapa aku?!"

"Aku, adalah kesatria kelas A dari divisi kalajengking!"

"Berhentilah, bicara omong-kosong, dan menyingkirlah!"

Orang berjubah itu, tetap berjalan tidak memperdulikan, Reno, yang berada di depannya.

Sedangkan dua puluh orang dari desa yang di bawa bangsawan itu mempertanyakan apa yang terjadi.

"Ada apa?"

"Dua orang itu sepertinya ingin menyerang kita"

"Tidak usah khawatir kita mempunyai Reno"

"Benar, dua orang itu sudah gila, berpikir bisa menang melawan Reno"

Mereka pun dengan lega berpikiran Reno akan melindungi mereka dengan kekuatannya yang berada di tingkat kelas A.

Reno, pun memberi perintah kepada yang lainnya.

"Baiklah, jika itu keinginan kalian, aku tidak mempunyai pilihan"

Reno pun memerintahkan kepada pengawal yang lainnya.

"Serang mereka"

Para pengawal, menyerang menggunakan pedang dan pistol.

Peluru pun bertebaran, diudara.

Dalam serangan beruntun, dari mereka, pria berjubah satunya dengan topeng Aries, mengatakan kepada temannya yang bertopeng Aquarius.

"Kau jangan ikut campur! Biar aku yang mengatasinya".

"Pedangku, sudah haus, ingin membunuh, para sampah ini!"

Lalu pria bertopeng Aquarius itu, mengayunkan tangannya ke atas, dengan sekejap membuat peluru-peluru itu terhenti dan terjatuh ke tanah.

"Cepatlah!"

"Jangan membuatku menunggu lama".

Pria bertopeng Aquarius itu, berkata kepada orang yang bertopeng Aries.

Aries : "Kalau cepat tidak akan seru, aku akan bersenang-senang".

Aquarius : "Pokoknya lakukan dengan cepat, aku tidak mau membuang waktu banyak dengan para sampah itu"

Dari dalam kuda kereta anak dari bangsawan itu berkata kepada Ayahnya

"Ayah apakah aku boleh memelihara mereka?"

Bangsawan itu menjawab dengan senyum mengerikannya.

"Tentu saja kita akan menjadikan mereka bagian dari bonekamu"

Kemudian Bangsawan itu berteriak kepada orang-orang pengawalnya.

"Apa yang kalian lakukan cepat atasi mereka"

"Kalian jangan sampai membunuhnya, aku akan menjadikan mereka boneka huahuahua" (tertawa sinting),

Ketika peluru-peluru itu tidak mempan melawan mereka, Reno pun memerintahkan orang-orangnya menyerang langsung kepada mereka berdua.

Dengan cepat pria berjubah Aries itu, bergerak membunuh semua pengawal satu per satu yang menyerangnya.

Bangsawan itu terkejut melihat aksi orang bertopeng Aries tersebut, dan dua puluh orang di belakangnya sangat ketakutan.

Melihat orang-orangnya tumbang satu per satu, dengan penuh amarah, Reno mengeluarkan sebuah pedang, yang dia simpan di pinggangnya, dan menancapkan pedang itu ketanah.

"Pedang, jawablah aku"

Aura biru, dengan hawa yang mengerikan, keluar dari pedang itu, dan perlahan menyelimuti seluruh tubuhnya

Dua puluh orang pun kembali lega ketika melihat kekuatan yang Reno tunjukkan.

"Itu adalah kekuatan kesatria tingkat A".

"Woaah luar biasa"

Angin pun berhembus kencang tidak beraturan yang berhembus di sekitarnya.

Reno, mengambil pedangnya dan menyerang ke arah orang Aries.

Pria Aries itu pun sudah bersiap, melakukan serangan kepada Reno dengan pedangnya.

"Sriiing"

Adu pedang pun tak terhindarkan.

Reno, menengok ke arah pria itu dengan perlahan, dan bertanya pada pria itu dengan nada yang terbata-bata.

"Si-siapa ka-kalian sebenarnya?"

Pria Aries itu, mengabaikan Reno, dan melanjutkan berjalan ke arah bangsawan itu

Kemudian, leher Reno, mengeluarkan darah, kepalanya terputus dengan tubuhnya yang jatuh ke tanah.

Dua puluh warga yang melihatnya pun tercengang, melihatnya.

Mereka belum bisa percaya, bahwa hal ini adalah hal sangat mengerikan, seorang ksatria kelas A dengan mudah dikalahkan.

Sisa dari pengawal-pengawal yang masih hidup berusaha menyelamatkan diri mereka, namun sayang pria bertopeng Aries itu tidak membiarkannya begitu saja, membunuh mereka dengan sangat mudah sampai tidak ada yang tersisa.

Bangsawan pun panik, bernafas dengan tidak karuan. Keringatnya, bercucuran.

"Ayah apa yang sedang terjadi di luar sana".

Ketika anaknya bertanya kepada Ayahnya yang sedang ketakutan.

Kini kendaraan yang dinaikinya, terdengar sabetan pedang, yang membuat atap kendaraannya terbelah.

Kemudian bangsawan itu sudah bisa melihat dengan jelas pria bertopeng Aries itu sudah ada di hadapannya.

"Kau, kau bajingan!"

Bangsawan itu menatap pria bertopeng Aries, dari tempat duduknya.

Darah keluar dari lehernya kemudian kepalanya merosot jatuh di hadapan anaknya

''Ayaaaaaah!!'' (Anak itu lalu menjerit histeris melihat kepala Ayahnya yang terjatuh).

Pria bertopeng Aries, datang perlahan kepada anak itu, yang sedang menangis ketakutan.

"Aku, akan menjadikanmu bonekaku!" (tersenyum sinting).

Lalu sebuah, pedang tertancap, tepat dijantungnya.

Aries : "Misi selesai"

"Ayo pergi"

Lalu dua pria misterius itu, hilang dalam sekejap.

Dua puluh orang warga yang tidak tahu apa-apa, dengan ketakutan yang sangat luar biasa, akhirnya bisa bernafas dengan lega ketika 2 pria misterius itu pergi.