Chereads / Legendary the Devil Knight (Indonesia) / Chapter 10 - Chapter 10 - Api Unggun (Cerita Malam)

Chapter 10 - Chapter 10 - Api Unggun (Cerita Malam)

Hans yang masih termenung, setelah apa yang baru saja terjadi.

Lalu Hana menghampirinya.

Hana : "Hans apa kau baik-baik saja?"

"Hans?"

Namun tidak ada jawaban dari Hans dengan ekspresinya yang kosong.

"Yaaarrrgh Haaans!!"

Hana berteriak memanggilnya, sambil menggeplak kepala belakangnya dengan keras.

Hans : "Awggrh sakit"

"Huh"

Hans, sontak langsung menengok ke arah Hana.

"Yaaarrgh, kenapa kau tidak memakai pakaianmu dulu!!" (sambil menutup matanya).

Hana : "Huft, syukurlah"

Bernafas lega setelah melihat keadaannya baik-baik saja.

Lalu Hans yang tidak menerima begitu saja, bicara dengan nada tinggi, sambil membuka matanya yang di tutup.

Hans : "Syukur kepalamu!"

"Apa kau tidak lihat aku baru saja hampir mati!!"

Hans dengan sontak melihat tubuhnya, yang hanya memakai pakaian dalam saja.

Hana : "Apa yang kau liat, Hans?"

"Beraninya, kau!!"

"Plaaaak"

Lalu benjolan besar yang berasap muncul perlahan di kepala Hans.

Hana : "Aku sudah muak disiksanya"

"Haruskah aku membunuhnya di sini"

Hana pun pergi, meninggalkan setelah memakai pakaiannya.

Hans : "Yaargh, Hana kau mau kemana?

Hana : "Tunggu, sebentar"

Sambil memungut kayu-kayu yang berserakan.

***

Jack yang menunggu di luar rumah, melihat dari kejauhan Jira dan Mina yang sudah kembali.

Jira : "Paman, aku tidak menemukan mereka"

Jack : "Apa kalian sudah mencarinya ke semua tempat di daerah ini?"

Jira : "Sudah paman, tapi tidak ada seorang pun yang terlihat"

Mina, mencolek Jira, dan berbisik pelan kepadanya.

Mina : "Mengapa kau berbohong?"

Jira : "Kenapa kau tidak mengatakannya, langsung kepadanya"

Setelah mendengar itu, kekhawatiran Jack meningkat.

Jack : "Aiirrgssh"

"Kemana perginya anak-anak berandal itu!"

"Apakah terjadi sesuatu kepada mereka berdua?"

Pikiran Jack langsung mengarah orang bayangan yang bersembunyi di balik pohon sedang mengawasi rumahnya pada saat malam waktu di mana Hans mendapat luka yang parah.

Jack : "Jangan-jangan!!"

"Ah, aku harus memeriksanya sendiri"

"Kalian tunggu di rumah jangan kemana-mana"

"Aku, akan mencari mereka"

Mina memberanikan diri, mengatakannya kepada Jack.

Paman sebenarnya ada satu tempat yang belum kita periksa.

Jack : "Hah?"

Jack, menoleh ke arah mereka berdua.

"Apa maksudmu?"

Mina : "Ketika aku dan Jira mencari mereka, ada satu hutan yang sangat menyeramkan kami pun tidak berani melangkah masuk ke dalam sana, karena kabut tebal yang menutupinya"

Jack : "Ah, Mirosa!"

"Kenapa aku tidak kepikiran tempat itu"

***

Malam dengan langit yang dipenuhi bintang-bintang, dan Hana mengumpulkan kayu-kayu yang di tumpuk membentuk kerucut.

Hans : "Hana cepat, aku sudah tidak kuat lagi menahan rasa lapar dan kedinginan ini"

Hana : "Apa kau tidak lihat, aku sadang apa!!"

Hans : "Kenapa kau, membentakku"

Hana : "Aiiirgh anak ini!"

Sambil berjalan ke arah Hans, dengan muka gelapnya.

Hans : "Baiklah-baiklah, aku akan diam."

Setelah Hana berhasil menyalakan api anggun yang dibuatnya.

Hans dengan wajah riangnya, menikmati kehangatan di dalam dirinya.

"Woaaah, luar biasa"

Hans dan Hana tanpa banyak basa-basi lagi, memanggang ikan-ikan itu ke dalam api unggun, bau ikan panggang itu sudah menusuk ke dalam hidung mereka, sampai mereka menelan ludah, tidak sabar untuk menyantap ikan panggang.

Hans : "Oh ya, bagaimana kau bisa mengalahkan ikan-ikan itu?"

Hana : "aku tidak mengalahkannya."

Hans : "Hah? Maksudmu?"

Hana : "Ketika aku melihatmu sedang dalam bahaya, mereka (mosnter ikan) meloncat-loncat".

"Aku tersadar bahwa mereka tidak berniat untuk menyerangku, entah kenapa, sepertinya mereka sedang menyambut seseorang".

Kemudian Hana menceritakan saat kejadiannya.

Pada saat ikan monster itu meloncat-loncat dari berbagai arah Hana melihat Hans yang sedang dalam bahaya. Hana mencoba menepi ke daratan, namun ikan-ikan besar itu terus meloncat, membawa Hana ke udara, yang membuatnya tenggelam ke dalam air. Hana berusaha menyelam melewati ikan-ikan besar itu, namun hasilnya sama. Hana, mengapung ke udara lagi, kemudian menenggelamkannya lagi.

"Sialan bagaimana cara aku melewatinya!!"

Kemudian Hana menyadari bahwa ikan-ikan ini tidak bermaksud menyerangnya.

"Aku harus mencobanya!"

Hana lalu memanfaatkan ikan-ikan itu untuk menjadikannya batu loncatan, Hana meloncat di udara ketika ikan muncul dari bawah air, membawanya ke udara.

"Sudah kuduga!"

"Kenapa mereka muncul tiba-tiba, aku baru pertama kali melihat jenis ikan seperti ini!"

"Ah, aku tidak peduli"

"Sekarang waktunya menyelamatkan dia!"

ketika Hana terhantam jauh ke udara, sudah ada ikan yang menyambutnya lagi dari bawah air. Hana meloncat-loncat dengan indah yang akhirnya membawanya ke tepi daratan, Hana langsung berlari ke arah Hans.

Hana : "Itulah akhirnya aku bisa menyelatkanmu."

Hans : "Itu kan gara-gara kau!"

"Yang mengajakku ke tempat seperti ini!"

Hana : "Aku tidak tahu, Night Monkey itu akan menyerangmu!"

"Biasanya ketika aku dan Ayahku kesini mereka (Night Monkey), hanya melihat saja dari kejauhan, aku tidak tahu mereka memangsa yang lemah."

Hans : "Sialan kau Hana!"

"Jika saja kondisiku, sudah membaik."

"Aku pasti mengalahkan mereka dengan mudah!"

Hana yang sedang asyik membakar ikannya, menghiraukan yang Hans bicarakan.

Hans : "Hana sialan apa kau tidak mendengarkanku!"

Setelah ikan-ikan itu sadah matang, mereka tanpa segan memakannya dengan lahap, menghiraukan semua di sekitarnya. Hans sampai terkaget oleh rasanya.

Hans : "Aku sudah mencoba ikan seperti ini"

"Tapi kali ini, rasanya berbeda"

"Apakah karena ikan ini enak, atau gara-gara aku yang baru saja hampir mati"

Hana pun, tertawa mendengarnya.

Tulang ikan pun berserakan di tanah.

Hans : "Woaaah kenyaaang" (sambil memegang perutnya yang sudah membesar).

Kemudian Hana duduk jongkok di hadapan Hans.

Hana : "Mana sini biar kulihat lukamu"

Tangan Hans mendapat luka baru, dari Night Monkey yang berusaha menggigitnya, namun meleset kini menjadi luka goresan ditangannya, dan luka yang berada di kakinya mulai terbuka lagi.

Kemudian Hana memegang tangan Hans yang terkena luka.

Hans : "Awrrgh pelan-pelan" (Menjerit kesakitan).

Hana mengambil sesuatu di kantong kecilnya yang di simpan pinggang kanannya.

Itu adalah sebuah benda berbentuk tabung kecil, yang di desain untuk menyimpan obat salep yang bisa menyembuhkan luka luar, mencegah terjadinya infeksi, obat itu bermana Bactacin.

Hana pun membuka obat salepnya, dan mengoleskan ke tangan serta kaki Hans yang terluka.

Hans : "Aku tidak merasakan apapun Hana"

Hana : "Efeknya belum aktif bodoh!!"

Hans : "Oh, begitu"

"Terima kasih Hana"

Setelah Hana selesai mengobati luka Hans, kemudian dia duduk di sebelahnya, dan bertanya kepada Hans.

Hana : "Oh iya aku penasaran kenapa kalian bisa tinggal bersama, apa kalian memang saudara?"

Hans : "Maksudmu Jira dan Mina?"

Kemudian Hana mengangguk.

Hans : "Aka akan menceritakannya, jika kau memaksa."

Hana : "Aku sama sekali tidak memaksa Hans"

Hans : "Baiklah aku akan menceritakannya, aku mulai dari mana ya" (Menggaruk kepala belakangnya).

"Sebenarnya aku tidak begitu ingat, tiba-tiba saja aku, tumbuh begitu saja bersama mereka, seperti di telan waktu"

"Yang aku ingat ketika aku bertemu Mina pada saat pertama kali, dia terbaring di jalanan, sedang membawa roti kotor di tangannya"

Kemudian Nenek membawanya ke rumah.

"Mina tidak sadar selama beberapa hari"

"Aku tidak tahu apa yang terjadi kepadanya."

"Ketika Mina sadar, Nenek menanyakan apa yang terjadi padanya"

"Mina membisu, tidak berkata apapun"

"Entah kenapa, mungkin sepertinya itu terlalu berat baginya"

Hana : "Apa kau tidak tahu kenapa?"

"Aku takut menyinggung perasaannya, aku hanya bisa menghiburnya pada saat waktu itu"

Hana : "Bagaimana dengan keluarga mereka?"

"Apa kau mengenalnya?"

Hans : "Aku pernah bertanya kepada mereka"

kemudian Hans menceritakannya.

Pada malam hari, di sebuah kamar, Hans, Jira dan Mina, yang bersiap untuk tidur, sedang menatap ke atas atap ruangan, lalu bertanya kepada mereka berdua.

Hans : "Apa kalian sudah tidur?"

"Belum"

Mina dan Jira pun menjawabnya.

Suasana pun menjadi hening sebentar, tiba-tiba Hans bertanya lagi.

Hans : "Apakah kalian mengenal orang tua kalian?"

"Maksudku orang tua yang sesungguhnya"

Mina pun menjawabnya, sembari memejamkan matanya.

"Aku tidak mengenali kedua orang tuaku, namun pamankulah yang mengurusku, tapi dia menghilang entah kemana"

Kemudian wajah Jira menjadi kesal.

Hans : "Jira, bagaimana denganmu?"

Jira : "Aku tidak ingin membahasnya, karena aku tidak ingat sama sekali"

Sambil memalingkan wajahnya dan menyelimuti menutup mukanya.

Mina : "Aku tahu kau selalu menunggu seseorang di rumah lamamu"

"Apa kau yakin tidak ingin menceritakannya?"

Jira pun membuka selimutnya kembali.

Jira : "Aku mengingat orang tuaku"

"Saat perang besar terakhir yang di ceritakan Nenek, saat itu aku masih berumur dua tahun, Ibuku menyuruh kakakku untuk membawaku, bersembunyi di bawah rumah, tempat ayahku bekerja"

"Beberapa lama setelahnya, kakakku meninggalkanku sendirian di sana, dia menyuruhku untuk tetap diam menunggu Ibuku datang".

"Aku tidak ingat lagi apa yang terjadi, aku tidak bisa mengingat semuanya dengan umurku yang baru dua tahun pada saat itu".

"Pada saat itu, aku bertahan hidup di bawah rumah tempat ayahku bekerja, aku menangis sepanjang waktu di sana"

"Badanku terasa sesak, jadi aku tidak sadarkan diri dan aku tidak mengingat apa yang terjadi setelahnya"

"Aku sudah menunggu mereka, namun mereka tidak kunjung datang juga"

"Bagaimana denganmu Hans?"

Hans : "Aku sama seperti Mina."

"Tapi kadang aku penasaran, mengapa orang-tuaku, membuangku."

Mina : "Ya, itu sama seperti di pikiranku Hans"

"Apa kau akan mencari tahu Hans?"

Hans : "Aku tidak tahu".

Hans : "Itulah terakhir mereka membicarakan tentang mereka"

"Bagaimana denganmu Hana?"

Hana pun menjawab, dengan menghela nafas dan menatap bulan di malam hari.

Hana : "Ibuku meninggal setelah melahirkan aku."

"Itulah yang aku tahu satu-satunya dari ayahku"

"Ayahku tidak pernah membicarakan tentang ibuku"

"Tapi aku merasa dia selalu menjagaku".

"Aku tidak tahu kenapa"

Hans lalu tiba-tiba tersandar di bahu Hana yang sedang bercerita.

Hana : "Hans?"

"Anak ini malah tidur!"

"Oi Hans?"

Kemudian Hana memindahkan kepalanya, ke pangkuannya dan melihat wajahnya yang tertidur dengan pulas.

Hana : "Bagaimana dia bisa tidur dalam situasi seperti ini"

Membelainya secara halus.

***

Jira dan Mina yang sedang menunggu kepulangan mereka, namun dengan bingung di sana hanya ada Paman Jack, yang tidak membawa Hana dan Hans, Jira pun bertanya.

"Paman apakah kau menemukan mereka?"

Jack : "Mungkin" (Sambil menggaruk kepalanya).

Jira : "Hah, aku tidak mengerti?"

Mina : "Bagaimana sih"

Jack pun tersenyum sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

Jira : "Itu tanda berarti Paman sudah menemukannya bukan?"

"Lihat Paman, sudah tidak ada kekhawatiran lagi diraut wajahnya"

Mina : "Benar juga, tidak terpikirkan olehku"

Jira : "Bego sih"

Mina : "Sini berantem"

Jira : "Ayo"

"Aku tidak segan melawan wanita sepertimu"

Mina : "Kurang ajar kau"

Mina menjenggut rambutnya yang dibalas lagi oleh Jira.

Paman Jack yang tersenyum sambil mengingat apa yang terjadi.

Saat tiba di Mirosa, Jack melihat Hana sedang mengobati luka Hans, dan di sana Jack melihat mayat-mayat Night Monkey tang tersebar dimana-mana. dengan refleks Jack memanggil mereka, namun tiba-tiba suaranya terhenti setengah saat memanggilnya.

Hana : "Seperti ada suara yang memanggil"

Hans : "Mungkin itu perasaanmu saja"

Jack memperhatikan mereka berdua bersembunyi di balik pohon dan memutuskan untuk membiarkan mereka berdua, lalu pergi dengan keadaan tenang.

Jack : "Besok aku akan menghukumnya dengan berat" (sambil tersenyum).

***

Malam pun usai, api unggun yang sudah padam di telan waktu dan pagi mulai memberi cahaya yang menyinari wajah Hans, seolah-olah mengganggunya tidur, Hans pun membuka matanya yang terbangun di pangkuan Hana.

"Uwaaaah" (menguap).

"Sudah pagi"

Melihat Hana tertidur menunduk pulas. Hans, tidak tega membangunkannya, Hans pun memilih berjalan ke arah danau melihat pemandangan indah dengan bunga-bunga mawar yang melengkapinya.

"Indahnya"

Sambil mendekat ke permukaan danau serta membasuh mukanya dengan air, tiba-tiba saja Hans melihat riak di permukaan air, dengan ketakutan Hans berdiri sambil mundur ke belakang dengan wajahnya yang melongo.

Permukaan itu pun semakin beriak-riak, Hans yang panik terjatuh terduduk ke tanah.

"Ada apa dengan tempat ini"

Air pun mengudara seperti air mancur, tidak beraturan.

"Hanaaa!!!"

Hans yang panik memanggil Hana beberapa kali.

Air pun tiba-tiba menjadi tenang kembali, seperti kebohongan, lalu terdengar suara yang tidak asing lagi.

Hana : "Selamat pagi Hans"

Hana lalu berdiri di sampingnya dengan ketakutan.

Hans : "Apa kau melihatnya?"

Bertanya kepada Hana yang keadaannya masih kaget.

Hana : "Apa?"

Hana pun dengan bingung menjawabnya.

Hans : "Itu tadi, airnya bergerak ke atas"

Hana : "Aku tidak melihatnya"

"Mungkin kau berkhayal"

Hans : "Jelas-jelas aku melihatnya"

"Aerrrgh" (mengacak-ngacak rambutnya).

Kemudian Hans bertanya-tanya dalam hatinya.

"Apakah itu hanya khayalanku saja?

"Tidak, jelas-jelas aku melihatnya"

"Akgh siapa yang pedulilah"

Hana : "Ayo kita pulang Hans"

"Ayahku pasti sudah menunggu"

Hans pun membayangkan Paman Jack dengan muka marahnya.

Hans : "Aeerggh, ayo Hana."

Hana : "Kami pulang"

Hans : "Akhirnya aku pulang juga"

Jira : "Yaarrgh" (berteriak kepada mereka berdua).

"Kalian dari mana saja?"

Hans : "Telah terjadi sesuatu"

Mina : "Apa maksudmu?"

Kemudian Hans mencerikatan yang terjadi pada malam itu dengan hiperbola.

Jira : "Woaaah benarkah?"

Mina : "Kau mengalahkan mereka dengan kondisi seperti itu?"

Hana : "Apa yang kau katakan!"

"Aku yang mengalahkan Night Monkey itu!"

Hans : "Kita berdua Hanaa"

"Astaga"

Hana : "Ya sudahlah."

Mina : "Sudah kuduga, kau tidak mungkin mengalahkannya"

Hans : "Apa maksudmu Mina?"

"Tidak Hans"

Jack : "Oi, kalian sudah pulang!!" (dengan nada beratnya dan wajah gelapnya).

Suasana di ruangan itu pun, berubah menjadi menyeramkan.

Hans : "Pa-paman, aku bisa jelaskan!"

Hana : "Ayaah?!"

Hana pun dengan refleks meninggalkan ruangan itu dengan pelan-pelan

Namun Jack menghentikannya dengan menarik baju belakangnya.

Jack : "Mau kemana kau, hah!!"

"Kalian berdua"

"Aku akan menghukum kalian berdua."

"Tidaaaaaaaaak."

Hana dan Hans pun menjerit.