Hans, yang sedang menangis histeris dalam pelukan Jack, melepaskan pelukannya, dengan marah dan berlari.
Jack : "Woi, Hans, kau mau ke mana?"
Hans hanya berlari, menghiraukan Jack, tanpa menengok ke belakang, dengan perasaannya yang sedang kacau, seperti kehilangan pikirannya.
Jack : "Sialan, ini akan menjadi hari yang menyebalkan!" (sambil mengejarnya)
Hans, yang sedang berlari dengan hatinya yang berkabung, melihat seseorang yang tidak asing, ya itu adalah Mina, yang sedang panik, menangis, meminta pertolongan kepada orang-orang, namun orang-orang malah mengabaikannya.
Hans : "Minaaaaa!!" (Memanggil dari kejauhan).
Menoleh ke arah Hans, Mina langsung berlari menghampiri Hans, dengan refleksnya Mina memeluk Hans, dengan sangat erat sambil menangis.
Mina : "Hans, Nenek Hans!!"
Perasaannya yang bercampur aduk.
Hans : "Apa yang terjadi?"
"Jira mana?"
Mina yang menggelengkan kepalanya dengan tatapan sedih.
Mina : "Saat aku dan Jira pulang, melihat Nenek sudah tidak bernafas lagi Hans".
"Jira langsung berlari ke tempat para preman itu!"
"Aku sudah berusaha menghentikannya, Hans".
Kali ini, Mina, langsung duduk lemas di tanah, tidak bisa, berhenti menangis.
Hans mengusap kepala Mina dengan lembut, tanpa berbicara seolah-olah Hans mengatakan kamu sudah melakukan yang terbaik Mina.
Hans, tanpa bisa berpikir rasional lagi , berlari degan cepat menuju tempat Bima.
Jack : "Woi, bocah! Tunggu dulu!"
Jack, yang melihat situasi ini, lalu menggendong Mina di belakang pundaknya, dan mengejar Hans yang berlari seperti orang gila.
***
Di tempat markas Bima, Jira yang sudah babak belur, bercucuran darah hingga jatuh ke tanah, berdiri dengan perlahan, kemudian berjalan lagi dengan pelan ke arah Bima dengan kesadarannya yang mulai pudar.
Sedangkan Bima, dan anak buahnya menertawakannya.
Bima : "Sekarang, apa!?"
Bima, kemudian melayangkan lagi tinjunya lagi kepada Jira, sampai terlempar, terseret membersihkan tanah.
Keadaannya penuh dengan luka, mengeluarkan darah dari mulutnya, dengan wajah gelapnya, Jira berusaha kembali berdiri.
Jira : "A-aku, a-akan membunuhmu!'' (dengan suaranya datar dan terbata-bata).
Kemudian Hans, yang melihatnya, segera menahan Jira, yang masih ingin menghampiri Bima.
Bima : "Ha ha ha, kau masih hidup?"
"Apakah kau, sudah mengubur Nenekmu?"
Kemudian, tertawaan, anak buahnya, terdengar sangat keras.
Kemarahan Hans, tidak dapat terkontrol lagi, dengan mukanya yang gelap Hans berlari ke arah Bima, melayangkan tinjunya ke arahnya. Namun tinjunya, dengan mudah ditahan oleh Bima.
Bima : "Bocah ini, sudah tidak ingin hidup lagi!!" (dengan muka yang menyeringai).
Bertatap mata, kemarahan Hans, dengan tatapan kegelapannya.
Hans : "Aku akan membunuhmu! mungkin tidak sekarang, tapi aku berjanji!" (Bicara dengan nada datar).
Bima lalu dengan kekuatan, pada tinjunya, dengan cepat lalu melayangkannya tepat di muka Hans.
"BANG!.."
Hans, kemudian terlempar jauh, sampai menyeret tanah.
Darah pun keluar, membanjiri mukanya Hans.
Bima : "Kau bisa mencobanya, bocah sialan!!"
Kemudian Hans kembali berdiri berjalan perlahan ke arah Bima.
Bima : "Datang sini, Aku akan memberimu pelajaran lagi!!"
"BANG!.."
Pukulan kedua kalinya, dilayangkan lagi oleh Bima. Hans pun terbaring di tanah.
Kali ini Bima meloncat kearahnya, Hans yang sedang terbaring, melihat Bima sudah ada di udara tepat di atas posisi Hans terbaring.
Dengan kedua tangannya, Hans, yang menahan pukulan itu, berteriak kesakitan.
Bima : "Hahaha" (Bima tertawa senang, setelah Hans menjerit kesakitan).
Hans merasakan tangannya akan remuk setelah menahan tinjunya.
Bima berdiri di hadapan Hans yang sedang terbaring kesakitan.
Bima : "Bagaimana rasanya?" (Bima yang melihat Hans kesakitan).
Hans : "Aku akan membunuhmu, aku berjanji". (dengan tenaga yang tersisa, Hans berbicara suara pelan).
Bima, tidak segan lagi, melayangkan tinjunya, kali ini dia menggunakan kekuatan penuh, pada kepalan tinjunya.
Tiba-tiba saja serangan itu ditahan, dengan mudah oleh seseorang. ya, itu adalah Jack, yang datang tepat waktu, sedang menahan tinjunya.
Jack : "Bukankah kau sudah berlebihan?!"
Mina, lalu sambil menangis, membantu menyeret tubuh Hans dan Jira yang sedang terluka, menjauhkannya dari Bima beserta anak buahnya.
Bima berusaha melepaskan tangan Jack yang sedang menggenggam tangan Bima dengan kuat.
Bima : "Kau siapa? Ini bukan urusanmu!!"
Bima yang ketakutan merasakan kekuatannya dari genggamannya.
Kemudian Jack, melepaskan tangan Bima, yang membuat Bima mundur menjauh.
Bima : "Bunuh dia!" (Dia memerintahkan anak buahnya).
Anak buahnya lalu mengeluarkan berbagai senjata, siap menyerang Jack.
Jack dengan tenang, kemudian mengeluarkan aura besar dari tubuhnya, sambil berjalan ke arah Bima.
Setelah semakin mendekat, Bima yang panik menyuruh anak buahnya yang belum juga menyerangnya.
Bima : "Cepat goblok serang dia!!"
Bima yang merasakan kekuatan besar pada Jack, menoleh ke belakang, dengan muka kaget, Bima seolah tidak percaya, yang tidak pernah melihat Jack, menyentuh anak buahnya, mereka sudah dalam keadaan pingsan di belakangnya, dengan sekejap.
Bima : "Hah, apa yang terjadi?"
"Kapan dia melakukannya?" (Bima yang bertanya-tanya dalam hatinya).
Kemudian berbicara lagi kepada Jack.
"Hei, dengar, bosku adalah orang yang sangat kuat".
"Jika kau pergi sekarang kalian semua akan kuampuni!"
Saat Bima masih mengoceh, Bima pun terkaget, ketika melihat dua jari, sudah menyerang perutnya, dengan cepat.
Tubuhnya lalu merasa kesakitan luar biasa, Bima pun, terlempar jauh merusak sebuah dinding di belakangnya.
Bima yang masih terbaring, merasakan kesakitannya. Kini dikejutkan lagi, di depannya sudah ada Jack yang sedang berdiri di hadapannya.
Jack : "Aku tidak akan membunuhmu, tapi aku berjanji padamu, suatu hari aku tidak menjamin keselamatanmu!" (Jack, yang berbicara dengan tenang).
Bima : "Siapa, kau sebenarnya?" (dengan suara kesakitan).
Jack : "Aku hanya warga biasa, yang tidak tahan melihat situasi itu".
Lalu pergi begitu saja, meninggalkan, Bima, yang sedang terbaring.
Jack : ''Nak apa kau bisa berjalan?'' (bertanya kepada Mina).
Mina yang masih menangis hanya bisa mengangguk tanpa berbicara.
Kemudian, Jack, menggendong Hans, dan Jira yang tidak sadarkan diri."Ayo pergi dari sini"
Lalu Mina, pergi mengikuti Jack.
***
Di bukit tinggi dengan rumput yang hijau, di mana mereka, membuat pemakaman untuk Nenek Yunija. Mina, Jira, dan Hans duduk bersedih, mereka menangis tanpa henti.
Hans : "Nenek terima kasih sudah mau membesarkan kami"
"Semoga kau bisa tenang di sana"
Jack, dan Hana, yang membantu memakamkan, dan berduka. Kemudian, Hana, mencubit punggung ayahnya.
Jack : ''baiklah!'' (dengan nada yang males).
Tiga hari sebelum pemakaman, ketika Jira dan Hans masih tidak sadarkan diri.
Jack, menjelaskan apa yang terjadi di desa, kemudian Hana meminta sesuatu kepada Ayahnya.
Hana : "Ayah bisakah mereka tinggal Bersama kita?"
Jack : "Apa kau sudah gila!"
Hana : "Apakah, Ayah tega membiarkan mereka begitu saja?"
Jack, berpikir sejenak, sebelum mengambil keputusan. Setelah melihat insiden kemarin, apa yang baru saja terjadi.
Jack : "Tapi, Hana, kau tahu kita tidak bisa berbuat banyak untuk mereka".
"Aku akan melihat situasinya nanti"
Hana : "Aaaah Ayaaah, bukankah ayah selalu mengajarkanku arti, perbuatan baik!"
Lalu Jack, menempelkan jari telunjuknya ke arah dahinya, dengan tersenyum.
Di bukit di mana Nenek dimakamkan, Jack berjalan mendekat saat mereka sedang berduka lalu bertanya.
Jack : "Apakah kalian memiliki tujuan setelah ini?"
Mereka bertiga dengan kompak menggelengkan kepalanya, membuat Jack menggaruk kepalanya yang bimbang, karena Hana yang sedang menatapnya tajam akhirnya mengambil keputusan.
Jack : "Maukah, kalian tinggal bersama Paman?"
Mina : "Paman itu terlihat lebih kejam, apakah kita akan baik-baik saja?'' (Mina, berbisik kepada Hans, dan Jira).
Jack : "Aku masih bisa mendengar kalian!"
"Itu terserah kepada kalian aku tidak memaksa"
Mina : "Maafkan aku paman!" (Dengan refleks Mina langsung menundukan kepalanya).
Jira : "Paman, aku belum tahu namamu?"
Jack : "Aku, Jack Morgan! Kalian bisa memanggilku Paman". (Menjawab dengan nada datarnya)
''Baiklah Paman Jack!''
Kemudian Hana menghampiri mereka, dan menyapa mereka.
Hana : "Hai, aku Hana mari berteman yah". (dengan senyumnya)
Hana, sangat senang karena mempunyai teman pertamanya.
Lalu Jira dan Mina pun, memperkenalkan diri mereka.
Jack : "Jadi bagimana?"
Mereka bertiga saling bertatapan, tanpa keraguan mereka bertiga menganggukkan kepalanya kepada Jack.
Jack : "Tapi, ini tidak gratis!! Ada syarat, dan aturan sebelum kalian menyetujuinya!"
Lalu mereka bertiga bertanya.
Hans : "Apa, syaratnya Paman?"
Jack : "Aku akan memberitahu kalian besok setelah kalian istirahat"
"Ayo pergi, biarkan Nenek beristirahat dengan tenang"
"Nenek, tidak akan kembali meski kalian menangis terus di depannya".
"Baiklah"
Mereka bertiga pun mengikuti Jack dan Hans yang berjalan di depannya.
Saat mereka berjalan menuju rumah, Hans bertanya kepada Jack.
Hans : "Paman, aku berterima kasih, sudah membantu kami dan membuat pemakaman untuk Nenek".
"Bolehkah aku memintamu satu hal lagi?".
Jack : "Apa?"
Hans : "Paman, tolong ajari kita, agar menjadi kuat!"
Setelah mendengarnya Jack pun tersenyum.
Jack : "Tentu saja"
"Kalian akan menikmatinya"
Tiba di rumah mereka melihat sebuah rumah, jauh dari desa berada.
Ketika Mina melihat rumah sederhana dengan dua lantai, dan berada jauh dari desa tepatnya di tengah perhutanan..
Mina : "Ini apaan?"
"Apakah ini rumah Paman?"
Jack : "Kau tidak menyukainya?"
Jack menjawabnya dengan wajah yang menyeramkan
"Tidak Paman aku menyukainya.."
Jack : "Baiklah.. Hana, tunjukan kamar mereka"
Hans : "Tunggu.. maksudnya?"
"Apa kita satu kamar bertiga?
Jack : "Tentu saja"
Hans : "Aissssh"
Hana pun menunjukkan kamar mereka,
Hana : "ini kamar tidur tempat kalian, semoga kalian betah ya"
Hans : "Terima kasih Hana"
***
Di sebuah ruangan yang mewah dan megah terlihat ada seorang wanita, berumur 28 tahun, dengan senyum riang sedang menyiapkan makanan dengan bau yang begitu harum, dan terlihat spesial di meja makan. Kemudian datang seorang laki-laki menghampirinya.
"Uh suamiku, sudah pulang"
"Hmmm, baunya, sangat lezat"
"Aneh sekali, melihatmu memasak, apa ada, ini?"
Kemudian wanita itu, menjawab.
"Aku, punya kejutan untukmu!"
Dengan penasaran lelaki itu, bertanya lagi.
"Apa? kejutan untukku?" (tidak sabar menunggu)
"Ssst Berisik! (Sambil Menempelkan jari telunjuknya, kepada mulut lelaki itu).
"Sudah, makan dulu saja!" (sambil tersenyum yang membuatnya penasaran).
"Aaah, apa sayang, cintaku, duniaku cepat katakan! (lelaki itu tidak sabar dan menggodanya, ingin mengetahui kejutan apa).
"Apakah sesuatu yang bagus terjadi?" (Lelaki itu mulai menebak-nebak apa yang terjadi)
"Apakah, kamu sudah mendapatkan kristal sihir langka itu?"
Wanita itu menggelengkan kepalanya.
"Bukan? Oh, jangan-jangan, kau sudah membuat taman bunga?"
Wanita itu menggelengkan, kepalanya lagi, sambil tersenyum, yang membuat lelaki itu semakin penasaran.
"Kalau begitu apa dong?" (dengan bingung lelaki itu tidak bisa berpikir lagi)
Lalu wanita itu, menarik tangan lelaki itu, ke arah perutnya, mengusapnya dengan lembut.
"Hah? Tidak mungkin"
"Serius? Ya Tuhan".
Lelaki itu, terkejut, bukan main.
"Aku sangat mencintaimu!"
Lalu dengan refleks, lelaki itu, memeluk, dengan penuh kasih sayang.
Hans, terbangun dari tidurnya, membuka matanya perlahan.
"Kenapa, mimpiku sangat aneh!"
Lalu, Hana berteriak memanggilnya.
Hana : "Hans, sarapanmu!"
Ketika Hana masuk ke kamarnya, Hana bertanya kepadanya..
"Kenapa, mukamu kebingungan gitu?"
Hans : "Aku bermimpi aneh!.. Ahh Lupakan saja!"
Kemudian mereka berdua pergi ke bawah untuk sarapan.
Di meja makan mereka semua berkumpul untuk pertama kalinya, keadaan yang aneh semua merasa canggung karena belum terbiasa.
Setelah sarapan, Jack pun berbicara.
Jack : "Ayo keluar kalian bertiga"
"Aku harus memberitahu kalian jika kalian ingin tinggal di sini"
Jack mengumpulkan mereka bertiga di luar halaman yang luas.
Jack : "Jika kalian ingin tinggal Bersama kami, pertama lupakanlah balas dendam kalian kepada mereka untuk sementara!"
"Kedua, kalian tidak boleh membantah, apa yang, Paman katakan!"
"Ketiga, kalian di sini tidak gratis, kalian akan membantuku"
"Kalian, paham apa yang kukatakan?"
Kemudian, mereka bertiga menjawabnya dengan tegas.
"Baik Paman, kami paham!!"
Jack : "Oke, jika kalian paham, pertama yang harus kalian lakukan adalah melatih fisik!"
"Kalian, harus melakukan push-up 100x, sit-up 100x dan lari mengelilingi halaman ini 100x setiap harinya"
Muka mereka bertiga hanya termenung setelah mendengarnya.
"Tunggu apa lagi, kalian tidak mendengar?"
"Pergi sekarang juga!!"
"Aku akan mengawasi kalian".
Mina, berbisik kepada Hans dan Jira.
Mina : "Apa, Paman itu, sudah gila?"
Jira : "Hans, mungkin dia kehilangan akalnya".
Hans : "Apakah, kita terlambat untuk pergi?"
Jack : "Oi bocah, kalian tidak mendengarku?"
"Jika kalian, membantah perkataanku, aku akan menghukum kalian dengan berat!!"
"Itu adalah aturannya" (mengatakan dengan nada yang mengerikan).
Mereka bertiga, dengan ketakutan menuruti perkataan Jack dengan memulai sit-up, sedangkan Jack duduk bersantai di sebuah tempat duduk segi empat yang cukup besar sambil memperhatikan mereka.
Hana : "Ayah, apa kau tidak berlebihan?"
Jack : "Kau, mau ikutan?"
Hana, dengan refleks kabur, berlari dengan cepat.
Ketika mereka sudah melakukannya, badan mereka mulai merasakan ketegangan otot.
Nafas mereka bergerak dengan cepat, kemudian berhenti sejenak.
Jack yang memperhatikannya pun langsung berdiri dan berteriak kepada mereka.
Jack : "Apa, yang kalian lakukan!"
"Ini bukan waktunya untuk bersantai" (dengan nada militernya, berteriak tegas)
"Mereka, lalu dengan refleks karena ketakutan, mengambil posisi push-up".
Jira : "Ini gila!! Mengapa kita harus melakukannya?"
Hans : "Apakah kita seharusnya tidak membuang waktu di sini?" (Hans, bertanya kepada Jira dan Mina)
Jira : "Ini semua omong kosong!! Arrrrgh" (berteriak sambil melakukan push-upnya)
Mina : "Kemungkinan, semua ini, hanya dasar dari semua latihan"
"Aku melihatnya, dia mengalahkan para preman itu, dengan mudah!"
Lalu Hans, bertanya kepada Jack.
Hans : "Paman, ajari kami teknik yang kuat!!"
Jack : "Kau, mau menjadi kuat?"
"Maka sebaiknya jangan mengeluh!" (berbicara dengan nada militernya lagi, membuat Hans, takut untuk melanjutkan kata-katanya lagi).
Setelah selesai mereka bertiga yang menatap muka Jack, tidak berani lagi untuk mengeluh.
Dengan keadaan fisik, yang sudah mencapai batas, mereka berlari dengan pelan mengelilingi rute yang sudah ditentukan.
Setelah mereka, sudah melakukan push-upnya, mereka pun berlari.
Ketika Hans sudah mencapai batasnya.
Hans : "Ah, ah, tunggu, tunggu aku!!" (Hans, terengah-engah).
Mina : "Hans, cepat! aku tidak tahu, hukuman seperti apa yang diberikannya, jika awalnya saja sudah begini!!"
Jira : "Jangan libatkan, aku lagi Hans! Itu hukumanmu!!" (Mereka menjawab dengan terengah-engah).
Tubuh Hans, mulai berhenti berlari, dan terbaring di tanah, dengan nafasnya yang tidak beraturan.
Hans : "Aku menyerah, sialan!"
Tidak lama kemudian, mereka berdua pun menyerah tanpa mengatakan apapun.
Jack : ''Kalian gagal dari tugas pertama yang kuberikan.''
"Maka dari itu, salah satu dari kalian tidak akan mendapatkan makan malam dan tidur di luar!"
"Kalian boleh memutuskan siapa, yang patut mendapatkan hukuman!"
Hans : "Baiklah, kalian boleh makan, ini semua salahku".
Mina : "Benarkah? memang kamu yang terbaik, Hans!"
Jira : "Yosh, kita tidak perlu berdebat lagi!"
"Hans aku mencintaimu!"
Mereka berdua tanpa penyesalan meninggalkan, Hans, di luar rumah.
Hans : "Bentar kupikir kalian akan menghalangiku!"
"tungguuuuu"
"tidaaaaak!!"
"Sialan, aku sudah salah menilai pertemanan kalian" (dengan penyesalannya, duduk lemas tak berdaya.