Chereads / My Crazy Boyfriend! / Chapter 4 - Chapter 3

Chapter 4 - Chapter 3

Setiap Rabu dan Minggu anak ekskul paskibra selalu mengikuti latihan. Setelah dua jam berlatih, Pak Ihsan- pelatih mereka mengizinkan semua anak paskibra pulang cepat. dan saat shiffa sedang mengambil tas di kursi sepanjang koridor, ia mendengar suara yang sedang menyapanya.

"haloo cantik." sapa rayyan yang memang berdiri di belakangnya.

shiffa membalikkan tubuh dan matanya menatap tajam rayyan.

"ga usah sok nyapa gue!" jawab shiffa ketus dan beranjak pergi.

Rayyan tertawa kecil dan langsung mengikuti langkah shiffa yang jauh di depannya. "pulang bareng yuk shiff."

Shiffa bungkam dan terus berjalan sampai di parkiran. sesampainya, ia meraba saku celananya. "lah, mana kunci motor gue!"

"jangan jangan lo nyuri ya!" tuduh shiffa sambil menunjuk rayyan.

"wadau galak amat. ngapain juga gue nyuri kunci motor lo. mau gak nih pulang bareng? kalo engga gue balek ya" ucap rayyan sambil berpura pura berjalan ke mobilnya.

shiffa mendesah pasrah. "tunggu! gue ikut". rayyan tersenyum puas, semua rencananya berhasil. mereka berdua berjalan menuju mobil hitam yang tertelak tak jauh dari motor shiffa.

"silahkan masuk tuan putriku" ucap rayyan sambil membukakan pintu untuk shiffa.

shiffa berdecih. "ck. ga usah banyak bacot, mending cepat antar gue pulang". Rayyan terkekeh dan menutup pintu mobil.

Hening.

itu lah yang terjadi di dalam mobil. shiffa sibuk dengan ponselnya. sedangkan rayyan fokus menyetir.

"Lo kenapa sih kek benci sama gue?" tanya rayyan tiba tiba.

shiffa memutar bola matanya malas. "karna lo gila! tiba tiba ngaku perasaan lo ke gue!"

rayyan tersenyum dengan pandangan mata ke depan. "karena gue memang suka elo, gue juga sayang bang-"

belum sempat ia selesai berbicara, shiffa sudah menyumpel mulut rayyan dengan tissue.

"Telinga gue sakit denger kata manis lo! ini pertama dan terakhirnya gue nebeng sama lo. INGAT!" ucap shiffa ketus dan matanya kembali pada pandangan di luar jendela

****

"MANA BEDAK GUE KAK?" teriak vivi dari kamar sebelah.

shiffa membuang napas kasar. bagaimana bisa ia bertahan di rumah ini jika adiknya terus terus berteriak. Vivi adik kandung shiffa, ia memiliki suara seperti toa yang tidak bisa berhenti pastinya.

"MANA GUE TAU!" balas shiffa sambil berteriak dri dalam kamar.

BRAK.

pintu kamar shiffa terbuka kasar. ""lo pasti yang ngambil! ngaku atau gue acak acak nih kamar." teriak vivi menggelegar.

shiffa menutup kedua telinganya. aduh! dia tau segala lagi, gue yang ngambil. batin shiffa.

"gue mau makai dulu buat besok hang out." shiffa bangkit dan berdiri di depan vivi.

vivi berdecak, "Ck. lain kali bilang kalo mau minjam! main nyolong aja". shiffa tertawa kecil dan meminta maaf.

"udah sana lo pergi. gue mau sendiri dulu" ucap shiffa sambil mendorong adiknya keluar kamar.

"besok gue udah boleh sekolah?" tanya vibi tiba tiba

"udah! nahh besok lo kan sekolah. jadii silahkan tidur" ucap shiffa melembut.

vivi bersorak riang dan mengecup pipi shiffa. "makasih kakakku tersayang".

shiffa hanya tersenyum melihat adiknya kembali ceria dan ia segera kembali ke kamarnya.

....

shiffa dan vivi sama-sama tiba di sekolah. mereka memasuki gerbang sekolah sambil cerita-cerita.

"woi kalian berdua! tungguin gue!" teriak ranti di belakang mereka. "wah vivi, datang juga lo ya." Ranti menerobos di tengah-tengah.

"Kenapa emangnya? ga suka?" tanya shiffa ketus.

"santai shif. masi pagi udah galak aja lo" jawab ranti sambil tersenyum.

"Kak! itu kan motor lo? kok masi di situ? pantesan kita tadi naik bus." tanya Vivi.

"kunci motor gue ilang. Jadi nebeng sama si gila" jawabnya santai.

dahi vivi berkerut. si gila? batinnya.

"siapa si gila ?" tanya vivi penasaran. shiffa dan ranti bungkam tidak ingin membalas pertanyaan vivi.

mereka sudah sampai di kelas Vivi. shiffa sengaja mengantar vivi agar ia tidak banyak bertanya tentang rayyan.

"Kapan kapan gue cerita! mending lo masuk dan belajar yang benar" kata shiffa sambil berjalan keluar kelas vivi.

"janji kak? Gue tunggu!" teriak vivi menggelegar. ranti dan shiffa hanya menutup telinganya.

Sesampainya di kelas IPS 2. ranti mengambil duduk di samping shiffa untuk mempertanyakan motornya yang berada di parkiran.

"berarti lo kemaren di antar rayyan?" bisik ranti.

shiffa menggangguk pelan sambil membaca buku matematikanya. mata ranti melebar. "Ehm.. jangan jangan... udah jadian"

pletak.

ranti meringis saat shiffa mejitak-nya. "jaga muncung lo ran! atau gue potong tu mulut." ancam shiffa

"memang siapa yang jadian?" ucap seorang dari belakang.

_______________

TBC!

Klik tanda "☆"-nya dong ;) makasihh!