Setelah hampir setengah jam menunggu di halte, belum juga ada tanda tanda kedatangan angkutan yang akan mengantarnya pulang. Akhirnya shiffa memutuskan untuk berjalan menuju rumah. namun langkahnya terhenti saat mendengar suara seorang sedang teriak kesakitan. cewek itu berjalan perlahan mendekati sumber suaranya.
"Kurang ajar!" umpatnya saat melihat di belakang toko terlihat tiga orang berseragam sekolah mengupungi satu cowok yang sudah terbaring lemah di tanah.
Dengan emosi shiffa mendekat, tetapi tetap berusaha terlihat santai.
"Wah wah,, perlu gue foto terus gue aduin ke guru?"
ketiga cowok itu langsung menoleh menatap shiffa. kemudian membalikkan tubuhnya dan menatap shiffa sepenuhnya.
"Sok pahlawan lo? Ckckck" ejek salah satu dari mereka dan di sambut dengan tawa keras.
shiffa membuang tas ranselnya, dan menegakkan badannya. Walaupun sebenarnya ia sedikit takut tapi karena melihat tindakan pembullyan tadi shiffa tetap memberanikan dirinya.
"Lo semua pengecut!"
perkataan shiffa membuat ketiga cowok itu emosi. salah satunya langsung maju dengan garang.
"Ngajak berantem? cewe kayak lo langsung babak belur sama kami!" ujar cowok yang memakai tindik di telinganya.
shiffa tertawa sinis. "cuih! kenapa? Lo pada takut sama gue?" shiffa berkata sinis, "pengecut lo pada!"
"Brengsek!"
satu cowo yang baru saja mengumpat itu langsung di tendang shiffa sebelum sempat melayangkan pukulan. Kedua cowok yang masih berdiri terbelalak kaget.
perkelahian terus berlangsung. Berkali kali shiffa berhasil memberikan tendangan mautnya kepada tiga cowok tersebut. namun shiffa sedikit lengah dan salah satu cowok itu menedangnya.
"Sakit?" tanya cowok bertindik itu sinis. "Makanya jangan sok jagoan lo!"
shiffa bangkit dan mendengus kesal, "Sekali pengecut tetap pengecut!"
satu cowok yang di didepannya langsung menendang punggung shiffa hingga ia tersungkur ke depan.
saat cowok itu menganggkat tangan untuk menonjok shiffa, cowok itu langsung terjungkal ke samping dengan erangan kesakitan.
"Ops,, maaf"
shiffa mendongakan kepalanya, dan matanya melebar. tenyata yang baru saja menendang cowok di depannya tadi adalah Rayyan.
shiffa melihat jelas bahwa rayyan bisa menjatuhkan ketiga cowok itu dengan waktu lima detik. Bahkan, saat punggung cowok itu di pukul menggunakan kayu, rayyan masih bisa berdiri dan menonjok cowok yang sudah memukul punggungnya.
_______________________
"Kelas berapa lo?" tanya rayyan kepada cowok yang baru saja di bully tadi. sedangkan shiffa pergi ke apotek membeli obat luka.
"Sepuluh IPA kak,"
"Lo yang baru masuk basket kemaren? nama lo yudi kan?"
"I-iya kak."
Rayyan mengganggukkan kepalanya. "Lo di apain sama mereka?"
"Mereka malak saya kak, saya ga kasi. jadi di pukulin"
Jawaban itu membuat rayyan membuang napas kasar, "Lain kali jangan biarin cewe yang belain lo sampe di pukulin gitu." ujarnya.
"Untung shiffa nggak kenapa napa, kalo itu jeadian, bukan cuman mereka yang gue pukuli. lo juga gue pukuli"
Yudi menelan ludahnya susah payah. "Iya kak"
beberapa menit kemudian, shiffa datang membawa sebungkus plastik berisi obat yang baru ia beli.
"Nih.. pakai" shiffa menyodorkan betadine kepada yudi.
"makasih kak"
rayyan mengerutkan keningnya. "gue ga di kasih ni?"
"Pakai sendiri, mending gue beliin." jawabnya ketus
Rayyan terkekeh, "iya deh tuan putri."
Shiffa memutar bola mata kesal. "Lo bisa ga sih ga usah gombalin gue sehari aja?" shiffa mulai kesal
"Ga bisa, tanpa lo gue ga bisa idup" gombal rayyan sambil terus mengobati lukanya.
"Gue pulang. by the way makasih bantuannya tadi." ucapnya sambil tersenyum manis dan melangkah menjauh.
rayyan mengerjapkan matanya, sejak kapan shiffa tersenyum kepadanya? Rayyan tersenyum lebar. mungkin kali ini shiffa akan membuka sedikit hatinya pada rayyan.
__________________________
TBC!!
Jangan lupa VOTE dan COMMENT yaa!!!!
Maaff telat update :") nanti malam aku update lagi kok tenang aja hehew :3