Chereads / My Crazy Boyfriend! / Chapter 9 - Chapter 8

Chapter 9 - Chapter 8

shiffa berlari cepat di koridor rumah sakit. Dadanya berdegup kencang. Dan, saat kakinya sudah berada di depan ruangan yang di sebutkan sang adik, shiffa menelan ludah susah payah. Dia baru masuk ke dalam dan menemukan sosok mamanya berbaring lemah di tempat tidur.

"mama" lirih shiffa dan berusaha menahan air matanya untuk tidak jatuh.

vivi menoleh ke arah shiffa, matanya bengkak seperti lama menangis. "Maaf gara gara gue mama kayak gini."

"mama kenapa?!" teriak shiffa pada vivi yang sudah menangis hebat.

"hiks..hiks.. mama jatuh dari tangga, gue ga sengaja dorong mama."

air mata yang sudah di tahan shiffa mati matian akhirnya menetes. Dia tidak menyangka jika vivi kan mendorong mamanya. setega itu kah dia?!

"Kenapa vi? kenapa!" teriak shiffa di sela tangisnya.

vivi hanya diam dengan air mata penyesalannya. ia sangat menyesal sudah mendorong mamanya sampai kondisinya parah.

tiba tiba pintu terbuka dan seorang berbaju putih dan di ikuti wanita datang menghampiri shiffa. "anda anak dari ibu Revita?"

shiffa menggangguk. "bagaimana kondisinya dok?"

"Begini.. kondisi ibu anda sangat parah. ada pendarahan di bagian kepalanya dan satu tulang rusuknya patah. mungkin akan butuh waktu lama untuk bisa sadar. ini tagihan rumah sakit dan biaya operasinya. saya permisi."

perkataan dokter itu membuat hatinya hancur. shiffa sudah luruh di lantai rumah sakit. tubuhnya terduduk lemas sambil terisak hebat.

sekarang yang bisa vivi lakukan hanya menghampiri sang kakak. memeluk tubuhnya dengan perasaan luka dan bersalah.

"Maaf kak"

______________________

Rayyan satria jaya: Hallo shif

Rayyan satria jaya: Apa kabar?

Shiffa putri maharani: Ga baik

Shiffa melangkah pelan setelah mengetikkan chat singkat kepada rayyan. sebenarnya cewek itu juga tidak mengerti kenapa dia mengirimkan chat tersebut. dan justru rayyan yang di ingatnya saat hati dan pikirannya kacau.

Rayyan satria jaya: kenapa shif? cerita sama gue aja. gue bakal bantu elo

shiffa hanya membaca chat yang di kirimkan rayyan. kemudian ia membuka pintu darurat rumah sakit dan duduk di sana.

shiffa menarik napasnya pelan. "papa di mana? aku rindu papa."

flashback_

"MENDING KITA CERAI! KAMU SELALU NUDUH AKU SELINGKUH SAMA WANITA LAIN" Bentak papa pada mama.

"MEMANG IYA! KAMU MAU BUKTI? NIH!" mama melempar sebuah kertas berisi foto.

papa langsung melebarkan kedua matanya. "DIA SEPUPU AKU MAH! KAMU SALAH PAHAM"

"SEPUPU? MAIN RANGKUL RANGKUL MESRA GITU? BESOK AKU URUS SURAT CERAI KITA." balas mama dan pergi masuk ke dalam kamar.

papa memijat pelipisnya. ia sangat pusing kenapa sangat banyak yang ingin menghancurkan hubungannya dengan istrinya. memang harta papa shiffa sangat banyak mungkin di bilang tidak pernah habis.

"papa kenapa nangis" tanya seorang bocah kecil yang baru menghampiri papa.

papa tersenyum sedih dan mengusap ujung matanya yang sudah di basahi air mata.

"papa ga papa kok nak, besok papa mau pergi.. kamu jagain adik sama mama kamu ya. Papa pasti balik pas kamu udah besar nanti."

bocah kecil itu manggangguk, "pasti shiffa jagain kok pa. jangan pulang lama lama ya pa."

papanya menahan air matanya sekuat tenaga. ia tak kuat meninggalkan anak anaknya, "besok papa buatin atm untuk kamu. di jaga uangnya kalau ada apa apa pakai aja."

"iya papa. aku sayang papa" shiffa kecil berlari ke pelukan sang papa.

flashback off_

ia masih ingat dengan perkataan papanya dulu. ia sudah berjanji menjaga mama dan sekarang yg terjadi malah sebaliknya.

shiffa menutup kedua matanya dengan air mata yang kembali mengalir. isakannya terdengar sangat menyedihkan, bahkan jika orang lain yang mendengarkan juga akan ikut menangis.

"Pa maafin shiffa sama vivi udah buat mama koma. maaf pa." ucap shiffa sambil terus terisak.

Suara deringan panjang menyadarkan shiffa dari kesedihannya. ia langsung mengusap air matanya saat matanya menangkap nama yang tertera pada layar ponsel. Shandy.

"Hallo shiffa"

"Kenapa shan?" jawab shiffa.

"Gue ke rumah lo tadi. Kok ga ada orang?" tanya shandy.

shiffa menyeka air matanya, dan sedikit menguragi isakannya. "Gue lagi di luar sama vivi, mama"

"Oke deh, gue balik dulu. kapan kapan aja gue ke rumah. bye"

"hmm.. bye"

Ia mematikan sambungannya dan bangkit dari duduknya. shiffa berjalan menuju parkiran, tidak lupa mamakai topeng yang selama ini ia pakai untuk menutupi lukanya yang sudah menganga lebar.

________________________

TBC!!

Udah update nih! Jangan lupa Vote dan Comment ya.. makasihh😍🤗

Follow"an yuk!

• Instagram: galihpermataaa