Chereads / ERIKA (seberkas cahaya) / Chapter 3 - catatan 2

Chapter 3 - catatan 2

Evan mulai bercerita tentang surganya malang, tentang dirinya mahasiswa salah satu universitas ternama di malang yang kebetulan ikut teman teman kampusnya mengisi waktu senggang nya dengan mencari kerja yang freelance seperti saat ini. Erika sebagai pendengar setia  tak jarang iya hanya ber- oh , atau iya kah.

'' bagai mana dengan mu '' tanya Evan pada Erika.

''ehmm aku sudah kerja di Jogja, oh bisakah kita kesana sudah hampir jam lima'' Erika menunjuk tempat dimana sudah banyak orang berkumpul di sana. Sebenarnya nya bukan itu tujuannya dia tak ingin banyak bercerita tentang dirinya .

''Evan adalah orang asing kenapa dia harus cerita buat apa'' pikir erika lalu turun mencari tempat yang dirasa pas untuk mengabadikan sunrise.

Menikmati indahnya sunrise dengan berlatar belakang  agungnya gunung Semeru atau dikenal Mahameru, dengan hamparan lautan pasir yang tertutup kabut dan juga gunung Bromo nan cantik. Ini kali pertama Erika menikmati matahari terbit dari ketinggian.

''sini kupotoin'' Evan merebut ponsel milik Erika.

''gak usah, saya bisa selfie''  Erika hendak mengambil kembali ponsel nya.

''menyenangkan sekali jika saya bisa membantu mu nona Erika yang cantik'' evan berbisik ditelinga Erika.

Erika bergidik dengan sangat menuruti kemauan  Evan, beberapa kali ia di foto.

'' yu..  tolong Poto gue sama dia?" Evan memanggil temannya sesama tour Leader memberikan ponsel nya sendiri.

''buat apa?" Erika mengernyitkan keningnya.

''buat kenang kenangan kalau kita pernah ketemu, siapa tau kamu lupa kan ?" Jawab Evan enteng.

''Apaan sih, gak usah lebay'' Erika yang enggan berfoto terlalu dekat dengan Evan. Evan menjauh sedikit dari Erika tapi masih dengan pose menghadap ke Erika.

Foto mereka sudah di abadikan oleh bayu.

''makasih yu'' Evan menepuk pundak bayu., Melihat hasil bidikan bayu Evan tersenyum sendiri.

''kenapa senyum senyum wajahku jelek ya ?" Tanya Erika yang curiga ketika melihat tingkah Evan.

''sempurna!" Satu kata yang meluncur dari bibir Evan meletakkan kembali ponselnya disaku.

Erika hanya bisa mendengus kesal.

Cukup puas dengan sunrise Tour selanjutnya ke bukit cinta dan bukit kingkong Lokasinya di bawah sedikit pananjakan 1. Dengan penumpang yang sama dengan tour Leader yang sama Jeep itu membawa mereka ke pasir berbisik, Padang Savana dan bukit Teletubbies melihat hamparan alang Alang khas bromo dan bunga edelweis yang menghampar luas.

Tak jarang Evan mencuri curi foto ke arah Erika yang sedang asik dengan kamera ponsel nya.

melihat gadis itu tersenyum ada kebahagiaan tersendiri buatnya.

Terakhir ke kawah gunung Bromo dan pura luhur poten.

Ada 257 anak tangga dari beton untuk sampai ke puncak bromo melihat kawah gunung Bromo.

Kepulan asap  yang keluar dari perut gunung pertanda gunung Bromo masih aktif.

Evan selalu ikut dimanapun Erika,  pak Seno dan buk Martha serta anaknya. Pak Seno dan buk Martha adalah pasangan suami istri customer Evan. Seringkali Evan diminta jadi fotografer dadakan seperti saat ini memotret keluarga kecil tersebut.

''mau difotoin lagi gak ?" Tawar Evan pada Erika yang berada tak jauh darinya.

''gak , makasih ''jawab Erika singkat.

''ayo kita lekas turun, kasian pengunjung lain. Sudah kan ma foto fotonya, papa ngeri liat kebawah sana curam'' terdengar pak Seno bicara dengan Bu Martha dan anaknya lalu mulai bergegas untuk turun.

Erika dan lainnya mulai menunggangi kuda yang disewanya tadi. Tak sanggup Jika harus berjalan kaki dari parkiran Jeep ke kaki gunung Bromo yang jauhnya kemungkinan dua kilometer.

''van, tolong antar kami ke restoran kalian berdua ikut sekalian makan, tidak usah khawatir saya yang traktir'' ajak pak Seno pada Evan dan Erika setelah turun dari puncak Bromo tadi.

''siap pak, bapak Memang keren top deh'' Evan sambil cengengesan.

''nak Erika , gimana mau '' Bu Martha menepuk pundak Erika, membuat Erika sedikit terkejut.

''Oh iya Bu, terimakasih kebetulan saya juga lapar''

Setelah  menghabiskan iga Bromo nasi Aron di salah satu restoran terbaik dekat Bromo Evan mengantar keluarga pak Seno ke bandara Abdul Rachman saleh.

Dan dengan berat hati mengantar Erika kembali kepenginapanya,

Dalam perjalanan Erika pun lebih banyak diam.

''ehemm..'' Evan mencoba memecahkan kesunyian diantara mereka

''apa sikap saya mengganggu mu nona Erika ?" Lanjut evan.

Erika perlahan menoleh kearah Evan mengeluarkan senyum simpul nya,

''tidak, sama sekali aku hanya sedikit lelah saja '' jawabnya.

''terkadang kamu ngomong pakai aku, saya, gue  jadi yang biasa kamu pakai yang mana ?"  Erika.

Evan yang masih fokus mengemudi, tertawa. Tertawa yang tidak dimengerti Erika ''apa nya yang lucu'' batin Erika.

''kalau kata Nathan di film dear Nathan saya lebih romantis dari pada aku tapi lebih enakan aku sih, ehmm'' Evan sedikit berfikir lagi.

'' tapi tergantung ke siapa kita ngomong lah, masa' ke orang yang lebih tua ngomongnya gue - elo, kalau  kamu sendiri enakan ngomong nya gimana ?'' lanjut Evan sekilas memandang Erika lalu fokus kembali  mengemudi.

''aku kamu'' jawab Erika singkat.

Cuaca kota malang siang ini mendung, tapi belum juga turun hujan, banyak lalu lalang kendaraan seperti kota kota lain  Indonesia pada umumnya.

''setelah ini mau kemana ?" Evan

''belum ada rencana '' Erika sembari memasukan ponsel dan earphone ke dalam ransel kecilnya karena sebentar lagi sudah sampai di penginapan.

Jeep yang dikendarai Evan sudah sampai di pelataran penginapan Erika,

Erika turun disusul Evan kemudian.

'' makasih ya, semoga hari hari mu menyenangkan'' Erika mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan evan.

Evan dengan senang hati membalas uluran tangan Erika.

''sama sama, hariku bertambah menyenangkan ketika ketemu kamu nona !" Evan tersenyum.

Tapi tidak bagi Erika ia segera melepaskan jabatan tangannya.

''menyebalkan'' batinnya.

''ehm sorry, silahkan kamu pasti sudah sangat lelah'' Evan mempersilahkan Erika untuk masuk ke penginapan.

Tak ada pembicaraan lagi diantara mereka, suara mesin mobil yang perlahan mulai menghilang menandakan Evan sudah pergi.

Dilepas dan lempar sembarang sepatu yang dikenakan Erika dijatuhkan perlahan badannya kekasur.