Chereads / ERIKA (seberkas cahaya) / Chapter 9 - catatan 8

Chapter 9 - catatan 8

keliling dimulai dari yang terdekat dari rumah Bulek mimi.

Ya, sebenarnya hari ini Erika ingin tidur badan yang lelah dari semalam belum tidur tapi Maya sahabat yang super  cerewet memaksa agar menemani Evan jalan. Katanya ''Ndak baik  teman jauh jauh nggak dilayani dengan baik, bukankah kamu pernah diajak jalan sewaktu di malang ''

Alhasil hari ini mulai beli beberapa pakaian untuk Evan dipasarkan ngasem.

Ke taman sari lewat belakang pasar . Taman sari termasuk salah satu ikonnya Jogja . Bekas taman istana keraton NGAYOGYAKARTA HADININGRAT yang terdiri dari beberapa bekas bangunan dan kolam pemandian raja.

"Mau ke prambanan Lagi gak ?" Tanya Erika.

"Kemana aja asal sama kamu" balas Evan mengedip kan matanya

"Tapi sudah pernah kan, kita ke candi sewu nya aja masih dikompleks Prambanan, ?"  Jelas Erika.

"Memang ada candi lagi ya ?" Evan

"Ada liat aja nanti'' balasnya.

Letak Prambanan di Sleman lumayan jauh bila dari taman sari.

Dibelakang candi Prambanan masih ada lagi tiga candi lagi, candi lumbung candi Bubrah dan candi Sewu,, diantara ketiganya candi Sewu lah yang paling menakjubkan Erika sudah beberapa kali kesini. Kita bisa sewa kereta kelinci kalau gak mau jalan kaki. Tapi Erika dan Evan memilih jalan kaki lumayan jauh lumayan untuk membuat kaki pegal.

Evan takjub dengan candi Sewu, waktu pertama kali kesini dia tak pernah tau letaknya berdekatan dengan Prambanan.

Candi Sewu adalah candi Budha, penamaan candi berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang, sayangnya tidak banyak wisatawan yang tau, saat Erika dan Evan datang hanya ada 5 turis asing, semoga kedepanya wisatawan candi Sewu sebanyak candi Prambanan dan Borobudur.

"Kalau disini ada kisahnya loro Jonggrang, bisakah disini kita mulai kisah kita" tanya Evan seraya menatap Erika.

''apaan sih enggak lucu ''

Erika hanya memandang Evan sekilas lalu membuang muka.

"Aku  tahu ini terlalu cepat, bahkan baru hitungan hari aku mengenal mu, tapi salah kah kalau aku sudah mencintaimu" tanya Evan kembali

"Aku.. aku...tidak tahu Evan,

ini terlalu cepat"

Tak mampu lagi erika meneruskan lalu diam lagi.

"Aku tak memaksa, apa yang dikatakan oleh hati itu harus diungkapkan dan hatiku mengatakan kamu '' evan memandang erika serius.

"Kau tau, kenapa aku menyatakan ini disini, padahal aku baru tahu tempat ini dari mu walaupun aku sudah tahu melalui cerita cerita sejarah?'' Evan masih menatap Erika kini mata mereka saling bertemu,

''Agar tak hanya legenda Loro Jonggrang saja tapi cerita kita juga disini '' lanjut Evan.

Evan berdiri merentangkan kedua tangannya.. menghela nafas panjang menikmati hembusan angin.

"Van pulang yuk ?" Pinta erika agar Evan tak melulu membuatnya salah tingkah.

"Aku juga tahu semua tentang mu tentang masa lalu mu?" Evan tersenyum membuat erika berhenti melangkah.

"Kenapa , kamu bisa suka aku ?"Erika membalik badannya  tapi matanya masih tertuju ke tempat lain erika tak ada keberanian memandang Evan, Erika takut pertahanan nya akan runtuh.

Hatinya belum sepenuhnya menerima evan.

Orang yang kau lihat tegar belum tentu  hatinya juga tegar, gadis itu pernah terluka , gadis itu hanya mencoba untuk tegar gadis itu Erika.

Butuh waktu cukup lama memantapkan hati untuk melupakan orang yang mengenalkan pada senja.

Orang yang dianggapnya sahabat ternyata keduanya berkhianat.

''ijinkan aku mengobati luka hatimu erika''  Evan menggenggam tangan Erika.

"Aku terlalu takut, jangan datang untuk mengobati luka lalu memberi ku luka baru !" Seru Erika

Dilepas tangannya  

Erika berjalan keluar area candi Sewu diikuti Evan dibelakang nya..

"Erika..tunggu.. oke anggap saja tadi pertanyaan konyol, gak usah lagi diingat.." Evan  menghela nafas

Baiklah kita pulang saja " jawab erika singkat.

Evan hanya mengangguk pelan, Evan membeli beberapa gelang tangan di pasar seni Prambanan, 

Memberikan nya pada Erika sebagian katanya si buat ucapan terimakasih sudah diajak jalan hari ini. 

Sebenarnya Erika masih ingin ajak Evan melihat candi Plaosan lor dan Plaosan kidul yang letaknya tak jauh dari Prambanan. Tapi sudah terlalu sore.

Aku mengantar Evan ke rumah Rico.

"Ko, titip temen ku ya ?"kata erika pada Rico

"Tenang, aman lah, nanti malam jadi ya kita ?" Tanya Rico pada erika seraya tangannya memegang pundak Evan.

"Kita, kemana ?" Jawab erika penasaran

"Loh,emang Maya gak kasih tau, kita mau double date" Rico tertawa diiringi Evan yang hanya senyum senyum gak jelas.

''enggak ada , ya sudah aku pulang dulu mau istirahat dulu, bye Rico bye van'' Erika mengenakan helmnya pulang kerumah bulek Mimi'' dengan motor matic nya.

Erika pov

Kurebahkan badanku di sofa ruang tamu mencoba beberapa kali menghubungi Maya tapi tidak diangkat nya.

''ahh dimana Maya aku ingin curhat banyak '' batinku.

Erika send to maya

May, telp penting

Lama menunggu balasan dari Maya sampai selesai mandi pun tak ada Jawaban. Ku ambil selang yang biasa tergeletak dipojokan depan rumah baru hendak menyiram tanaman suara Bulek mimi mendominasi seisi rumah.

"Erika... Hape mu muni!" Teriak bulek mimi

( Erika handphone mu bunyi)

" Iya .. bentar bulek" teriakku tak kalah nyaring dari Bulek.

Ku matikan keran air dan bergegas ke kamar mengambil ponsel ku, ternyata dari Maya.

"Assalamualaikum Erika sayang, sorry tadi handphone nya ketinggalan di mobil, ini baru diambil " jelas Maya dengan khas manja nya.

"Walaikumsallam, aku mau curhat tapi tunggu dulu sebelumnya aku mau tanya kamu sudah cerita apa aja ke Evan ?"  Tanyaku penuh penekanan.

Tapi diseberang sana Maya hanya cekikikan padahal aku sudah menunggu jawabannya.

"Hemm, apa ya lupa, cerita kalau temenku itu judes jutek dan banyak makannya'' jawabnya.

"Serius ?" Ulang ku.

''memang kenapa si ka, jadi curiga jangan jangan kalian udah jadian ya ?" Tebak Maya.

Ku baringkan badanku ke kasur, ya kata kata Evan siang tadi masih jelas terngiang diingatan ku.

''dia tadi nembak aku may !" Jelasku .

Mulai kuceritakan kejadian kejadian yang tadi ku alami. Dan Maya yang diserang sana hanya terdengar terkekeh-kekeh.

''kenapa enggak diterima aja, Evan ganteng baik kurang apa lagi'' balasnya.

''enggak semua yang kamu lihat baik akan baik buatku may '' jawabku

''erika sayang jangan sibuk mencari yang sempurna bisa jadi kamu akan kehilangan yang terbaik'' nasehat Maya.

Maya juga mengingatkan ku untuk bersiap sehabis isya dia akan menjemput ku.