Evan pov
Setelah tiba dimalang kuambil motor yang sejak tiga hari lalu diparkir di stasiun, lalu menuju ke kos dan tidur.
" Hallo ma " suara telepon dari mama membangun kan ku siang itu.
"Kamu kapan pulang sayang " suar mama diseberang sana
"Nanti sore, ada apa si ma ?" Tanyaku penasaran
"Nanti sore aja kita bicara dirumahnya, hati hati dijalan sayang jangan ngebut " mama
"Iya ma!" Ku akhiri telfon dari mama.
Aku tersenyum ketika kulihat wallpaper ponselku, yang sengaja kupasang potret gadis yang tengah tersenyum. Gadis itu erika, ketika sampai distasiun malang aku sudah mengabarinya. Ku ketik pesan semoga dibalas batinku.
Evan
Aku sudah sampe kosan dgn slmat
Erika
"Ohh Alhamdulillah"
Evan
Lagi apa ?
Erika
Novi..
Evan
Tunggu aku datang kesana melamar mu 😉
Erika
Apa sihh,,, MJ
Evan
Ap itu MJ
Erika
Mak jelas ( gak jelas )
Evan
Serius
.
....................................
tak kunjung mendapat balasan lagi dari Erika, Evan menaruh ponselnya dijaket
Sehabis magrib Evan pulang kerumahnya di grand city yang tidak jauh dari tempat kost evan.
" Malam ma ?" Evan memasuki rumahnya yang disambut pelukan mamanya.
"Malam sayang, kok baru sampai?" Tanya mama.
"Ketiduran tadi " Evan beralasan
"Sana ganti baju ada temen ayah mu mau datang !" Suruh mama ke evan
Evan menurut saja pada mama nya,,
Menuju kamarnya diatas,
membuka galeri handphone nya.
Ya seberkas cahaya di mata Erika
Entah mengapa dia begitu terpesona dengan gadis itu, gadis jutek tapi candu baginya.
"Evan.. turun sayang temen ayahmu sudah datang !" Panggil mama.
Evan tidak menyahut , lalu melapisi kaos dengan kemeja kotak kotak yang tidak dikancingkan.
"Iya pak Lukman , ini anak bungsu kami!" Mama Mira ( mama Evan ) memperkenalkan evan keluarga pak Lukman.
" Evan" ucap Evan menjabat tangan pak Hadi beserta istri dan anak gadis nya.
" Ini Tyas ya makin cantik ya?" mama memeluk gadis berambut sebahu itu
" Iya Tante.." balas senyum Tyas
"Cantik kan Van,?" Tanya mama Mira ke Evan
"Iya ma," evan dengan senyum tipisnya.
"Mari Bu pak silahkan !"
Mama Mira mempersilahkan masuk menuju ruang makan, di meja sudah dipersiapkan, hidangan malam ini.
" Mari silahkan jangan sungkan" ajak pak Dedi ayah Evan.
Di sela sela makan pak Lukman bermaksud mengutarakan maksud kedatangan keluarga pak lukman kerumahnya.
"Van ayahmu dan om Lukman berteman sejak masa kuliah dulu, kalau bisa kamu dan nak Tyas berkenalan lebih lanjut, siapa tau berjodoh!"
"Maaf yah, Evan tidak mau ada perjodohan!" Tukas Evan
Ingin rasanya dia pergi dari meja makan itu tapi ia tak ingin membuat mamanya kecewa dan malu.
"Nak Evan, bukan maksud ayahmu dan om menjodohkan kalian hanya saja coba dijajaki dulu, perkenalan dulu dengan Tyas siapa tahu berjodoh, walaupun tidak berjodoh kita masih tetap jadi keluarga ?" Jelas pak Lukman .
''semoga saja berjodoh dengan Evan, lelaki impian nya tampan dan dari keluarga kaya '' batin Tyas.
Setelah keluarga pak Lukman meninggalkan rumah ayah memanggil Evan.
"Evan !''suara ayahnya lantang menghentikan langkah Evan di anak tangga.
"Lihat anak pak Lukman, cantik terpelajar dan dari keluarga terhormat mau cari istri seperti apalagi kamu ?" Bentak ayah Evan
" Cukup Shabrina yang ayah jodohin, bukan Evan !" Jawab Evan menahan emosi lalu menghilang dibalik pintu kamarnya.
Inilah yang tidak disukai dari sifat ayahnya selalu egois, tidak peduli dengan anaknya, yang dia tahu semua anaknya harus sejalan dengan pikiran nya, rasanya Evan ingin segera kembali ke kosnya.
Tak peduli lagi dengan ayah nya Evan menutup pintu kamarnya keras.
Tok tok tok
"Sayang,,, ?" Mama Mira masuk kedalam kamar Evan yang tak dikunci lalu duduk ditepian ranjang Evan, disamping Evan yang masih meredam emosi nya terhadap hadi, ayahnya.
"Maafin ayahmu ya sayang, dia hanya ingin yang terbaik buat kamu" mama mengusap rambut Evan
"Mama ingat, dirumahnya ini Shabrina menangis memohon pada ayah agar dibatalkan perjodohan nya dulu tapi ayah menolak ma, mama yakin kalau kakakku bahagia Disana dengan Pras !"
Mama hanya diam, memang semenjak menikah dua tahun lalu Shabrina kakak tersayang Evan tak pernah mengunjungi Indonesia, menetap di Australia walaupun terkadang masih menelpon mamanya hanya sekedar menanyakan keadaan dirinya terutama Evan tapi sama sekali tidak menanyakan ayahnya, dan sampai sekarang Shabrina belum diberi keturunan.
"Ma aku punya pilihan sendiri!" Evan menyakinkan mama Mira.
"Hemmm jadi anak bujang mama ini sudah ada calon ya ? Siapa ? Boleh mama tau ?" Mama Mira mencoba menghibur Evan
Evan menyerahkan handphone nya ke mama Mira terpampang wajah cantik Erika di sana.
"Erika " Evan memberi tahu
" Oohh namanya Erika,, cantik, dimana rumahnya?" Tanya Mira
"Jogja ma?" Jawab Evan pelan sambil merebahkan badanya di kasur.
"Jogja..jauh juga, kapan kapan ajak kesini sicantik ini !" Mira menaruh handphone disamping Evan
"Iya " jawab Evan pelan
"Selamat tidur sayang "diciumnya kening Evan lalu pergi
''Kenapa ayahnya tidak seperti mama ayah hanya mementingkan diri sendiri, egois " batinya Evan.
Evan
Hay ✓
Evan mengirim wa ke Erika namun tak berbalas,
"Dasar cewek jutek" gumam evan.
...................................