Chereads / ERIKA (seberkas cahaya) / Chapter 17 - catatan 15

Chapter 17 - catatan 15

Ini kali ke tiga bagi Evan mengunjungi erika.

Sesuai janjinya dia akan sering mengunjungi gadis berambut panjang itu.

Kali ini Evan mengajak Erika kembali ke candi sewu menghadap candi utama , di antara patung dwaraparla.

"Kenapa kesini lagi"tanya Erika

''hay, gadis jutek sebumi.,jadi bagai mana perasaan mu terhadap ku ?'' Evan menatap Erika.

Kini dua pasang mata itu saling menatap,

"hemm aku'' erika menundukkan kepalanya. Ia kembali teringat ucapan Maya tempo hari , ia tak ingin menyesali keputusan nya saat ini.

Evan menyentuh dagu Erika membuat Erika menatap kembali Evan,

''bukankah Tasya atau Rani lebih baik dariku?'' tanya erika pelan.

''tapi aku tidak mencintai mereka!"

''aku cukup mencintaimu, Erika'' lanjut evan.

Evan mengeluarkan cincin dari sakunya.

''mau kah jadi istri ku?" Evan mengulurkan cincin nya.

''hah ni..kah. ?" Tanya Erika sedikit heran menutup mulutnya dengan kedua tangan nya.

''tenang gak sekarang, tunggu aku lulus kuliah dulu,makanya kita pacaran dulu, mau kan'?" Tanya Evan

Erika mengangguk dan tersenyum, mengulurkan tangan kirinya.

Evan memakaikan cincin dijari manis erika. Lalu memeluk nya.

"Gak salah denger gue,Lo udah jadian Van'' tanya Maya di telpon dengan nada gembira.

'' keterlaluan si Erika gak kasih tau gue duluan'' lanjutnya.

''aku disini May'' Erika menjawab dari kejauhan.

Evan masih dirumah bulek Mimi , dia juga mengutarakan maksud kedatangan kali ini untuk meyakinkan bulek Mimi bahwa hubungan nya dengan erika lebih serius. Bulek Mimi memberi restu ke Evan asal Evan bisa membahagiakan Erika.

..........................

Sebulan ini Evan sibuk menyiapkan pameran tugas akhir mahasiswa, progam studi desain komunikasi visual (DKV), setelah sebelumnya menyusun proposal business plan berkali kali harus direvisi karena seleksi dari dosen yang ketat Evan memilih fotografi di event pameran nanti. Sementara ini hubungan nya dengan erika masih baik baik.

" Cewek jutek'' sapa evan ditelpon

''dasar cowok gila'' sahut erika dengan nada pura pura marah.

''jangan lupa makan yang banyak ya, karna LDR an itu butuh banyak energi'' evan cengengesan.

''ya sudah, lanjut nanti ya mama telpon nih''.

Evan mengakhiri obrolan dengan erika lalu menjawab telepon dari mama Mira yahh seperti biasa disuruh pulang karna ayahnya ingin bertemu tapi Evan menolaknya dengan berbagai alasan.

Pameran tugas akhir mahasiswa yang dilaksanakan di gedung kesenian kota batu pun sudah berakhir, Evan bisa bernafas lega.

Akhir pekan ini Erika mengunjungi Evan lagi, karna beberapa kali evan meminta nya datang untuk dikenalkan pada mamanya.

sedari jam 6 pagi Evan sudah berada di stasiun menunggu kedatangan Erika yang naik kereta malabar.

Tepatnya pukul 07. 05 Erika baru turun dari kereta mencari sosok pria yang dikenal nya.

''sudah lama nunggu'' tanya erika.

''enggak, baru datang juga'' jawab Evan berbohong menggandeng tangan kekasihnya.

''kita cari sarapan dulu, trus ke rumah ya?" Evan.

''boleh, tapi aku mandi dulu ya ?" Pinta erika

''dikos ku aja'' jawab evan.

erika memandang Evan sejenak

'' aku gak bakal ngintip sayang'' Evan yang tau Erika kaget.

pagi itu dua sejoli untuk kedua kalinya mengelilingi sebagian kota malang, dari sarapan lalu mandi keliling kota dan kerumah Evan menemui mama, Evan berharap tak bertemu ayahnya benar saja sampai dirumah tak ada mobil berarti dedi masih dikantornya.

'' ma, aku pulang, Evan memanggil mamanya .

Wanita itu memeluk dan mencium Evan dan memandang gadis cantik dengan stelan celana jeans panjang dan atasan holla top warna rosebery , flatshoes dan rambut Dikuncir ekor kuda, Erika tampak manis dengan stelan itu.

''ohh ini yang namanya Erika, bujang ku ini sering cerita tentang kamu'' digandeng nya tangan Erika menuju taman belakang rumah, Evan membiarkan mamanya membawa erika agar lebih leluasa berkenalan.

Mamanya itu sedikit mengintrogasi Erika sejak kapan kenal, bagaimana kenal lalu sejauh mana hubungan mereka.

'' kamu masih kuliah atau sudah kerja?'' tanya mira.

''sudah kerja Tante'' jawab erika jujur.

''oohh'' Mira hanya mengangguk pelan

''Tenang evan anak baik kok, cuman sedikit bandel aja dia sempat enggak mau kuliah loh sewaktu lulus SMA '' terus Mira.

''dia enggak pernah cerita tentang itu'' Erika mendengarkan Mira serius.

''iya, gara gara ayahnya nyuruh masuk ekonomi tapi dianya gak mau''

Sambil tersenyum'' jangan buat dia patah hati ya'' lanjutnya mira menepuk pundak Erika.

Erika tersenyum ''iya Tante''.

Terdengar suara keributan diruang tengah rumah, Erika dan mama Mira bergegas menuju sumber suara benar saja itu suara Evan dengan ayahnya.

''aku sudah punya calon yah, tolong hargai pilihan ku'' Evan menyela perkataan ayahnya.

''ayah tidak perduli dengan pilihan mu, Minggu depan kamu sudah harus siap tunangan dengan Tyas!'' Dedi mengendorkan tali dasinya

''ayah terlalu egois, aku tetap pada pilihan ku'' tukas Evan.

Dedi menjatuhkan vas kembang, membuat nya pecah berserakan

Erika kaget, menutup mulutnya dengan kedua tangan nya.

''ini mimpi, erika'' batin Erika.

Bibirnya kelu,kecewa pasti, air matanya disela perlahan dengan tangan nya.