hubungannya dengan evan, hadi mengutarakan niatannya.
"Mungkin kamu bisa bantu om erika ".
"apa yang bisa saya bantu'' tanya erika pada hadi.
''Buat agar Evan dan shabrina juga mira mau memaafkan saya, saya tidak mau keluarga saya membenci saya " hadi menyesal.
Erika mengangguk pelan.
Pukul 12.25 pesawat G-292 yang ditumpangi Erika dan hadi sudah leading di bandara Abdul Rachman Saleh, Malang.
Sopir hadi sudah menunggu di luar, menjemput mereka berdua.
''sementara kamu tinggal di rumah saya ya?" Ajak hadi pada Erika.
''tapi pak.....?" Erika.
''tenang kamu bisa sekamar dengan shabrina atau kamar tamu, satu lagi kalau diluar kantor kamu boleh panggil saya om atau ayah seperti evan'' ujar hadi yand duduk disamping pengemudi.
''baik pak.. ehh om" jawab Erika.
Seperti biasa Evan hanya menghabiskan waktu dengan laptopnya, membiarkan foto foto Erika berhamburan .
Dan beberapa hari ini Evan sudah mulai latihan berjalan dengan shabrina.
''pak bawa masuk semua ya?" Perintah hadi pada sopirnya.
''siap pak" jawab sopir itu menurunkan koper dan tas erika.
Mira yang sedang membaca majalah di teras depan terkejut ketika melihat suaminya datang bersama Erika.
''siang Tante, '' Erika mencium tangan Mira.
''siang sayang, kok bisa sama ayahnya evan'' tanya Mira.
''nanti dulu tanya nya, Sekarang mana Evan'' hadi memotong.
Mira menunjuk kamar Evan di lantai dua.
''ayo Erika..?" Ajak hadi diikuti Mira dibelakang nya.
" tapi om aku takut" eroka pelan.
" dicoba dulu" hadi mengetuk pintu kamar evan.
''van,...!" Panggil hadi membuka pintu kamar Evan yang tak terkunci.
Evan hanya menoleh lalu fokus kembali di layar laptopnya.
''kemarin ayah bilang gak akan jodohin kamu lagi, tapi kayaknya ayah berubah pikiran'' ujar hadi.
Mendengar ucapan ayah nya evan bangkit dengan tertatih dengan bantuan kursi dari ranjang .
''yah...!" Evan tersulut emosi nya.
''tenang dulu Van, kamu mau kan kalo dijodohin dengan gadis itu. '' hadi menunjuk seorang gadis disamping mira diambang pintu kamar Evan.
Evan mematung, melihat erika.
Hadi dan Mira meninggalkan mereka berdua.
Erika perlahan mendekati Evan.
'' van...'' panggil Erika sedang evan hanya diam ia memilih untuk duduk kembali didepan laptop.
''Revan Adi willian'' panggil Erika lagi.
Evan menoleh.
'' kamu marah ya...maaf'' rengek Erika.
''kamu udah janji buat bertahan,trus pergi tanpa kasih kabar sedikitpun lalu kamu nanya ke aku apa aku marah'' balas evan.
Erika menunduk..''aku memang cewek bodoh Van,'' belum selesai Erika melanjutkan kata kata nya
Erika malah menjawab telpon dari Dirga.
'' iya ga,'' jawab Erika.
'' Lo dimana, gue udah nunggu di depan kantor lu'' Dirga.
''aku sudah dimutasi kerja, sorry ga ,nanti aku hubungi lagi'' jawab Erika mengakhiri telponnya.
''Ga .. Dirga maksudnya'' tanya Evan.
Erika mengangguk ,
"Oh sudah balikan sama dirga, selamat deh" dari nada bicaranya Evan cemburu .
" bukan balikan tapi baikan , sekedar teman biasa" bisik erika ditelinga evan.
''ghemmm jadi aku dimaafin gak?" Lanjut Erika kembali , menarik kursi dan duduk disebelah evan.
Evan masih diam,
Erika melihat layar monitor yang sedari tadi membuat Evan mengabaikan nya.
''kamu suka buat puisi'' tanya erika.
Evan melirik pada Erika.
''ini bukan buat kamu, gak usah geer '' sahut Evan.
Hay gadis berwajah manis..
Kau beri aku berjuta rindu
yang tak mampu kuurai satu persatu.
Hay gadis pemilik hatiku
Beri aku seberkas cahaya di matamu
Kamu tahu gadisku..
Aku sudah tersesat pada dirimu
Aku sudah terikat padamu.
Tapi aku bahagia
jauh lebih bahagia..
....
Revan Aw
''hai, kamu Erika yah'' sambut wanita cantik menuju ke arah Erika, wanita cantik yang tiba tiba masuk kekamar evan.
''iya,,, '' Erika menjabat tangan shabrina.
''aku shabrina, Evan sering cerita tentang kamu, Dan memang benar kamu cantik'' aku Shabrina.
''makasih kak tapi kakak lebih cantik" erika.
"hemm kangen kangennnn udah belum .. kalo udah ikut aku kekamarnya yukk!'' ajak Shabrina.
rika memandang Evan, namun pria itu mengacuhkanya.