Dua hari ini erika lembur kerja, karena ada banyak proyek baru.
Pukul 23.00 Erika baru pulang, langsung menuju kamar Shabrina, Erika Tidak tahu kalau sepasang mata mengintai nya dari balik pintu. Ialah Evan yang sejak tadi menggerutu melihat Erika diantar seseorang.
..
''pulang jam berapa lo semalam'' tanya Evan setengah membentak saat Erika mengantar sarapan pagi.
''kenapa gak jawab!'' bentak Evan
Erika mentap tajam wajah datar Evan.
''aku..'' lalu erika memilih diam tanpa meneruskan ucapannya,
''lo pikir rumah ini hotel, yang bisa seenaknya lo pulang'' terus Evan.
Erika berbalik lalu membanting pintu kamar Evan cukup keras, iya sengguugukan
''aku memang numpang dirumah ini'' batin Erika.
''aku udah gak tahan lagi kak'' Erika memeluk Shabrina.
''hugss hugsss ''
''evan ngapain kamu sayang?'' tanya shabrina.
Erika menceritakan kejadian yang barusan terjadi.
''nanti aku jelasin ke Evan, kamu yang sabar ya itu ayah nungguin kamu didepan'' Shabrina mengusap air mata Erika.
''om, aku ijin dua hari boleh gak mau nengok bulek diJogja sekalian nyari kos kosan yang Deket kantor?" Tanya Erika saat dimobil bersama Dedi. Ini kali ketiga Erika meminta ijin .
''kenapa kamu ribut lagi sama Evan?" Tanya jawab.
Erika mengangguk.
''kapan kamu ke Jogja?'' hadi.
''besok pagi ya, boleh kah ?" Erika.
''baiklah, tapi kamu sering sering datang kerumah ya kalau sudah ngekost ?" Pinta hadi.
''makasih om'' Erika tersenyum sembari mencium tangan hadi.
Evan pov.
''van,gak bosen ya kamu bentak bentak erika!'' tanya shabrina saat melatih Evan berjalan.
''biarlah, dia itu anak gadis pulang malem terus!'' sahut Evan
''dia itu lembur dua hari ini ayah sendiri yang bilang'' lanjut Shabrina.
''Kesabaran Erika itu ada batasnya Van, jika kamu kehilangan Erika buat kedua kalinya baru nyesel seumur hidup!'' lanjut shabrina.
Evan masih saja datar
Sepulang kantor Erika membereskan baju baju nya ke koper. Sejak sore sampai malam Erika tak keluar kamar, ia enggan bertemu Evan.
''setelah saat ini Evan mungkin akan jauh lebih baik tanpa aku'' gumam Erika.
Sedang Evan sedari tadi menatap kamar Shabrina berharap melihat Erika keluar kamar tapi nihil gadis itu mengurung diri, Evan juga belum tahu kalau Erika akan pindah.
Seperti biasa Erika menyiapkan sarapan pagi mengantar kan makanan itu ke kamar Evan, dengan hati hati diletakan di atas meja .
Erika memandang Evan yang ada dibalik selimut, lalu melepas kalung yang berbandul cincin putih.
Cincin yang pernah Evan berikan pada Erika sewaktu di candi Sewu.
Diletakan di piring pinggiran teh.
Erika juga menaruh memo disana
'''hufff'' Erika membuang nafas
Berat melepaskan.

Erika pamit ke Mira dan shabrina sedangkan hadi semalam sudah berangkat keluar kota, Urusan pekerjaan.
''kamu gak pamit ke evan'' tanya Mira
''evan masih tidur Tante, nanti aku telfon aja'' jawab erika.
Shabrina hanya memeluknya,
''janji sering kesini'' bisik shabrina.
Erika mengangguk.
Taxi pesanan sudah menunggu diluar
Mengantar kan Erika ke stasiun, sebenarnya kereta berangkat jam 08.20 sekarang masih jam 06.30.