"ayo.. sudah nanti dilanjut lagi'' balas Erika.
Erika dan shabrina meninggalkan evan dikamar.
Sesekali dilirik nya erika yang mulai menutup pintu kamarnya.
''kak, seperti nya Evan masih marah sama aku'' Erika.
Shabrina tersenyum mendapati Erika yang manyun.
''tenang aja gak bakal lama kok kalo Evan marah'' shabrina menenangkan.
Mereka berdua saling curhat tentang kehidupan masing masing.. perbedaan umur lima tahun antara Erika dan shabrina tak membuat mereka merasa canggung satu sama lain.
Erika
May, aku dimalang,,
Maya
Serius....!
Erika
Bisa telpon gak
Maya
Gak, lg ada bos lg lembur gw... Seriusan u dimalang
Erika
Iya,, tp Evan msh mrah sm ak
Maya
Jd u dah ktm Evan
Erika
Panjg crtnya, nti sore kutelp.
Maya
Ok
Evan memang cuti kuliah selama pemulihan cedera kaki pasca kecelakaan yang dialami
prediksi dokter untuk sembuh kurang lebih 10 Minggu namun itu belum sembuh total, saat ini Evan sudah lepas gips, kontrol ke dokter satu bulan sekali. Untuk latihan berjalan dibantu shabrina setiap paginya lalu sore hari dengan Erika tentunya setelah gadis itu pulang kerja.
''taro dimeja'' ucap Evan ketika Erika mengantar sarapan untuk nya.
''aku bantu ya..?" Pinta Erika menawarkan diri
''gue bilang taro dimeja, yang sakit itu kaki gue bukan tangan'' bentak Evan.
Semenjak kedatangan nya, Evan sama sekali tidak baik pada Erika, sering membentak dan cuek pada gadis itu.
''dulu aku yang judes, kenapa sekarang gantian dia'' bantin Erika.
Menghela nafas panjang menatap wajah Evan lalu menutup pintu kamar.
Evan tersenyum kecil melihat gadis itu terlihat marah.
Erika sering mengeluh pada Shabrina ataupun Mira namun hanya kata , ''sabar ya ngadepin evan''
Atau..
''mungkin efek setelah kecelakaan''
Atau juga
''tenang aja ka, evan gak serius marah kok''
Dan lain lain..
Seperti yang terjadi sore ini, setelah pulang kerja, Erika membantu Evan latihan berjalan di taman belakang rumah. sedikit tertatih Evan menapaki jalan perlahan-lahan Erika mengambil tongkat tapi masih dibantu Erika wajah mereka begitu dekat saat Erika membantu evan menopang badan, tapi wajah pria itu masih datar seperti biasanya.
'' aku rindu kamu yang hangat seperti dulu'' bisik Erika.
''bukan dingin seperti ini'' lanjutnya.
''yang pernah pergi walaupun dia datang kembali rasanya tak akan sama'' balas Evan menatap wajah erika.
''itu kalimat yang pernah gue baca , dan itu benar'' lanjutnya.
''jadi Evan udah gak cinta lagi sama aku'' batin erika.
Kata kata evan barusan membuat erikanya berhenti melangkah
Dan itu yang membuat Evan hampir jatuh karena sebelumnya nya Erika membantu menopang badanya sebelah kiri.
''lo mau nyelakain gue..!" Bentak Evan.
''kalo Lo gak ada niatan bantu gue , sana pergi biar mama atau shabrina aja'' terus Evan.
''kenapa Van'' Mira mendekat lalu membantu Evan duduk di kursi
Erika membalikan badannya buru buru ia menyeka air matanya, ada rasa marah kecewa namun dia masih cinta.
''mungkin ini balasan buat aku, karena pernah ninggalin evan'' batinnya.
''baiklah'' lanjutnya Erika berlari kekamar Shabrina.
Menangis sengguugukan dikamar sendiri karena Shabrina ada acara dengan teman temannya.
''kamu gak boleh kasar gitu sama Erika Van, kasihan kan dia'' tegur Mira
Namun Evan tak bergeming.
''assalamu Alaikum may,'' suara Erika berat.
''walaikum salam, kenapa ka, kok kayak abis nangis'' tanya Maya
Erika bercerita tentang Evan, keseharian Evan yang sering marah terhadap Erika, perubahan yang ada pada Evan. Namun nasehat Maya tak jauh beda dengan shabrina atau Mira.
'' sabar ya sayang, jangan nyerah gitu dong'' Maya.
'' aku udah gak tahan may, pengen pulang ke jogja.'' ungkap nya
''ehh baru juga sebulan disitu, inget dulu berapa bulan tu Evan buat dapetin hati lo'' tambah Maya.
''may,,,,,'' Erika menghela nafas nya.
''aku gak tau lagi gimana caranya biar Evan maafin aku''..tanya erika.
''buat dia jatuh hati lagi padamu ka'' itu kata terakhir Maya sebelum dia mengakhiri telponnya.
Dua hari ini Erika pulang kerumah Evan larut malam tidak seperti biasanya pulang dan pergi bersama hadi yang tak lain bos nya.