Evan pov
''bagaimana keadaan anak saya dok, '' tanya Mira saat dokter keluar ruangan.
''saat ini pasien belum sadarkan diri, masih pengaruh obat bius,
''Tapi keadaan pasien sudah lumayan membaik,hanya saja kakinya butuh waktu untuk pemulihan'' jawab dokter itu.
Mira lalu memeluk Shabrina
''alhamdulilah'' bisik shabrina Hadi pun ikut bahagia .
hampir dua bulan setelah kecelakaan itu.
Evan lebih banyak mengurung diri dikamar, dan masih belum ada kabar tentang Erika ,''mungkin dia sudah ada pengganti ku'' batin Evan.
.
.
.
.
''ayah mau minta maaf, sekarang terserah dengan pilihan mu ayah tidak akan memaksa''hadi menatap Evan.
Evan tak menyadari ayahnya masuk ke kamarnya, karna dia sibuk memikirkan erika.
''setelah apa yang terjadi pada kak Shabrina, ayah baru sadar'' jawab evan sambil tetap fokus pada layar laptopnya.
''baiklah, apa yang bisa buat kamu maafin ayah?'' hadi menarik kursi lalu duduk didekat ranjang Evan.
''oke, ayah sama mama akan melamar gadis ini , ini kan yang pernah kamu bawa kesini'' lanjut hadi mengambil Poto Erika yang berserakan di meja kamar Evan.
''percuma, dia sudah pergi'' jawab Evan merebut foto dari tangan ayahnya.
''Maaf kan ayah sekali lagi van, ayah yang memintanya pergi" hadi.
Evan tak mampu bicara lagi mungkin jika kaki nya saat ini normal sudah dihancurkannya barang barang siisi kamar.
Ia memandang hadi dengan rasa benci, matanya merah, "silahkan anda pergi dari kamar saya " bentak evan pada ayahnya.
"Van, ayah minta maaf!" Hadi.
" tolong pergi" lanjut evan .
Percakapan canggung antara anak dan ayah itu pun berakhir hadi bingung harus bicara apa lagi , ia pergi meninggalkan evan yang masih mengepalkan tangannya .
###########################
"Erika ... Buruan "teriak Aldo,
''lelet ...!''lanjutnya.
''permisi, maaf pak'' ucap Aldo memberi hormat ke pak Dirut
Laki laki itu hanya mengangguk pelan dan mempersilahkan mereka duduk. Selama meeting Erika hanya diam membisu, melihat laki laki yang tak lain adalah direktur utama PT cipta mandiri.
''karena marak terjadi nya kecelakaan kerja, jadi saya kira perlu tim evaluasi setiap cabang dari PT CM dibutuhkan 6 Sampai 8 orang dan untuk membantu tim evaluasi kita
Akan menggandeng konsultan dari Singapore, nanti akan dibina di malang'' lanjut pak Dirut.
''oke Maria , segera kirim via email daftar nama yang akan ikut tim evaluasi'' terimakasih sudah jadi bagian dari PT CM, yang lain silahkan keluar kecuali kamu nona erika.
Pak direktur itu menunjuk pada Erika,
Aldo dan Maria sama sama bingung menatap Erika.
''kenapa adek gue, kok pak bos kenal erika !'' tanya Aldo
Maria hanya mengangkat kedua bahunya,
.....
" maaf pak saya tidak tahu kalau perusahaan ini milik bapak " ujar erika dengan wajah merunduk.
" saya akan segera membuat surat risign" lanjutnya.
'' kamu masih mengingat saya erika ?" Tanya sang dirut.
Bagaimana Erika akan lupa peristiwa dirumah Evan, ya laki laki yang sedang berdiri dihadapannya adalah laki laki yang sama yang membentak Evan,
laki laki yang sama yang melempar vas bunga
laki laki itu adalah laki laki yang sama yang menjodohkan Evan dengan Tyas.
Laki laki yang sama yang memintanya menjauhi evan .
Yaa laki laki itu hadi Antoro willian ayah Evan sekaligus direktur utama kantor Erika.
''Hemm maaf pak, saya dan Evan sudah....!'' Erika ketakutan
Dia takut bila orang itu matah kembali padanya.
''perjodohanya dengan Tyas sudah dibatalkan,kamu sudah tau Evan kecelakaan?'' tanya Dedi
''apa.... Evan.... Kece..lakaan ?'' Erika menutup mulutnya setengah tak percaya.
''sekarang masa pemulihan, apa kamu benar benar sayang dengan Evan?" Tanya Dedi
Erika menatap balik wajah Dirut itu, lalu mengangguk.. ada rasa senang mendengar pembatalan perjodohan Evan namun ia juga harus menerima kabar buruk lainnya.
"Erika, saya minta maaf atas kejadian tempo hari saya bukan ayah yang baik untuk anak anak saya " hadi menghela nafas panjang.
" jangan begitu pak, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya" balas erika , erika melihat hadi bukan seperti yang tempo hari membentaknya dan membentak evan.
" apa kamu mau memaafkan saya erika" tanya hadi.
" tentu saja pak" erika tersenyum.
''baiklah,'' hadi sembari menghubungi seseorang untuk segera datang keruangan meeting.
'tokk tok tok bunyi pintu diketuk seseorang.
'' masuk..! Sahut hadi
''maaf pak, ada yang bisa saya bantu?" Maria dengan sopan lalu melirik ke arah erika.
.....
''tolong persiapkan nona Erika untuk dimutasi ke malang, siapkan sekarang besok pagi dia bisa berangkat bareng saya!" Perintah hadi Antoro willian.
Erika dan Maria sama sama kaget Meraka saling pandang.
''nona erika, anda mau kan dipindah ke malang?" Tanya pak Dirut ke Erika
''Hemmmm, siap pak'' jawab erika gugup.
Lalu hadi Antoro willian meninggalkan mereka berdua.
''lo kenapa, kok bisa dimutasi, trus lo kenal sama pak dirut '' tanya Amira disusul Aldo masuk ruangan
''apa ...Erika dimutasi kemana ?" Tanya Aldo
''kantor pusat'' jawab Maria
''dan besok pagi Lo sudah terbang, dan enggak biasanya pak hadi bareng karyawan baru, jadi menurut gue ada sesuatu'' terus Maria.
''jawab Erika!'' sahut Aldo pelan
''pak hadi, ayahnya temenku '' jawab Erika lalu keluar ruangan.
Erika membereskan barang barang yang akan dibawanya.
Dibantu ibu nya dan Aldo.
''lo baru masuk aja sudah dipindah dipusat, curang...!" Aldo manyun.
''jangan gitu dong do, doain adekmu baik baik Disana'' jawab ibunya.
''kamu juga, Erika jaga diri baik-baik sebenarnya ibu agak keberatan kamu jauh lagi dari keluarga, tapi kalau kamu senang ibu sama ayahmu juga senang'' lanjut ibu.
Erika memeluk ibu nya '' Erika bisa jaga diri buk'' bisik nya.
Pagi pagi Erika Diantar Aldo dan ayahnya kebandara
Disana hadi Antoro willian sudah menunggu...
''maaf pak sudah membuat anda menunggu lama'' Erika menyapa.
'' okey gak apa apa'' jawab hadi .