Chereads / ERIKA (seberkas cahaya) / Chapter 18 - catatan 16

Chapter 18 - catatan 16

Mira menenangkan hadi yang masih meluapkan emosinya,

Evan menarik tangan Erika dibawanya meninggalkan rumah.

''evan...!" Teriak hadi  namun Evan masih saja menarik tangan gadis itu.

''naik'' pinta Evan

Menyuruh Erika naik dimotor nya Erika masih sempat memandang Mira dan hadi.

'' sudah yah, biarlah Evan dengan pilihan nya!'' Mira memberi masukan.

''tidak, mau ditaro mana mukaku kalau ketemu keluarga pak Hadi!"  Dedi dengan nada emosi.

''kita bisa jelasin baik baik'' Mira.

''mending, kamu urus anakmu biar nurut'' lanjut hadi lalu pergi meninggalkan Mira diruang tamu.

...................................

Sepanjang perjalanan keduanya membisu.

Erika masih  menangis, Erika merasa di buat melayang lalu dijatuhkan.

Bagaimana tidak Evan dijodohkan dengan Tyas yang belum lama memohon maaf kepada nya, lalu apa artinya hari ini batin Erika.

Evan menghentikan motornya di taman Trunojoyo , Erika masih diam mengikuti Evan duduk di kursi taman.

''kamu mau berjuang dengan ku kan?"

''jangan dengarkan yang ayah katakan tadi, anggap saja kejadian itu enggak pernah ada''  Evan sambil menyeka air mata erika.

Erika masih diam membisu  memalingkan wajahnya,laki laki disamping nya masih setia menggenggam jemari tangan nya.

Tolong antar aku ke stasiun'' ucap erika lirih.

''aku ikut'' pinta evan.

''tidak, selesaiin dulu masalah mu disini''tolak Erika.

''tapi,ka''..   Evan.

'' aku baik baik saja''potong Erika

Dia sedang berbohong hatinya sedang tidak baik, kata kata ayah Evan masih jelas terngiang di telinganya.

''tapi kamu Janji dulu sama aku, kamu  bertahan aku akan berjuang kamu percaya kan sama aku '' Evan memohon.

Erika mengangguk, dipandanginya wajah Evan didepannya, ia tahu laki laki itu juga hancur hatinya sama seperti nya.

Perpisahan ini terasa berat buat sepasang kekasih itu, walaupun sudah terbiasa terpisah jarak tapi kali ini terasa begitu berat,Evan mengamati erika sampai gadis itu benar benar menghilang dari pandangannya.

ERIKA pov

Kereta malabar malang - Jogja berangkat pukul 16 00, berungkali Evan mengutarakan ingin menemani ku ke Jogja tapi aku menolak, aku tidak menghindar dari nya aku hanya ingin dia menyelesaikan masalahnya dengan ayah nya.

''benar kata mu may, kalau siap jatuh cinta harus siap patah hati, dan aku terluka lagi'' aku memeluk Maya. 

Maya menjemput erika pukul 12 malam,  sahabat ku itu yang setia menemani dua malam ini menghiburku, bagiku maya bukan sekedar sahabat tapi juga keluarga.

'' ka, tapi Evan sudah berjanji gak bakal ninggalin kamu kan'' ujar Maya pada ku.

'' hubungan tanpa restu orang tuanya may, aku gak mau!" Sahut ku.

''tapi pasti ada jalan keluar nya, sayang'' Maya memeluk ku.

....

Hubungan Evan dan erika berangsur membaik, Minggu yang dijadwalkan Hadi akan pertunangan Tyas dan Evan terpaksa diundur. Evan lebih memilih mengambil job ke Bromo.

Hingga pada satu hari mira menghubungi Erika, meminta untuk bertemu tanpa sepengetahuan Evan.

Erika pun menyanggupi permintaan itu.

Sudah setengah jam Erika menunggu

Di cafe sekitaran bandara Adisucipto setelah pulang kerja, namun sosok Mira belum juga terlihat.

''eghemm, Erika !" Suara berat dari seorang laki laki yang berdiri disamping Erika, membuat erika terkejut lalu berdiri berusaha menjabat tangan laki laki itu namun laki laki itu dengan angkuhnya mengabaikan Erika . Menarik kursi meletakan tas kerjanya diatas meja.

Melihat yang datang rasa dingin menjalar di sekujur tubuh Erika ia juga kembali duduk.

''baik Erika, waktu saya tidak banyak. Saya minta baik baik agar kamu bisa menjauh dari Evan. Ini demi kebaikan kalian berdua'' laki laki yang bersama Erika itu adalah Hadi ayah Evan.

''tapi om, kami saling mencint'' belum sempat Erika meneruskan kalimatnya  Hadi menggebrak meja.

''saya tidak suka bertele tele, saya tidak akan menghinamu dengan memberimu uang lalu menyuruh mu pergi, saya mau dengan kesadaran dirimu jauhi Evan jauhi anak saya itu yang saya minta'' Hadi berdiri membawa tasnya pergi meninggalkan erika yang masih membisu.

Erika masih duduk di cafe itu sendirian, dua gelas kopi sudah ia habiskan.

matanya menerawang jauh beberapa kali notif dari Maya dan Evan diabaikannya.

Menjelang isya  Erika menumpang sholat di cafe dan berniat pulang. Mengendarai motor dengan tidak fokus membuat nya hampir tertabrak minibus.

''ngopo ndok'', Erika yang tiba dirumah langsung menangis dalam pelukan bulek, Erika menceritakan pertemuannya dengan Hadi sore tadi.

''sabar Yo ndok'' Bulek Mimi juga turut meneteskan air matanya.

Tiga hari tidak masuk kerja, Erika mengajukan Surat risign ke kantor nya.

''pasti ada jalan keluar nya'' batin Erika.

Dan ini jalanku'' lanjutnya pilihan yang sudah dipikirkan nya masak masak. Erika tidak ingin Evan dan orang tuanya bertengkar gara gara dirinya bukan kah cinta itu butuh pengorbanan dan ini pengorbanan Erika.

Berbagai pertanyaan diajukan ke erika oleh teman teman kantor nya termasuk sandi,saat mereka tahu Erika risign dari kantor.

Erika beralasan pulang kerumah orang tua kandungnya, segera ia mengemas barang barangnya.