Chereads / ERIKA (seberkas cahaya) / Chapter 11 - catatan 10

Chapter 11 - catatan 10

Erika memandang Evan dengan wajah juteknya, walau dalam hatinya tak rela pria itu pulang.

Evan sendiri sudah tahu sebenarnya perasaan Erika masih bimbang terhadap nya. Maya juga sudah banyak cerita bagaimana perasaan Erika terhadapnya.

"Ya kalau kamu siap jatuh cinta , maka harus siap pula patah hati , itu udah resiko Erika sayang !" Kata Maya tampak memberikan masukan pada Erika yang masih dibayang-bayangi masa lalunya.

Erika menghela nafasnya bingung jika dia menerima Evan , berati iya harus terima LDR an malang _ Jogja dong batin nya.

...........

"aku pasti balik lagi !" Evan mengusap kepala Erika.

" iya hati hati'' balas erika

Evan berjalan menuju tempat pemeriksaan tiket. Namun dia balik lagi ke arah Erika berdiri.

"Erika! Evan mendadak mencium kening gadis itu. Erika hanya diam mematung, merasakan hangat pelukan Evan, ia nyaman berada di dada bidang Evan.

Ia hari itu pertama kali Erika dipeluk lelaki selain ayah Dirga dan kakaknya .

Evan melambaikan tangannya dari kejauhan lalu menghilang di balik antrian orang.

Erika pov

"Erika sarapan dulu ! " omel bulek Mimi pagi pagi ketika aku hendak berangkat kerja keesokan harinya setelah ku antar Evan pulang.

" Biasain sarapan, nek mriang gae repot!" Bulek Mimi  menyiapkan sepiring nasi dan lauk untuk Erika.

" Iya bulek" jawab erika singkat"

rutinitasku sesudah kembali seperti biasa mulai pagi ini , diawali dengan ocehan ocehan Bulek yang nyaring pergi kekantor sore pulang terus tidur selalu begitu, walau terkadang Maya tak jarang mengajakku keluar untuk refreshing.

Dengan matic cantikku kususuri jalan Jogja  menuju kantor ku dengan bersenandung ria. Ada rasa sedikit bahagia ketika ada ucapan selamat pagi dari seseorang yang kurasa spesial.

''selamat pagi,'' kusapa puji Popi dan sandi teman sekantor ku.

''pagi juga, cie oke bahagianya yang baru cuti, mana oleh oleh nya'' tagih puji pada ku.

''ada , tenang aja'' kukeluarkan pernak pernik yang kubawa dari Malang Tempo hari.

"sombong banget si gak pernah bales WhatsApp ku ?"  Ujar sandi yang mulai mendekat.

Dia sandi meneger area di tempat ku  kerja, mungkin sejak tadi menunggu kedatangan ku.

"Maaf pak, saya sibuk kemarin!" Jawab ku.

Aku tak begitu memperdulikan sandi,

Sudah hampir setahun bekerja disini sudah sangat cukup mengenal kepribadian sandi yang selalu berusaha mendekati ku dengan gaya nya yang menurutku norak dan terkadang sering membanggakan diri sendiri.