Chereads / ERIKA (seberkas cahaya) / Chapter 5 - catatan 4

Chapter 5 - catatan 4

Sesuai perjanjian semalam, siang ini  Erika sudah bersama Evan  tepat nya mencari penginapan di kota batu malang.

18 menit kemudian mereka sudah sampai di gerbang dengan bangunan yang didominasi warna putih.

''kok berhenti disini'' Erika yang penasaran masih enggan untuk turun dari motor.

"Kamu nginep disini aja ya biar Deket " Evan melepas helm nya.

"Dekat dari mana bukanya masih agak jauh kota batu" jawab Erika sambil melihat google Maps.

"Enggak, Deket dengan kosan aku hee hee ".. Evan menampilkan barisan giginya.

''kalau ke batu besok aku antar, selama kamu di malang aku siap jadi tourlider gratis on time , aman '' lanjut Evan dengan menautkan kedua alisnya.

" Nanti malam jam 8 aku jemput kamu disini". Evan

"Iya''jawab Erika pasrah.

"Evan'' Teriak erika ketika pria itu menghidupkan mesin motor nya.

"Iya.. ka? Ada apa ?"Evan

Melepas kembali helm yang baru terpasang.

"Makasih udah bantuin aku" ucap Erika.

"Makasih juga buat kamu" katanya dengan senyum.

"Kok aku " Erika sedikit bingung.

"Karena kamu udah buat hariku kembali berwarna !" Sambil tersenyum dan melajukan kembali motornya.

Dengan hati yang berbunga ia masuk ke penginapan mengurus cek in.

***********************************

Erika membersihkan diri.

" Assalamualaikum yah," Erika menjawab telpon dari ayahnya.

"Walaikumsallam salam, pak Wondo tadi telpon katanya kamu pindah nginep ya "

Suara ayah yang agak nya terdengar khawatir.

"Iya yah, pindah dijalan simpang Borobudur ada temen rumahnya dekat dekat sini" Jawab Erika.

''teman kantor ?" Tanyanya kembali.

Kali ini Erika harus ekstra mengeluarkan jurus terakhir BERBOHONG.

'' temen SMA dulu yah orangnya baik kok ayah tenang aja'' Erika.

"Ya sudah yang penting hati hati kasih kabar kalau ada apa apa" kata ayahnya sembari mengakhiri telpon.

Erika menatap langit langit dari balkon penginapan menghirup udara malam kota malang.

Tin tin Tin bunyi klakson motor Evan dibawah membuyarkan lamunan erika.

''Oh ya tunggu''diraih tas nya dan bergegas menuju kebawah.

Crop tee warna hitam ditambah jaket dengan aksen army dan jeans panjang dipadukan dengan sepatu sneaker. Rambutnya dibiarkan terurai, gadis itu terlihat chic.

"Lagi ngelamunin aku ya ,kurasa iya kan jawabannya ?" Goda Evan ketika Erika sudah didepannya.

"Ahh kepede an kamu '' Erika memukul punggung Evan dengan helm jenis  bogo perlahan.

"Siap bos ku.. mau makan apa dulu ? ,,," Evan

"Bakso aja lah".. jawab erika sembari naik motor.

"Baiklah let's go.." evan

Kini meraka sudah sampai di kedai bakso president.

"Kenapa dinamai bakso presiden " tanya Erika pada Evan.

"Mungkin yang buat bakso nya pak presiden " jawab Evan

erika senyuman kecil tapi Evan tertawa garing .

Ada beberapa pengunjung lain yang melihat sinis ke mereka .

Keduanya melanjutkan perjalan ke alun alun malang.

Salah satu landmark kota malang, destinasi wisata yang murah meriah, masih banyak pepohonan yang usianya ratusan tahun, kata Evan

Dialun alun malang terdapat air mancur bergerak berirama diiringi sorotan lampu warna warni, ada skateboard juga untuk anak anak remaja.

Erika menikmati dua malam itu dengan Evan.

"Besok kita ke batu ya ?" Ajak Evan

"Jauh enggak ?" Tanya Erika

"Enggak deket kok tidak sejauh jakarta" katanya sembari menyodorkan jagung bakar pesanan mereka berdua.

Malam itu kembali dihabiskan waktu berdua dengan Evan keliling kota malang ke tugu Malang, lewat depan stasiun Gajayana, ketaman Trunojoyo dan pulang kembali kepenginapan.

#############################

(Erikapov)

hatinya bimbang ingin sekali

menelpon sahabat nya Maya, namun diurungkan niatnya

'' mungkin dia sudah tidur'' pikirnya.

Erika masih saja susah tidur, ia senyum menatap langit-langit penginapan,

Rasanya ada bayangan Evan yang perlahan mulai menjauh tergantikan dengan wajah Dirga.

''ahh sialan, kenapa dia lagi '' Erika menggerutu .

Percikan air membasahi wajahnya Erika selesai mengambil wudhu dilanjutkan dengan sholat dua rakaat  tahajud, barulah Erika bisa terlelap.

''pagi may, kamu pasti sudah dikantornya saat ini aku mau jalan  ke batu doain ya, selamat bekerja  Maya sayang''

Erika meninggalkan voice mail untuk maya. Segera Erika memilah Milah baju yang hendak dipakai nya semua isi ranselnya dikeluarkan.

''ini terlalu pendek'' dilempar asal celana pendek diatas lutut itu .

''yang ini, enggak cocok'' dilemparnya lagi .

''pakai yang mana '' Erika bingung hanya ada lima pasang baju yang dibawanya, biasanya dia tidak begitu memperdulikan penampilannya.

Duduk ditepian ranjang penginapan memperhatikan pakaiannya yang dihamburkan tadi berkali kali.

Kini Matanya fokus pada celana jeans ripped dan baju hitam model turtleneck .

''pakai ini saja'' batinnya dengan segera ia mengganti pakaian nya.

Disisi lain Evan yang sudah lima belas menit menunggu di parkiran penginapan masih mencoba menghubungi Erika namun tak ada balasan.

''maaf ponsel nya aku silent, aku segera turun lagi pakai sepatu '' ia suara Erika di telfon setelah dua puluh menitan menunggu.

Tangannya melambai dari atas balkon  ketika menemukan sosok pria yang duduk diatas motornya.

'' maaf ya van, sudah lama nunggu?" Erika yang baru sampai parkiran.

''enggak, kira kira kalau tidur mungkin mimpinya sudah ke Jogja tapi aku balik lagi karena enggak ada kamu''  canda Evan yang berakhir dengan pukulan dari Erika.

Tujuan akhir nya adalah daerah batu

Malang museum angkot yang dihiasi berbagai macam alat tranportasi jaman dulu, terbagi dengan beberapa zona.

Diantaranya zona ruang utama Batavia, Prancis, uni Eropa, gangster, Hollywood dan lainnya.

Evan dan Erika berkeliling museum lalu melanjutkan ke taman  Selecta perpaduan antara sejuk dan indah dengan rinci Evan menjelaskan banyak hal pada Erika awal mula pembangunan taman. Lahir dan besar di malang sudah pasti dia tahu banyak tentang malang serta pekerjaan nya menuntutnya untuk itu.

Disini mereka di taman yang asri berdua tak ada lagi canggung tak ada lagi kata '' orang asing ''.

''kesana yok, ada flying fox''' ajak Evan menarik tangan Erika, namun Erika masih tetap berdiri ditempat.

''kenapa ?'' Evan mendekat kembali ke arah Erika.

''ehmm, lain kali aja pengen coba tapi takut''  jawab Erika dengan ekspresi wajahnya yang lucu.

''haaa haaa haaa kamu takut ketinggian, haa haaaa '' Evan mulai mengejek Erika.

''enggak lucu'' bibir Erika meruncing , lalu berjalan meninggalkan evan, berjalan lebih cepat  ke arah food court yang masih diwilayahnya Selecta.

Dari belakang Evan mulai mengejar dan berhenti tepat didepan Erika.

''hay tunggu, iya deh maaf tapi kamu lucu kalau lagi marah'' Evan mengulurkan tangannya.

'' maaf ya, dimaafin enggak'' ulang Evan ketika Erika mengabaikannya.

''iya udah dimaafin '' Erika membalas jabatan tangan evan.

''tapi lapar'' lanjut Erika dengan alis yang saling bertautan.