Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 31 - Demi Raka

Chapter 31 - Demi Raka

Kirana menunggu Yusuf dan Raka kembali didepan pintu dengan gelisah. Tak lama mobil Yusuf pun masuk kedalam halaman rumah, begitu berhenti Raka langsung keluar dan berlari kearah Kirana, "mama, om Yusuf bohong" rengek Raka, "bohong apa sayang" sahut Kirana seraya tatapannya ke Yusuf , "om Yusuf bilang mau ke papa tapi malah ke penjual es krim, Raka mau papa bukan es krim, papa, maa , papaaa" rengek Raka dan kali ini pun ditambah tangisan nya. Kirana sedikit kualahan menggendong Raka yang terus saja memberontak dan menyebut 'papa, papa' . "Kii, coba dehh kamu yang telpon Farhan, kali aja dia angkat" bujuk ibu Kirana. "Kenapa Kirana Buu, kan uda tuh Yusuf sama ibu nelpon tapi nggak dijawab jadi hasilnya akan sama" ucap Kirana terengeh engeh karena sambil menggendong Raka yang masih menangis. "Raka tenang yaa sayang, ada mama," bujuk Kirana ke anak nya "papaaa, papaa" hanya itu yang terus di ucapakan Raka , "sayang papa kerja, nanti kalau sudah selesai papa pasti telpon Raka" bujuk Kirana lagi, "sekarang, telpon sekarang" rengek Raka. Kirana pun mulai kelelahan sehingga dia menurunkan anak nya. "sayang, papa kerja, sama kaya mama, kalau sibuk nggak bisa di telpon" bujuk Kirana ke anaknya itu dengan posisi jongkok mensejajarkan badannya dengan anak nya. "sekarang maa, sekarang" ucap Raka dan tambah menangis. Kirana benar benar frustasi di buat Raka.

"Kak, demi Raka, coba deh kakak yang telpon kak Farhan" bujuk Yusuf "iaa Kii, ibu takut kalau Raka sakit lagi kalau begini" ucap ibu nya. Ya ampun Kirana simalakama ini namanya. "ya udah deh, mana handphone Raka, biar Kirana telpon lagi" Ucap nya. ",kok handphone raka Kii, handphone kamu lah" sahut ibu nya "iyaa kak dari tadi kami pakai handphone Raka tapi nggak diangkat," dukung Yusuf "ya ampun nggak mungkin dong pakai Handphone Kirana" protes nya. "Kii, ini demi Raka" ucap ibu nya sambil memeluk Raka yang terus berontak ingin 'papa' nya. Kirana pun menatap Raka dan hati nya tak bisa membiarkan Raka seperti ini "huufftt, ya uda mana nomer nya" ucap Kirana setengah hati. "yaa ampun kakak, kejam banget sih masa nomor mantan Suami aja nggak punya" protes Yusuf, "nggak penting" sahut Kirana "nihh" ucap Yusuf seraya memperlihatkan nomor di handphone nya.

Kirana pun menelpon Farhan,,

'tuutt,,,,, tuuuttt,,,,,tuuttttttt'

"nyambung tapi nggak diangkat" ucap Kirana

"coba lagi kak" sahut Yusuf, Kirana kembali mencoba sekali lagi seraya melihat jam menunjukkan pukul 3 siang.

'tuutt,, tuutttt,tuuuttt'

"masih kerja kali ,ntar aja deh yaa" ucap Kirana lagi setelah 2x menelpon dan masih tak di jawab.

Kirana, Yusuf, ibu dan ayah Kirana mulai bingung , karena Raka tak berhenti menangis. selang beberapa menit handphone Kirana berdering. 'nomor baru dan itu nomor farhan.' "Farhan nih nelpon" sahut Kirana "ya udah angkat cepat" ucap ibu nya. "ibu aja deh" sahut Kirana "Kirana cepat," paksa ibu nya .. Kirana pun menarik nafas panjang dan menjawab telpon Farhan.

"halooo ini Kirana ,, dengan Farhan?" ucap Kirana to the point

"iyaa aku tahu ini kamu Kii, makanya aku langsung telpon balik," ucap Farhan terdengar karena Kirana memasang loudspeaker nya.

"hmmm" sahut Kirana singkat

"oiaa, ada apa?" tanya Farhan

"kamu lihat panggilan aku, bearti sudah lihat ada panggilan Raka?" tembak Kirana.

"iaa lihat, maaf tapi aku dari pagi ada meeting penting dan handphone aku taruh di ruangan nggak aku bawa, ini aku baru kembali" jelas Farhan,

"aku nggak peduli itu," sahut Kirana dingin "aku nelpon karena Raka" lanjut nya. "Raka kenapa Kii, Raka sakit?" ucap Farhan yang tedengar panik.

"nggak, dia cuman ngamuk nyariin kamu, jadi bisa kamu telpon dia ke handphone nya?" tembak Kirana. "bisa , sekarang juga aku telepon dia" jawab Farhan. Tanpa salam atau apapun itu Kirana langsung mematikan handphone nya. "Kii, nggak sopan banget sihh, main tutup gitu aja" protes ibu nya. "biasa aja deh Bu" ucap Kirana kesel . "Raka, ini handphone kamu sebentar lagi papa telpon jangan nangis lagi yaa" bujuk Kirana ke anak nya. dan benar saja Raka langsung berhenti menangis dan bersamaan dengan itu Farhan menelpon Raka.