Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 29 - Hanya Kamu yang Paham

Chapter 29 - Hanya Kamu yang Paham

"Jadi Farhan sudah balik ke Bandung?" tanya Resty. "iyaa, 3 hari yang lalu" jawab Kirana sesaat setelah meneguk minumannya. "terus Raka gimana setelah nggak ada Farhan?" tanya Resty lagi, "yaa gitu, nyariin terus, tapi ya ada untungnya juga sebelum pergi, Raka di beliin handphone sama Farhan, jadi ya mereka bisa Video call' an deh" jawab Kirana, "tumben kamu nggak ngelarang" sahut Resty, "awalnya gitu,, tapi demi Raka, ya udah,,, aku trauma juga dia sampai demam gara gara aku larang ketemu Farhan, jadi ya udah deh aku terima aja, dan juga daripada Dia nelpon pake handphone aku,,,, kalau gini win win solution kan" jawab Kirana. Resty cuman meangguk menanggapi ucapan Kirana. "ehh tumben kamu ngajakin makan siang?" tanya Kirana, "iyaa, aku kangen plus khawatir sama kamu?" sahut Resty. "khawatir kenapa ?" tanya Kirana, bukannya menjawab , Resty hanyut dalam pikirannya sendiri.

Sejujurnya Resty memang melihat perubahan sikap Kirana terutama ke seorang yang bernama laki laki selama ini, namun Resty yang sering keluar kota pun sulit untuk mencari waktu buat ngobrol sama sahabat nya ini, dan 3 hari yang lalu tepatnya nya di hari Minggu sore ibu Kirana menelpon Resty dan menceritakan detail sikap Kirana ke Farhan, dan itu betul betul membuat Resty shock, Resty tau Kirana nggak akan nerima Farhan lagi, tapi mendengar cerita ibu Kirana, Resty benar benar kaget, pasalnya , sahabat nya ini bukanlah seorang pendendam atau orang yang tak punya hati, namun kini dia sadar feeling-nya 5 tahun ini tak meleset bahkan lebih buruk.

"kok malah ngelamun" tegur Kirana. melihat Resty yang diam aja saat di tanya. "ehh,nggak, ini kamu kan Uda 5 tahun nih single, aku pikir kamu harus mulai ngebuka hati Kii ?" ucap Resty hati2 . Mendengar ucapan Resty, Kirana pun tersenyum pahit. "kamu jangan pura2 nggak tau Res, atau kamu memang sengaja memancing aku lagi?" sahut Kirana dengan nada datar namun penuh penekanan. Resty sangat mengenal Kirana, jika sudah dengan nada begini Kirana pasti lagi marah, Resty menarik nafas panjang sebelum memulai bicara. "Raihan , iyaa kan?" ucap Resty to the point , begitu mendengar nama itu mata Kirana yang tajam langsung meredup. "dengar yaa Kii, dia aja sekarang nggak tahu dimana, dan kalau dia cinta sama kamu dia bakal tau keadaan kamu sekarang, tapi nyata nya, dia malah menghilang kan" ucap Resty . "tapi ini semua kesalahan aku Res, aku yang ninggalin dia, aku yang udah merusak hubungan kami," ucap Kirana dengan suara yang mulai berat karena menahan tangis nya ,, namun dia melanjutkan "dan fatal nya aku terlambat mengetahui kebenaran nya" ucap nya dan sudah tak bisa menahan air matanya. Resty pun dengan sigap memeluk sahabatnya itu. Untung suasana kafe lagi sangat sepi, jika tidak, mau tidak mau Resty harus membawa Kirana pergi ke tempat lain yang lebih sepi.

"dengar Kii, ini bukan kesalahan kamu sepenuh nya. harusnya jika dia benar benar sayang sama kamu dia bisa kan nelpon balik saat kamu telepon dia , dan dia bisa menghubungi aku buat nanya kabar kamu, ditambah ada Raka , apa diaa,,,?" ucapan Resty dipotong oleh Kirana Begitu menyebutkan nama Raka "pliss res, jangan bawa bawa Raka, ini dosa dan kesalahan ku, Raka sama sekali tak bersalah" ucap Kirana lirih, Resty pun kembali memeluk Kirana. "aku berpikiran sama dengan mu Res, bahkan aku sudah jauh memendam amarah ku ke Raihan saat handphone nya di angkat oleh seorang wanita, saat itu jika aku Tidak berpikir tentang orang tua ku ingin rasanya aku mengakhiri hidup ku, namun ntah mengapa Tuhan memberiku kekuatan dan keberanian menghadapi semuanya. Kemudian Farhan hadir , sosok nya begitu hangat, membuat ku percaya bahwa masih ada ketulusan untuk ku, namun ternyata takdir sedang mempermainkan ku, aku benar benar membenci mereka Res,aku nggak tahu bisa maafin mereka atau nggak, tapi satu hal yang pasti aku tak akan pernah percaya dengan Cinta, baik dicintai mauapun mencintai, semua nya hanya sesaat" ucap Kirana. "daan aku ragu res, apa aku bisa kembali jatuh cinta". lanjutnya dalam Isak tangis nya. Dan tentu Resty mengerti perasaan sahabat nya itu.