Lidya pun keluar dari ruangan Kirana dengan perasaan campur aduk, ,'tapi ya sudah lah' Pikir Lidya. Ketika akan menuju lift Lidya di halangi oleh Tari dan beberapa karyawan wanita lainnya. "mba Lidya tunggu" ucap Tari. "hmmmm, ada apa?" sahut Lidya malas, "mbaa beneran tuh tadi mantan suami Si Kirana" tanya Tari. "iya" jawab Lidya. "wahhh, pantesan aja cowok cowok pada ditolak sama mba Kirana, emang nggak ada yang sebanding sama mantan suaminya yang super super tampan itu" sahut salah seorang karyawan wanita. "ada perlu apa dia kemari mba, ku kira mereka sudah lama berpisah" tanya Tari Kepo. "mana aku tahu" sahut Lidya kesal. "alahh, paling Kirana yang caper" sahut Tari tak terima, "ehh, orang sirik selalu aja yaa, dengar yaa tar, yang ada malah mantan suaminya yang maksa ketemu padahal di tolak sama mba Kirana" ucap Lidya, dan berhasil membungkam mulut Tari. Lidya pun pergi dengan senyum puas melihat ekspresi konyol Tari.
~~~~~~~~~`~~~~~~~
"hufffftttt Siang ini kantor heboh banget sihh" gerutu Lidya sendiri ketika kembali ke meja nya setelah selesai makan siang. Itu karena saat tadi makan siang tak henti hentinya orang bergantian menanyai nya hal yang sama seperti pertanyaan Tari tadi.
"Lidya" ucap Kirana menyadarkan Lidya .
"ehh, iya mba" ucap Lidya kaget.
"kenapa kok lemas gitu, kamu sudah makan kan?" tanya Kirana.
"sudah mba, tapi nggak tenang" jawab Lidya jujur
"nggak tenang gimana?" tanya Kirana.
"semua orang terus menanyakan ku tentang si mas ganteng dan mba" ucap Lidya jujur,
"mas ganteng?" tanya Kirana tak mengerti
"hehehe, itu loh mantan Suami mba" jujur Lidya, "maaf mba , habis emang ganteng banget, bangett dehh" tambah Lidya.
Kirana hanya geleng geleng kepala mendengar ucapan sekretaris nya itu. "sudah lah nggak penting" sahut Kirana "ini hasil revisi konsep yang diminta Pak Gio, tolong kamu berikan pada nya" jelas Kirana. "siapp mba" ucap Lidya. Kirana pun masuk kembali kedalam ruangannya. "hadehhh, jadi wanita cantik itu rumit yaa" ucap Lidya seraya melihat Kirana dari belakang.
Kirana kembali masuk kedalam ruangannya, dia menyandarkan seluruh tubuh nya dan kepalanya di kursi, pekerjaannya sudah beres bahkan pekerjaan yang harusnya masih memiliki dead line hingga Minggu depan sudah selesai, itu semua karena dia lagi dalam keadaan malas memikirkan masa lalu nya. Ditambah kedatangan Farhan tadi membuat mood nya semakin buruk.
#Satu Jam yang Lalu
"mau apa kau kemari" tanya Kirana sinis ke Farhan.
"aku ingin kita membahas masalah Raka" ucap Farhan to the point.
"kenapa sama Raka?" sahut Kirana sinis.
"kau tak bisa bersikap sekeras itu kapada nya" sahut Farhan.
"dia anak ku dan begitu lah cara ku mendidik nya"
"apa kau lupa bahwa dia juga anak ku" ucap Farhan
"Kau tau persis dia anak siapa" sahut Kirana sinis.
"Hentikan Kirana, aku tak pernah tau dia siapa dan aku tak peduli, bagi ku Raka adalah anak ku, dan aku papa nya,," ucap Farhan sedikit emosi "dan kau bukanlah wanita seperti ini," ucap Farhan akhirnya tak tahan melihat sikap Kirana sekarang. "wanita seperti ini,, maksudnya" sahut Kirana dingin dan sinis , "Kau bukan Kirana yang aku kenal, Kirana yang aku kenal cerewet, ceria, dan ramah, tapi Kirana yang sekarang dihadapan ku jauh berbeda" ucap Farhan . "Kau dingin, angkuh, dan senyum mu penuh kepalsuan" lanjut Farhan, Dia betul betul tak menyangka dengan perubahan sifat dan sikap Kirana. Kirana tersenyum sinis "anggap saja Kirana itu sudah mati" ucap nya. Mendengar ucapan Kirana hati Farhan begitu kecewa, bahkan Dia pun tak tahu harus berkata apalagi. "kalau kau sudah selesai bicara kau bisa pergi sekarang",, tambah Kirana.