Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 24 - Mantan Suami (I)

Chapter 24 - Mantan Suami (I)

Semenjak kemarahan nya hari itu ke Raka dan ucapan Farhan yang membuat Kirana tak bisa berbuat apa-apa, maka dia pun membiarkan kehangatan yang terjalin antara Raka dan Farhan, dan Kirana memang melihat hal itu membawa banyak energi positif bagi Raka. Namun itu tak mengubah apapun, sikap nya ke Farhan, tetap dingin dan mengabaikan pria itu.

"maa, antar Raka ya" ucap Raka ke Kirana yang tiba diruang makan, "ohh, okee sayang" ucap Kirana. Awal nya dia kaget , Kirana pikir Raka masih akan diantar jemput oleh Farhan. Setelah selesai sarapan , Kirana menuju ke halaman depan untuk segera berangkat yang diikuti oleh Ibu nya dan Raka, "ayoo sayang" ucap Kirana ke Raka yang masih berdiri di depan pintu, "kita berangkat nya bareng papa maa" ucap Raka polos dan bersamaan dengan itu, mobil Farhan masuk kedalam halaman rumah Kirana. "itu papa" ucap Raka riang. Kirana kesal bukan main bagaimana bisa anak nya berpikir begini, "ayoo sayang kita berangkat," ucap Farhan, "paa, pergi nya sama mama ya" ucap Raka ke Farhan tentu saja Farhan tak kalah terkejutnya dengan Kirana, seketika Farhan melihat ke arah Kirana dan Kirana membuang pandangannya dari Farhan, , tentu Farhan mengetahui artinya,, "sayang,,, mama Kan harus kerja, kalau antar Raka nanti mama terlambat, Raka jagoan papa kan, jadi ingat pesan papa kan" ucap Farhan menolak halus permintaan Raka "ingat paa, sebagai anak laki laki harus menjaga dan pengertian ke mama, benar kan" ucap Raka polos. "yupp, itu baru jagoan papa," ucap Farhan seraya bertos dengan anak-nya itu. Raka pun berlari kecil kearah Kirana yang memandang takjub kenapa Raka bisa berubah penurut dan tidak memaksa keinginan nya, biasa nya juga, jika ingin sesuatu maka itu harus terpenuhi. "maa, Raka ngerti kok, mama harus kerja, jadi Raka berangkat sama papa aja" ucap nya dan menyalami Kirana. Kirana pun menunduk kan tubuhnya "iyaa sayang sekolah yang pintar yaa" ucapnya dan mencium pipi anak nya itu. Kirana membiarkan mobil Farhan untuk hilang terlebih dahulu baru lah ia akan berangkat bekerja.

Ibu nya yang sedari tadi melihat adegan anak dan mantan menantunya itu pun akhirnya angkat bicara, "setiap orang pernah berbuat kesalahan Kii, tapi bukan berarti dia tak pantas untuk di maafkan,,,, dan ada nama nya mantan suami tapi sampai kapan pun tidak akan pernah ada namanya mantan Papa atau mantan anak." ucap ibu Kirana, yang mulai lelah dengan sikap dingin dan kejam anak nya. Mendengar ucapan ibu nya Kirana hanya menarik nafas. dan tak berniat melawan omongan ibu nya. "Kirana berangkat Bu, assalamualaikum". ucap Kirana dan segera masuk mobil nya dan menuju ke kantor nya.

Sesampainya di kantor, sekretaris Kirana Lidya sudah dapat melihat sikap dingin atasannya itu dari pagi, memang itu hal yang sudah biasa terjadi namun kali ini atmosfernya sangat terasa, Kirana bahkan seperti orang gila yang sedang bekerja seakan tak ada hari esok, Lidya yang notabene hanya sekretaris pun mengikuti semua perintah Kirana, hingga waktunya makan siang. "mba, apa mau saya belikan makan siang?" ucap Lidya ke Kirana hati2 , "ohhh, sudah jam makan siang rupanya" sahut Kirana dan dibalas anggukan oleh Lidya. "ya sudah kamu Istirahat dulu aja, nanti baru kamu terus kan lagi" ucap Kirana, "anda tidak makan siang dulu mba?" tanya Lidya khawatir ke atasannya itu. "Hmm, saya Belum lapar, tapi sebelum kamu keluar bisa tolong buat kan saya coklat panas " ucap Kirana, "tentu mba, sebentar yaa" sahut Lidya.

Lidya pun bergegas menuju pantry untuk membuat kan Kirana Coklat panas , "ehh mba Lidya, kok dari pagi kayanya sibuk banget mba" sahut Tari seorang karyawan di perusahaan tempat Kirana bekerja "yaa, biasa lah" sahut Lidya santai, "mba betah yaa, jadi sekretaris 'janda' itu?" ucap Tari sinis "hussshh, nggak usah ditekani juga Janda nya," ucap teman tari "yaa, emang janda," sahut Tari "meski janda tapi nggak kelihatan loh tar, dia itu malah kaya masih ABG, dan sekarang berhijab cantik banget" ucap teman tari "biar cantik kalau janda, tetap aja udah bekas" ucap Tari lebih sinis, Lidya sebenarnya malas untuk bicara tapi bagaimana pun Kirana adalah atasannya dan dia sangat mengenal Kirana, dia wanita baik baik,, "mending janda jelass, dari pada gadis, tapi sifat nya liar" ucap Lidya dan melihat kearah Tari, Lidya pun bergegas meninggalkan pantry. Lidya sudah sering mendengar cibiran tentang Kirana, namun Lidya yang sudah bekerja bersama Kirana 2 tahun ini dan menjadi sekretaris nya melihat jelas perjuangan Kirana, dia memang layak di posisi ini sekarang, dan dia memahami kenapa wanita wanita di kantor nya banyak yang tak suka dengan Kirana , itu karena Kirana menjadi wanita nomor 1 di perusahaan nya meski status janda dan memiliki seorang anak dan membuat wanita wanita di kantor nya yang masih single merasa tersaingi itu lah sebabnya tak sedikit yang iri dengan Kirana.