Aku pulang kerumah dengan menahan air mata ku. Rumah ku ramai dengan kerabat yang datang, aku memasuki ruang tamu untuk menuju kamar ku. "wahh, calon pengantin kok jalan2, nggak boleh tau" ucap tante ku adik dari ibu ku,, "heheh, aku pergi beli cemilan tante didepan" ucap ku santai dan mengangkat belanjaan ku,, "ya uda kamu masuk sana luluran" sahut nya ,, "siaappp boss" ucap ku dan bergegas masuk kamar ku dan mengunci nya. Seketika tangis ku pecah , tapi aku tak bisa menangis dengan suara yang keras, aku menggigit ujung selimut ku, aku mengambil hp ku dan menelpon Ke Raihan dan tersambung masuk, aku menghentikan tangis ku dengan perasaan aku memiliki sebuah harapan. Agak lama aku menunggu karena dia tak langsung menjawabnya seperti biasa. Akhirnya telpon itu pun di jawab , tetapi itu "halooo," suara seorang wanita dan sangat lembut, aku melihat kembali ke layar hp ku dan itu benar nama dan nomor telepon Raihan, tetapi kenapa suara wanita yang menjawab "halooo," ucap nya lagi, degan ragu aku menjawabnya "haaa,,, lo" ucap ku "iyaaa, dengan siapa ini?" ucap wanita itu "apa benar ini dengan nomornya Kak Raihan?" tanya ku ragu "iyaa benar, ada keperluan apa?" jawab wanita itu "apa aku bisa bicara dengan nya?" tanya ku pelan "tentu " ucap wanita itu lembut "sayanggggg,,,,, ada telpon untuk mu?" suara sayang itu terdengar jelas ditelinga ku dan menjauh ketika kata-kata telpon untuk mu. Mendengar itu jantung ku terasa seperti berhenti bekerja, dan dengan spontan aku mematikan telpon ku. Aku kembali menangis 'apa ini, ada apa, apa Raihan benar benar telah memiliki pengganti diri ku, secepat itu kah?' hati ku terasa begitu sakit, aku tak bisa mengehentikan tangis ku.
------_-----
Namun suara ketukan pintu kamar ku, mengharuskan aku untuk berhenti menangis, "Kirana, kamu tidur?" itu suara tante ku. "hmmm, baru mau tidur Tan," ucap ku dengan suara yang berat memang terdengar seperti orang baru bangun atau ngantuk berat, tapi itu sebenarnya karena aku baru menangis, "buka dulu, ada Farhan itu, kalian harus cari cincin Nikahan" sahut tante ku. "Astaga iyaa, aku lupa aku janjian sama Farhan siang ini buat cari cincin." ucap ku dalam kamar dan menepuk jidat ku. Aku bergegas mengambil handuk dan menutup kepala dan sedikit muka ku menuju kamar mandi. "iyaa, aku mandi dulu" ucap ku sok lemas agar tak ada yang curiga. Aku pun bergegas Ke kamar mandi. Kurang lebih hampir setengah jam aku mandi dan bersiap, Farhan menunggu ku di ruang tamu, setelah aku keluar kami akan pun segera berangkat.
"Mata kamu bengkak?" ucap Farhan pada ku. Aku sedikit takut "ohhh, iya aku habis nangis, dengar ceramah ibu tadi pagi, yaa nggak tau aku seakan akan mau pergi jauh gitu naa" ucap ku jujur aku menangis namun alasan yang berbohong.. "hehehh, gpp kamu kan mau jadi istri jadi akan banyak perubahan." ucap Farhan seraya menggenggam tangan ku. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Tak sampai setengah jam Kami sudah tiba di toko Perhiasan untuk mencari Cincin pernikahan.