Kirana memasuki kafe itu dan menunggu Resty. mereka sudah saling chat sejak awal, namun tak berencana untuk ketemuan , tetapi ada kesempatan seperti ini dan Kirana merasa butuh teman, akhirnya dia mengajak Resty dan syukur nya Resty bisa dan menyetujui nya.
Hampir 1 jam menunggu, Resty pun tiba.
"sorry honey , lamaa," ucap Resty begitu tiba, "hmmm, gpp aku yang salah ngajakin nya dadakan." sahut Kirana. ,"udah minum dulu aku udah pesanin minuman favorit mu" lanjutnya yang memang sudah ada 2 gelas minuman di meja mereka. "terus, Farhan mana?" tanya Resty yang bingung melihat Kirana sendiri, "bukannya kalian jalan berdua?" lanjutnya lagi. "iyaa, tadi aku bareng, tapi dia mau ketemu teman-teman nya, aku nggak mau ikut, makanya aku ajakin kamu ketemuan sekarang" jelas Kirana. "ohhh, gitu,, tapi semua baik baik aja kan Kii?" tanya Resty khawatir, "iyaaa, baik2 aja, bahkan sangat baik" ucap Kirana namun dengan nada bimbang. "baik kok, kamu nya kaya resah gitu sihhh,," sahut Resty, "daannn , ehemmmm, gimana malam pertama nya?" tanya Resty menggoda Kirana. "sangat hot" sahut Kirana asal namun ada sedikit kebenaran. "hahhhhh, beneran Kii" sahut Resty sedikit terkejut. "iyaa, emang sempat hot banget, tapi baru pemanasan, udah ada yang ganggu nggak jadi deh" jelas Kirana polos. "hahaaaaahaaa, kok bisa sihh?" sahut Resty yang tak bisa menahan tawanya. "tapi Uda seminggu nih, jadi berapa ronde semalam?" lanjut Resty yang masih menggoda Kirana. "nggak ada" sahut Kirana jelas. "maksudnya nggak ada?" tanya Resty. "yahhh, kami belum ngelakuin apapun" jelas Kirana, "kok bisaa?" sahut Resty, "ress, aku nggak bisaa kaya gini teruss, Farhan pria yang sangat baik, dia menyayangi ku tulus dan memperlakukan ku seperti ratu, aku nggak bisa memperlakukan dia seolah olah aku ini masih suci res, aku nggak bisa" ucap Kirana akhir nya mengeluarkan perasaan yang sudah tak bisa dia tahan lagi. Melihat ekspresi Kirana, Resty dengan cepat berpindah tempat duduk berada di samping Kirana dan langsung memeluk sahabatnya itu. "yang kuat yaa sayang, menangis lah, aku disini" ucap Resty, dia paham akan kegundahan Sahabat nya itu, dia pernah berada di posisi Kirana ketika dia juga hamil, namun dia menikah dengan kekasihnya sendiri, sedangkan Kirana, posisi nya begitu rumit. Resty tak tahu harus berkata apa dan memberikan saran apa tapi baginya, apapun keputusan Kirana dia akan tetap disamping dan membela sahabat nya.
Mereka tak sadar Farhan datang dari belakang, namun ntah mengapa Farhan malah tersenyum dan seolah memberikan Kirana waktu dengan Sahabat nya, jadi dia pun memilih duduk di belakang mereka tanpa bersuara.
Cukup lama Kirana menangis di pelukan Resty, setelah merasa tenang dan bisa mengendalikan emosinya, dia pun mulai cerita ke Resty. "malam itu aku sempat hilang kendali, dan memasrahkan segala nya ke Farhan, namun ntah kenapa bayangan Raihan hadir di antara kami dan itu nyata res,, akhirnya aku memutuskan untuk tidak melakukan nya, dan beralasan sedang menstruasi ke Farhan hingga sekarang" jelas Kirana. Mendengar cerita Kirana, Resty Semakin prihatin akan keadaan sahabat nya. "Kii, kamu masih mencintai Raihan?" tanya resty hati hati. "Raihan tak akan pernah tergantikan res, tak akan pernah, walaupun aku tak mengandung anak nya, dia akan tetap ada di dalam hati ku, apalagi sekarang jelas akan ada anak bukti cinta kami." ucap Kirana dan kembali menangis. "terus Farhan?" tanya Resty lagi, "Farhan laki laki yang sempurna, hidup dengan nya akan membuat ku sangat bahagia, tapi aku tak sejahat itu res, dia berhak mendapatkan ketulusan, aku akan jujur padanya, apapun keputusan nya aku akan terima, aku hanya akan memohon kepada nya, agar bisa memberikan nama nya untuk anak ini agar dia tak di anggap anak haram dan keluarga ku tak di permalukan oleh ku," ucap Kirana, "bagaimana jika dia tak ingin memberikan nama nya untuk anak itu?" sahut Resty. "yahh, aku akan pergi meninggalkan kota ini, dan meminta dia menyimpan rahasia ini". sahut Kirana pasrah.
"lalu aku akan hidup sebagai laki laki pengecut begitu?" ucap suara pria dari belakang Kirana dan Resty, mereka pun menoleh bersamaan "Kak Farhan" "Farhan" ucap Kirana dan Resty sontak berdiri dan sangat sangat terkejut , "kakak sejak kapan berada disini?" tanya Kirana gugup "sejak tadi, tapi mendengar obrolan kalian aku tak berniat mengganggu, namun sepertinya ada hal yang harus kalian jelaskan kepada ku" ucap nya dengan ekspresi dingin.
"Sebaiknya kalian bicarakan di rumah berdua," ucap Resty yang melihat kondisinya. Dia mengambil tas Kirana memberikannya pada Kirana dan membawa Kirana berjalan ke arah Farhan. Kirana hanya bisa menunduk karena malu dan rasa bersalah yang amat besar. "Farhan kamu sudah mendengar semuanya, keputusan ada pada mu,, Pertimbangkan dan anggap jika ini terjadi pada adik perempuan mu" ucap Resty yang sedikit berbisik di samping Farhan, namun Farhan dapat mendengar nya dengan jelas.
Resty pun membiarkan Farhan dan Kirana untuk pergi dahulu, baru lah ia pergi meninggalkan Kafe itu.