Chereads / senyumanmu yang kutunggu / Chapter 25 - 6 penjaga

Chapter 25 - 6 penjaga

Semua pegawai berbaris menyambut kedatangan Fariz. Sudah 1 tahun lebih sedikit mereka tidak berjumpa dengan bos mereka. Dan mereka mengira Bos mereka sedang melakukan bisnis di luar negeri sekalian berlibur panjang. Tidak ada yang tahu selain keluarga, bahwa Fariz mengalami kecelakaan dan butuh perawatan intensif dan itu membutuhkan waktu yang lama.

3 Mobil berjalan perlahan dan berhenti tepat di depan para pegawai. satu persatu orang keluar dari mobil. Saat Fariz dan rombongan nya akan masuk ke perusahaan, semua pegawai membungkuk dan memberi salam menyambutnya.

"selamat datang Bos" ucap mereka serentak.

"selamat pagi semuanya!!" sapa Fariz pada semua pegawainya dengan senyuman, dan berlalu masuk.

Selama berjalan Fariz melihat ke sekeliling. Dia berhenti sejenak sambil mengernyitkan dahi melihat kearah ruangan yang dijaga oleh 6 penjaga. Lalu Fariz menoleh kebelakang, melihat kearah Jodi. "apa yang mereka lakukan disana?" Fariz bertanya pada Jodi.

"Bos, mereka sedang menjaga barang barang mu Bos" Jodi berfikir sejenak sebelum menawarkan "Bos, apakah anda mau mampir untuk melihat".

"Boleh" Fariz mengajak Jodi dan menyuruh yang lain untuk pergi ke ruangan nya masing masing.

"apa kabar Bos" 6 penjaga menyapa Fariz dengan serentak.

"baik, saya hanya ingin melihat lihat saja". Fariz dan Jodi lalu masuk kedalam ruangan.

Fariz menatap sebuah anting yang berada dalam kotak kaca, lalu menoleh kearah penjaga memerintahkan untuk membukanya.

penjaga itu membuka kotak kaca itu dan mengambil anting tersebut lalu memberikan pada Fariz.

Fariz menatap lekat lekat anting tersebut lalu seperti mengingat seseorang. Dan berkata "saya akan mengambil anting ini".

Di ruangan itu terisi penuh dengan lukisan menempel di dinding. Fariz menatap lukisan yang berjumlah 33 buah.

Di dalam lukisan tersebut menggambarkan suasana seorang wanita yang kesepian di sebuah taman bunga matahari. Dan lukisan lukisan itu hanya bertema 1 orang wanita saja. Namun wanita dalam lukisan tak pernah memperlihatkan wajahnya.

Seakan akan pelukis tersebut juga tidak tahu siapa wanita itu.

Namun jelas di mata Fariz, lokasi dalam lukisan itu seperti sangat familiar bagi dirinya. Namun Fariz tak bisa mengingatnya...

Pada saat itu juga Jodi mengingatkan bahwa sekarang waktunya Fariz untuk rapat.

Fariz dan Jodi pergi meninggalkan tempat itu dan menuju ruang rapat.

..... .....

Setelah rapat selesai, Jodi terus mengikuti Fariz, mengingat Fariz baru saja sembuh.

....

Di ruangan Fariz.

Sambil menikmati teh Jodi membaca sebuah majalah Fashion dari perusahaan nya.

Sedangkan Fariz masih terus menatap anting tadi yang baru diambil dari tempat lukisan. "Jodi, apa kau tau milik siapa anting ini" sambil memperlihatkan pada asistennya.

"saya ngga tau Bos." Jawab Jodi seadanya.

"Hai Jodi, buat apa kau jadi asisten, bila kau tidak memperhatikan benda benda yang berada di sekitar Bos mu ini" Fariz berkata dengan kesal, karena Fariz kira Jodi tahu semua tentang hal pribadinya. Namun asumsi dia salah.

"Bos, aku sudah sibuk dengan semua berkas berkas, bahkan aku rela lembur untuk menggantikan mu saat kau sakit. Bagaimana mungkin aku peduli dengan hal seperti itu!" Jodi menjawab dengan jujur.

"apa sekarang kau mulai perhitungan dengan Bos mu ini Jodi?" Fariz bertanya dengan kesal.

"bagaimana itu mungkin bos? tapi sungguh aku tidak tahu entah milik siapa benda itu!!" Jodi menimpali dengan jujur.

Fariz berfikir dengan sejenak. Lalu alarm hp nya bergetar.

Alarm itu sengaja disetel saat Fariz masih dalam perawatan. Biasanya setelah alarm berbunyi, tak lama kemudian Arina datang.

Setelah mematikan Alarm tersebut. Fariz Jadi mengingat tentang Arina.

Fariz cukup salut waktu bersama Arina. Dia selalu telanjang badan (hanya bagian atas) saat di olesi obat oleh Arina. Namun Arina tak pernah memperlihatkan perubahan wajahnya. Wajah itu memperlihatkan sikap profesional kerja.

Namun sekarang wajah itu tak lagi hadir. Karena Arina sudah pergi.

Yang terakhir diingat oleh Fariz adalah wajah yang sedang menutup mata dalam keadaan sembab. Seperti sangat terluka. Bergumam pelan "gadis yang malang"..