Malam yang dingin menyelimuti Arina. seharian dia menunggu di rumah sakit. Tak pernah menyangka kalau hari ini adalah hari dimana dia akan menikah, namun calon suami mengalami kecelakaan.
Tante Cindy sudah sadar, Arina masuk keruangan dan menyapa ibunya Fariz. "gimana kondisi Tante, apa sudah baikan?".
"Tante baik baik saja Arina!!, hanya saja Fariz belum sadar.(Tante Cindy masih lemas diatas ranjang pasien). dan melanjutkan berkata "Arina besok Fariz akan di bawa berobat keluar negeri. Dan pernikahan yang seharusnya terjadi, maaf kalau sekarang ditunda. kamu ngga papa kan?".
"ngga papa Tante, oh ya Tante boleh ngga aku memeluk Tante?"(Arina ingin sekali merasakan kehangatan dari seorang ibu)
"mari sini Tante peluk (sambil mengulurkan tangan) kalau mau menangis, maka menangis lah yang puas, Tante juga sedih".
"(sambil memeluk) "Tante boleh ngga aku ikut keluar negeri? supaya bisa merawatnya.(Arina)
"boleh bila itu yang nak Arina mau"(Tante Cindy pun merasa senang)
Arina pun memeluk Tante Cindy, dan menangis cukup lama. seakan tak berdaya terkadang bertanya dalam hati, ~(mengapa ku selalu ditinggal oleh orang yang kusayang?)~.
#berobat keluar negeri.
Fariz masih belum sadar karena lukanya cukup parah.
Serasa berada dalam mimpi panjang, dalam tidurnya dia seperti melihat seorang gadis yang sama selalu menghampirinya di bawah pohon. kala itu dia suka membaca buku karena menahan lapar, dia berteduh di bawah pohon berharap akan ada buah yang jatuh.
"hai Kaka tampan, setiap pulang sekolah kulihat kau selalu disini membaca buku."(seorang gadis kecil menghampiri Fariz yang masih kecil)
"(saat itu Fariz hanya membalas dengan senyuman) dan terdengar suara perut lapar, dia menahan perutnya."
"ini buat kamu(memberi kotak makan), tadi aku sudah makan, Dan saat itu pula temanku sedang merayakan ulang tahun, jadi semua teman di kelas mendapatkan kotak makan."(gadis itu menjelaskan dengan singkat)
"terima kasih" (Fariz kecil pun memakannya).
"kenalkan nama aku Talita, nama kamu siapa?"(gadis itu memperkenalkan dirinya)
"namaku Fariz".
"mari berteman!!" mereka pun berjabat tangan. Mulai saat itu Fariz dan Talita menjadi teman. Hingga mereka besar.
Ketika sudah besar, Fariz hanya mengenal 1 wanita dalam hidupnya yaitu Talita seorang saat itu. Namun dia belum berpengalaman dalam hal Perasaan.
Talita yang saat itu menembak hati Fariz duluan(mengungkapkan perasaannya duluan), Fariz hanya menerima, karena selain ibunya, Talita lah yang selalu menemani. Dan mereka pun menjadi kekasih.
itu semua adalah ingatan Fariz ketika dia dalam keadaan koma.
#Dan Dalam Kehidupan Nyata, Fariz tidak menyadari kalau ada wanita lain yang sedang merawatnya ketika dalam masa sakit seperti seorang istri, (yaitu Arina).
5 bulan kemudian tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Arina merawat Fariz dan menemani ibunya.
Dokter pribadi yang memeriksa perkembangan Fariz pun tersenyum, karena masa masa sulit Fariz sudah selesai. Semua luka yang ada badannyaya perlahan sembuh, tinggal menunggu Fariz terbangun.
Tepat 7 bulan. Seorang wanita menelfon Jodi, untuk memberitahukan keadaan sepupunya (yaitu Fariz).
Arina mengambil telefon, untuk memberikan kabar ke seseorang lalu memanggilnya.
"halo, iya Arina ada perlu apa?(suara Jodi dari balik telepon)
"Jodi, Sekarang Fariz sudah sadar". (Arina)
"benarkah? aku akan segera kesana!!".(Jodi)
"oh ya, ada 1 lagi, aku boleh minta tolong ngga?"(Arina)
"boleh!! katakan saja!!"(Jodi)
"Jodi, ketika kau kesini, tolong juga ajak sekalian nona Talita ya!!"(Arina)
"kenapa aku harus mengajaknya?"(Jodi merasa heran)
"karena Fariz mencarinya dan lebih membutuhkan dirinya (Talita) ketika dia terbangun. jadi kumohon oke!!"(Arina menahan tangis)
"baiklah. tapi bolehkah kau ceritakan dulu apa yang sedang terjadi?"(Jodi semakin penasaran).
"oke, ketika kau sudah sampai disini bersama Talita, baru aku ceritakan."(Arina)
"baiklah, tunggu saja. aku akan segera kesana bersama Talita, karena kamu yang meminta!!"(Jodi)
Panggilan telepon pun sudah selesai. Arina sedang memotong buah.