Akhir pekan yang membosankan. Arina hanya diam dirumah. Kakeknya yang sedang di luar negeri, membuatnya kesepian. terkadang ia melirik ke arah HP-nya berharap ada yang menelfon. Biasanya di akhir pekan diaberjalan jalan di mall bersama Sarah Lin dan pacarnya untuk sekedar cuci mata. Namun dia hanya menjadi nyamuk pengganggu saja bila berjalan bersama mereka. maka dari itu ketika tadi pagi Sarah Lin hendak mengajaknya untuk pergi, Arina langsung menolak dengan ramah.
"benar benar bosan hanya menonton TV saja, mending tadi ikut Sarah saja ya, walaupun hanya jadi nyamuk pengganggu"(arina menggerutu sendiri).
drrrrrtttt.... drrrrrtttt..... drrrrrtt. dering Hp berbunyi, segera ia mengangkatnya. terdengar suara lelaki bertanya tentang kesibukannya. (Pria itu adalah Fariz) Dia mengajak Arina untuk berjalan jalan. Arina mengiyakan dan memilih untuk ke pantai...
berjalan berdua melihat burung burung terbang diatas laut dengan indahnya sinar jingga di sore hari. Namun keduanya masih merasa canggung. Tidak tahu ngapain, mereka hanya ingin berjalan jalan saja.
sebenarnya Arina bukanlah orang yang pendiam. Ketika dia bersama sama anak anak panti, senyum dan tawa selalu muncul bahkan nada bicaranya bisa menyesuaikan dengan anak kecil. Tapi dia berubah drastis ketika berhadapan dengan pria (yang diam diam ia sukai), seperti langsung memasang pembatas di mukanya.(mungkin karena bila rasa sukanya ia tunjukkan. Takutnya Fariz malah menghindar)
Begitu juga Fariz, tidak tahu bågaimana cara menggoda perempuan (Padahal tadi waktu bicara di telfon di dalam hatinya sangat gembira, karena bisa mengajak Arina jalan jalan). Setelah bertemu malah diam seribu bahasa. Namun karena rasa penasaran pada Arina lebih besar, dia memilih untuk bicara duluan.
"eemmm, Arina apa kamu suka tempat yang tenang seperti saat ini?"(Fariz ngga tau harus bicara tentang apa, jadi memilih ini deh)
"suka aja sih, bila datang ke laut rasanya itu seperti penat hilang terbawa ombak..(tiba tiba) aauww sakit!!(arina merasa seperti menginjak sesuatu).
"kamu kenapa?"Fariz berhenti berjalan, dan berlutut untuk memastikan kaki Arina tidak terluka.
"ngga papa kok, tadi mungkin karena menginjak batu kecil, jadi refleks. maaf ya membuatmu khawatir. eemmm, Fariz boleh ngga kita duduk disini sebentar?"(arina merasa lelah)
"mari duduk!! Arina boleh ngga aku nanya hal pribadimu?"(Fariz penasaran apakah Arina sudah punya kekasih belum).
"boleh kok, tanya saja!! Fariz aku lelah sekali!!"(reflek kepala Arina disenderkan kepundak Fariz)
"(dalam keadaan canggung Fariz dikagetkan Arina) Arina apakah kamu sudah punya kekasih?"(Fariz benar benar penasaran)
"Fariz apakah kita sudah berteman? kukira kita belum meresmikan pertemanan kita!! Fariz maukah kamu jadi temanku!!"(arina masih bersandar dipundak Fariz)
"kurasa belum. baik, mari kita berteman Arina!!(Fariz terdiam, sebenarnya dia ingin bertanya lagi soal itu, tapi begitu Arina mulai mengalihkan pembicaraan, dia mengurungkan niatnya)
"Fariz, kau sudah punya kekasih belum?"(Arina merasa nyaman bersama Fariz)
"belum, sebenarnya saat ini aku sedang menyukai seseorang. tapi aku takut bila menyatakan perasaanku, dia bakal menolaknya"(Fariz mencoba memberikan kode)
"ooh, kalau begitu...."(suara Arina menggantung dan tertidur pulas)
"kalau begitu apa Arina?"(Fariz penasaran dan menoleh ke Arina. Dia tersenyum melihat Arina tertidur di pundaknya)
15 Menit Kemudian.....
Arina masih tertidur, Faris merasa kepanasan dan merasa khawatir dengan Arina. Dan benar! saat tangannya di taruh di jidat Arina, dia merasakan panas. Fariz mencoba membangunkan Arina tapi tidak bangun. Segera dia membawa Arina kerumahnya. sebelum itu Fariz menelfon Jodi untuk memanggilkan dokter pribadi dan harus segera datang ke rumahnya.
Saat sampai di depan rumah Dokter dan ibunya Fariz sudah menunggunya. Arina segera di periksa. ternyata Arina hanya kelelahan. Setelah dokter bilang Arina hanya perlu istirahat. Fariz dan ibunya merasa lega. Dokter itu pun pamit undur diri.
selang beberapa menit kemudian Jodi datang. dia penasaran sebenarnya siapa yang sakit. Diantara Fariz dan ibunya itu ngga mungkin. Soalnya dia baru bertemu dengan Tante Cindy, lalu Fariz menelfon nya dengan suara jelas.
"hai, bro siapa yang sakit?"(Jodi bertanya ke Fariz)
"Arina, hanya demam!"(Fariz)
"memangnya kalian habis ngapain, kok sampai demam segala?"(Jodi mencoba menggoda Fariz yang sedang gelisah)
"apaan sih, kami hanya jalan jalan saja di pantai"(Fariz merasa kesal).
"sudah sudah jangan diterusin, nanti Arina kebangun(ibunya Fariz melerai mereka).mamah mau masak dulu ya. biar nanti bisa makan bersama sama"(ibunya Fariz pergi ke dapur)....(Jodi pergi ke ruang tamu untuk melihat berita)...(Fariz tetap di kamar menjaga Arina) .