Sudah 5 tahun Arina di tinggal oleh ibunya. Dia benar benar merasa kesepian, Arina benar benar rindu akan kasih sayang dari ibunya. Hampir seharian Arina berada di pemakaman. dia ingin meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Sehingga dia memakai earphone ditelinga nya, supaya tidak ada yang mengganggunya.
Arina berjalan kaki saat mau pulang, dan ketika sampai di jembatan dia berhenti untuk menikmati indahnya sungai saat di sore hari, dia berdiri di tepi jembatan, sangat lama, tanpa dia sadari bahwa ada sebuah mobil yang terus mengawasinya.
disaat yang bersamaan.....
didalam mobil itu Fariz sedang fokus melihat ke arah Tablet nya. Di saat Jodi sedang menyetir, pandangan dia beralih ke arah wanita yang sedang berdiri di jembatan, lalu dia menoleh kebelakang.
(saat itu kondisi jalan sedang macet parah, jadi laju mobil tidak cepat, bentar bentar berhenti).
"Bos, bukankah itu Arina?" (Jodi berbicara ke Fariz sambil menunjuk).
Lalu Fariz beralih fokus dari Tablet ke arah yang ditunjuk Jodi.
"hentikan mobilnya". setelah itu Fariz turun dari mobil dan berjalan menghampiri Arina.
(Jodi yang melihat tingkah Fariz yang tiba tiba berubah, dia tidak merasa heran. Karena Jodi tau kalau Fariz itu punya rasa terhadap Arina).
"Nona Arina apa yang sedang kau lakukan"(Fariz berteriak karena masih jauh)
Arina tidak mendengar bila ada yang memanggil, karena dia sedang mendengarkan musik. sedangkan Jodi lari mendekat ke Arina, dan menepuk pundaknya.
"hai, apa yang sedang kau lakukan disini?"(Fariz)
arina menoleh dan melepas earphone nya.
"ada apa?"(Arina)
"kamu sedang apa disini? tau ngga kalau disini tuh berbahaya!!"(dengan nada marah Fariz berbicara, seolah olah dia sedang memarahi kekasihnya, padahal arina bukan siapa siapanya dia)
"why, tuan Fariz anda ngga lihat kalau saya tuh sedang berdiri!!(Arina balik marah, karena ini kali pertama dia dimarahi)
"sorry sorry, tadi aku sedikit khawatir padamu. nanti kalau ada yang mendorong kamu dari belakang kan berbahaya!!"(Fariz tanpa dosa mengatakan perasaannya).
Arina tersenyum"ya udah kalau ada yang mendorong paling jatuh ke sungai".
Fariz terdiam, merasa heran sebenarnya ada apa dengan gadis ini. Tanpa basa basi Arina pergi begitu saja. Dan Fariz mengikuti dari belakang.
Hingga sampai di depan sebuah restoran di tepi jalan Raya, Arina berhenti berjalan dan menengok ke arah Fariz yang berada di belakangnya.
"apa kau sedang mengikutiku?" (Arina)
"(Fariz hanya mengangguk seperti anak kecil)"
"apa kau sudah makan?"(sebenarnya Arina ingin mengajak Fariz).
"belum"(untuk kali ini Fariz berbohong)
"apa kau tadi sedang bersama Asistenmu?"(Arina)
"iya, (lalu menunjuk kearah mobil dibelakangnya)"(Fariz)
"oh, kalau begitu pulanglah bersama Asistenmu. aku mau kesuatu tempat dulu.(selang beberapa detik kemudian). Eeemm(ragu ragu) sebenarnya tadi saya ingin mengajak anda ketempat ini untuk makan, tapi berhubung anda datang bersama Asistenmu. ngga jadi deh!!"(entah kenapa bila bersama Fariz Arina merasa tenang)
"Boleh ngga kalau Nona Arina tidak membatalkan ajakan tersebut"(begitu bahagia Fariz berharap)
"terus bagaimana dengan Asistenmu, saya sebenarnya sudah memesan tempat ini jauh jauh hari, hanya untuk 2 orang saja" (Arina merasa bersalah)
Fariz menengok kearah belakang memberikan kode kepada Jodi untuk datang menghampirinya. lalu Jodi pun mengerti maksud dari Fariz dan mendekat.
"nona Arina sebenarnya aku sedang terburu buru karena urusan pribadi. bolehkah saya menitipkan bos saya ke Anda."(Jodi pura pura sedang merasa genting dan sedih)
"(Fariz diam diam tersenyum, dan mengetik sebuah pesan ke Jodi. "bulan ini kamu dapat bonus")
"baiklah, hati hati di jalan ya"(arina tersenyum)
Jodi lalu pergi meninggalkan mereka berdua dan membuka pesan dari Fariz lalu membalas pesan tersebut.("satu bulan gaji ya🤗)
Lalu Arina dan Fariz masuk kedalam restoran.
(apa ya kira kira selanjutnya?)
(para pelayan disitu seperti sudah akrab dengan Arina!!!!).....