" Apa makanan kesukaannya? " Tanya Anjas pada Reka.
"Dia tak pilih-pilih makanan, asal cocok untuk anak berumur hampir dua tahun kau bisa memberikan makanan itu padanya.
Anjas memesan makanan yang tidak pedas, ternyata benar, Anjela makan dengan lahap, dia sangat gembira melihat putrinya yang mau makan ketika dia menyuapinya. sekali - sekali dia mengambil foto putrinya itu, dia juga berfoto bersama putrinya. Orang - orang yang melihat dapat mengetahui kalau mereka adalah pasangan ayah dan anak.
Reka hanya duduk melihat Anjas yang sangat gembira berada di dekat putrinya. Laki-laki itu seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
Tiba-tiba Anjela berkata..
" Nda... mem.. " Mendengar itu Reka kaget dan menjawab.
"Di rumah ya! " Dia berharap agar putrinya mau mem di rumah, dia merasa malu jika harus menyusukan anaknya di sini. Biasanya Anjela tak mau kompromi jika dia sudah minta mem.
" Gak... mem.. " jawabnya lagi. ternyata benar, gadis kecil itu tak mau kompromi.
" Apa katanya? " Tanya Anjas penasaran.
"Dia ingin menyusu" Jawab Reka malu.
" Kalau begitu susukan dia" jawab Anjas.
"Aku malu" Jawab Reka kesal.
Anjas melihat sekeliling, dan menyadari kalau posisi duduknya ada di sudut.
"Kamu bisa menyusukannya di sini. " Reka memandang kesal pada Anjas, kening dan bibirnya mengkerut, bahkan saking kesalnya bibirnya sampai manyun lima senti.
" Aku akan menutupimu" Kata Anjas lagi. Namun Reka masih belum merubah ekspresi bodohnya.
"Aku tak akan ngintip" Kata Anjas lagi.
Akhirnya Reka mengambil anaknya dari pangkuan Anjas, dan Anjas berdiri agar Reka bisa duduk di tempatnya tadi. Akhirnya Reka menyusukan anaknya menghadap ke dinding, sementara Anjas duduk membelakangi Reka dan berusaha melindunginya.
" Berapa usianya? " Tanya Anjas memecah keheningan mereka.
"Dua bulan lagi dua tahun " Jawab Reka.
"Kau masih menyusuinya? " Tanya Anjas. ia masih memunggungi Reka.
"Sampai dia berusia dua tahun" Jawab Reka lagi. Anjela memandang Reka, dia tampak kesal karena bundanya ngobrol. Gadis kecil itu terus memegangi wajah Bundanya. kadang-kadang jari mungilnya masuk ke lubang hidung Reka, sehingga Reka buru-buru mengeluarkannya.
Tak berapa lama kemudian, Anjela tertidur, setelah merapikan pakaiannya Reka berdiri sambil menggendong putrinya.
"Apa dia sudah tidur? " Tanya Anjas ketika melihat Reka yang sudah berdiri sambil menggendong putrinya yang sedang berbaring dalam pangkuan Reka.
"Iya, " jawab Reka singkat, matanya terus mengarah pada putrinya.
Anjaspun berdiri dan memandang wajah putrinya yang tampa dosa.
"Wajahnya damai sekali" Katanya sambil tersenyum. dia melihat masih ada bekas air susu reka di sudut bibir putrinya, dan menghapusnya dengan tangannya.
"Sini biar ku gendong" Kata Anjas sambil mengambil putrinya itu. Reka terpaksa menyerahkannya.
Anjas menggendong Anjela ke parkiran. Pak Dirman yang melihat Reka datang, langsung membuka pintu mobil nya. Tapi Anjas malah Membawa Anjela ke mobilnya. Pak Dirman kaget melihat pria itu yang begitu mirip dengan nona kecilnya.
"Kau akan membawa dia kemana? " Tanya Reka kesal.
"Aku akan mengantarkan kalian pulang " Jawab Anjas.
" Aku gak mau! " Jawab Reka kesal.
" Kalau begitu, aku akan mengantarkan putriku pulang" Jawab Anjas tenang.
"Aku akan berteriak kau menculik anakku" Kata Reka semakin kesal.
" Ide yang bagus, kau boleh mencobanya, orang-orang pasti akan sangat percaya padamu. silahkan! " Kata Anjas santai.
Reka tambah kesal, di tau Anjas mencemoohnya. Tak akan ada seorang pun yang percaya kalau Anjas akan menculik Anjela, karena mereka begitu mirip. Akhirnya Reka mengalah, dan masuk ke mobil Anjas setelah dia minta maaf pada Pak Dirman.
"Gak apa-apa non" jawab pria paruh baya itu.
Anjas meletakkan Anjela di pangkuan Reka dan segera menutup pintu mobilnya.
"Bagaimana kalau kita menikah? " Tanya Anjas tiba-tiba.
"Gak" Jawab Reka spontan.
"Kenapa? " Tanya Anjas lagi.
"Aku tak mau menikah dengan pria yang tak aku cintai" jawab Reka ketus.
" Pria yang kau cintai menikah hari ini bukan?" kata Anjas, hal itu membuat Reka terdiam.
"Apa kau tak ingin melihat putrimu bersama ayahnya? " Tanya Anjas menatap Reka.
"Selama ini dia baik-baik saja tanpamu, dan tolong, nyetir saja yang benar, jangan alihkan pandanganmu, bahaya! " kata Reka lagi. Anjas menepikan mobilnya dan berhenti lalu berkata dengan serius sambil memandang Reka.
" Sekarang dia masih kecil, jadi belum mengerti, sebentar lagi usianya akan bertambah, dia akan bertanya dimana ayahnya?, siapa ayahnya? .Apa kamu tega menceritakan semuanya? bahwa dia hasil perkosaan? " Tanya Anjas menatap Reka.
Reka terdiam, tapi Anjas tau kalau dia sangat kesal.
" Izinkan aku mencintaimu, aku akan berusaha agar kau mencintai ku, tapi aku mohon bantuanmu. maafkan aku" Kata Anjas sungguh - sungguh.
" Lantas... jika kau menemukan anak-anakmu yang lain, apa kau juga akan menikahi ibu mereka? " Tanya Reka masih dengan nada kesal.
"Aku tak punya anak dari perempuan lain. kau yang pertama dan satu-satunya " jawab Anjas.
" Aku tak percaya" jawab Reka kesal.