Chereads / Bayangan Hitam Masa Lalu / Chapter 14 - Lambat laun perasaan itu pasti akan tumbuh.

Chapter 14 - Lambat laun perasaan itu pasti akan tumbuh.

"Jangan sekarang ya Mi.. besok aja, lagian sekarang udah malam, Anjela juga udah tidur" Kata Anjas.

" Baiklah... tapi janji ya.. besok antar Mamy ke sana" Kata Mamy penuh harap, beliau jadi mengabaikan gadis cantik yang di jodohkannya untuk putranya ini. Melihat Mamy nya Anjas yang sibuk sendiri, Risti menjadi kesal dan berkata..

"Tante... Risti pulang dulu." Dia masih berusaha membuat suaranya semanis mungkin.

"Oh iya iya, hati-hati ya sayang... " jawab nya tanpa menoleh, matanya masih terpaku pada foto - foto di hp Anjas.

Risti semakin kesal, dia berharap tante itu akan menahannya, ternyata malah membiarkannya pulang. gadis itu menghentakkan kakinya sebelum meninggalkan ruangan itu. Anjas tersenyum sinis melihat ulah gadis itu dan segera mengejarnya.

"Risti tunggu" Katanya begitu dekat. Risti berhenti dan tersenyum bahagia.Dia tak menyangka Anjas akan mengejarnya.

"Ya... " Katanya sambil berbalik dan tersenyum manis.

"Kau masih ingat kan? kalau aku tak pernah menyukaimu? lagi pula, aku sudah mempunyai seorang anak, dan aku akan bertanggung jawab pada mereka. " Kata Anjas. Perkataannya ini mengatakan kalau dia meminta Risti untuk menjauhinya.

"Seorang anak haram.. kau masih ingin menerimanya? " Tanya Risti.

"Dia putriku, darah daging ku, dia tidak bersalah, ibunya juga tidak bersalah, akulah yang salah" Kata Anjas dengan nada marah karena Risti menghina putrinya.

"Tapi... bukankah Mamy mu menjodohkan kita? kedua belah pihak keluarga besar kita juga sudah tau kan? apa kau ingin membatalkannya? " Tanya Risti tak kalah sengit.

" Kapan aku menyetujuinya? lagi pula bukankah keluargamu yang ingin mendekatkan diri dengan keluargaku? jika karena urusan bisnis, tak perlu mengikatnya dengan perkawinan bukan? " Jawab Anjas lagi.

"Tapi aku mencintaimu, orang tuamu juga menyetujui hubungan ini bukan? " Tanya Risti, nadanya berubah sedih.

"Ini hidupku.... aku yang akan menjalaninya, Mamyku tak akan memaksaku . Lagian... aku tak pernah namanggapi hubungan ini bukan? Apa kau mau menikah dengan seseorang yang tidak mencintaimu? " Tanya Anjas sedikit mengancam.

"Bagiku tak masalah, lambat laun perasaan itu pasti akan tumbuh" Jawab Risti yakin.

"Ya... lambat laun perasaan itu pasti akan tumbuh. Aku akan berusaha membuat dia lambat laun mencintai ku " Jawab Anjas seolah mendapatkan pencerahan.

"Apa maksudmu? " Tanya Risti tak paham.

"Pak... antar nona ini sampai ke rumahnya " Kata Anjas pada sopirnya tanpa menjawab pertanyaan Risti. kemudian laki-laki itu masuk ke ruangannya, dia melihat Mamynya sedang mentransfrer foto putrinya dari hp nya ke hp beliau, bibir mamynya tak henti tersenyum.

" Apa Mamy tak marah? " Tanya Anjas begitu sampai dekat mamynya.

"Mamy marah karena kecerobohan mu, mamy hanya kasihan padanya dan padamu, meskipun kamu ayah kandungnya, setelah dewasa kamu tak boleh menjadi wali nikahnya. kamu harus menyerah kannya pada wali hakim.

"Iya Mi.. aku paham.. tapi aku akan berusaha menjadi ayah yang baik untuknya" Jawab Anjas lirih.

" Hanya satu ini kan? " tanya mamynya penasaran.

"Apa maksud mamy hanya satu ini? " Tanya Anjas penasaran.

"Wanita yang kamu hamili" Jawab mamynya kesal.

"Iya Mi.. satu ini aja aku udah menyesal setengah mati " Jawab Anjas cemberut..

Tiba-tiba saja mamynya berdiri, ternyata papinya Anjas pulang. Mamy langsung memperlihatkan foto-foto cucu mereka . mereka asyik melihat semua sambil tertawa, sampai - sampai laki-laki paruh baya itu lupa akan kelelahannya, begitu juga mamynya, lupa memberi minuman untuk suaminya seperti kebiasaannya selama ini. Anjas hanya tersenyum dia bersyukur kedua orangtua tuanya mau menerima putrinya.

.......

Esok harinya, seperti janji Anjas mau ngantar mamynya menemui putrinya ,papi Anjas juga pengeng ikut , Papi Anjas kaget saat mereka memasuki sebuah rumah dengan pekarangan yang sangat luas, dan nampaklah sebuah rumah yang besar.

"Kau memperkosa putri dari keluarga ini? berani sekali kau? untung saja kau tidak sampai masuk penjara " Kata papinya kaget. Dan begitu sampai di dalam, papinya tak kalah kaget lagi saat melihat Pak Aslan, relasi bisnis yang sangat menunjang perusahaannya ada di sana.

"Pak.. As.. lan..! " Kata Pipinya Anjas gugup.

"Maafkan putra saya pak.. saya memang tak becus mendidik anak, sehingga dia berperilaku seperti ini " Kata Papinya sangat menyesal.

Reka turun dengan tergesa, sampai-sampai dia tak menyadari kehadiran keluarga Anjas.

"Kakek... ternyata aku ada kelas pagi ini.. aku lupa, bagaimana ini? hari ini hari libur pengasuh Anjela" Katanya panik, pengasuh Anjela memang libur setiap sabtu dan minggu, karena pada hari itu Reka tak punya kegiatan, jadi dia ingin menjaga putrinya sendiri.

"Kenapa tak kamu bilang kemarin? " Tanya Kakek lagi. Kakek memang sedikit khawatir jika menjaga Anjela seorang diri, maklum sudah tua, beliau takut akan terjadi sesuatu pada gadis kecil itu.

"Biar kami yang jaga" jawab Mamynya Anjas spontan. wajahnya penuh harap. Reka memandang ke arah sumber suara, dan kaget melihat ada orang lain di sana, dan dia langsung cemberut saat melihat Anjas.

"Ini orang tua ku " kata Anjas tersenyum lembut, wajah Reka langsung berubah lembut, dia merasa malu harus memperlihatkan wajah menyebalkannya tadi di depan kedua orangtua itu, Apa lagi dia juga sudah mengenal Papinya Anjas. Anjas tersenyum tipis saat melihat ekspresi wajah Reka yang langsung berubah. Reka langsung menyalami ke dua orang tua Anjas dengan sopan, tapi dia tak mau menyalami Anjas.

"Boleh kami bawa Anjela? nanti akan kami antar lagi... Mamy mohon... " pinta ibu itu. Reka memandang ke arah kakeknya, dan melihat kakeknya tersenyum sambil mengangguk.

"Apa tidak merepotkan? " Tanya Reka.

"Tidak sama sekali" Jawab Orang tua Anjas serentak.

"Baiklah.. akan ku siapkan pakaian makanan dan popok nya" kata Reka.

"Tak usah, tak usah.. Mamy ingin membelikan pakaian juga untuknya. kamu jangan khawatir" Kata Mamy Anjas sambil mengambil Anjela dari tangan Reka dan langsung mencium cucunya itu.

"Akan ku antar ke kampus " Kata Anjas lagi.

"Nggak usah, aku bisa sendiri " jawab Reka..

"Bukannya tadi kamu mengatakan kalau kamu udah telat? " Tanya Anjas. Reka tak menjawab, dia memang sudah hampir terlambat.

"Baiklah.. terima kasih" Jawabnya.

......

Anjas mengantar Reka ke kampus, dan balik lagi untuk menjemput ke dua orang tuanya, yang ingin membawa cucu mereka jalan-jalan dan memberikan banyak pakaian dan mainan untuk Anjela.

"Nanti.. jika dia ke sini lagi, semua sudah tersedia " Kata Mamynya Anjas begitu mereka sampai di rumahnya.