Chereads / Bayangan Hitam Masa Lalu / Chapter 18 - Pengakuan Mala

Chapter 18 - Pengakuan Mala

Semua orang yang hadir di sana menjadi haru melihat kejadian itu . Anjas ingin mengakui kesalahannya juga, tapi dia berfikir ini bukan waktu yang tepat untuk membuka luka lama, disaat orang tua Reka baru memperoleh kebahagiaannya.

Anjas bertekat akan mengakui kesalahannya secepat mungkin, meskipun akhirnya dia akan babak belur di hajar ayah Reka habis-habisan, dia akan menerima konsekuensi nya. Dan Anjas berencana akan mengakui semuanya saat mereka telah sampai di rumah Kakek Aslan.

........

Hari ini Reka janjian ketemu dengan Fatih di sebuah restoran. Reka sedikit tergesa-gesa karena dia sudah terlambat hampir setengah jam.

Dia dapat melihat Fatih yang gelisah melihat ke arah jam tangannya, Reka mendekati kekasihnya itu diam-diam dari belakang. langkahnya terhenti saat seorang Wanita menghampirinya.

" Mas Fatih... lagi ngapain di sini? " Tanya wanita itu heran.

"Aku lagi nunggu Reka" Jawab Fatih jujur.

Reka tersenyum, tapi seketika senyumanya hilang saat melihat wajah gadis itu yang terlihat kecewa. Reka sengaja duduk di kursi belakang Fatih, sehingga dia bisa mendengar percakapan mereka.

"Mas Fatih... mmm.. aku.. aku ingin mengatakan sesuatu, tapi janji jangan marah.. " Kata gadis itu.

"Kamu kenapa sih Mala? biasanya aku kan juga tak pernah marah sama kamu? " Kata Fatih heran. Reka malah Kaget saat tau kalau nama wanita itu adalah mala. 'berarti wanita ini istrinya bang Fatih'. batin Reka. Reka heran kenapa Fatih berani mengatakan kalau mereka akan ketemuan.

" Tapi ini beda... sangat beda, aku yakin kalau Mas Fatih pasti akan marah.. tapi aku benar-benar minta maaf...awalnya aku tak tau kalau Mas Fatih sudah mempunyai seorang kekasih.. jika aku tau.. aku tak akan memaksa ayah untuk meminta Mas Fatih menikahiku" Kata Mala tampak sedih.. gadis itu hampir saja menangis.

"Gak apa-apa.. aku gak marah.. lagi pula Reka juga sudah tau semuanya kok" jawab Fatih tersenyum.

"Tapi ada beberapa hal yang belum Mas Fatih ketahui.. dan itu mungkin akan membuat Mas Fatih marah dan membenciku. " Kata mala sambil menunduk.

"Apa itu? " Tanya Fatih penasaran.

" Aku... sebenarnya... aku.. aku.. mencintai Mas Fatih sejak awal kita ketemu.. jadi itu sebabnya aku minta Ayah untuk memintamu agar menikah denganku" Jawabnya takut. Fatih malah melotot karena kaget dia tak menyadari kalau Mala mencintainya lebih dari dua tahun ini. Begitu juga dengan Reka yang duduk di belakang Fatih, dia terpaksa menutup mulutnya dengan tangannya agar tak mengeluarkan suara karena kaget.

" Tapi dengar dulu.. jangan marah dulu " kata Mala segera agar Fatih sedikit tenang.

"Lalu? " Tanya Fatih datar.

" Tapi aku.. aku bersedia mundur.. aku tau Mas Fatih tak pernah menyukaiku.... jika Mas Fatih, ingin bersama nya.. aku akan mundur.. meski aku mencintaimu.. tapi aku tak ingin mengikatmu.. aku akan mendukungmu mengejar gadismu" Tampa disadarinya.. air mata telah mengalir di pipinya.

"Mala... jangan nangis.. " Kata Fatih terdengar sedih.. Reka juga tak tega mendengar cerita gadis itu. Dia yakin.. gadis itu pasti akan sangat terluka saat orang yang di cintainya malah mencintai orang lain.

"Aku akan menunggu sampai anakmu lahir.. " Jawab Fatih pelan.

"Itu kebohongan ku" Jawab Mala lirih.

"Apa maksudmu? " Tanya Fatih kaget.

"Aku tidak hamil.. jadi Mas Fatih bisa bebas saat ini juga" Jawabnya menunduk, Fatih ingin marah tapi tak sampai hati. laki-laki itu hanya diam terpaku

"Jadi... pernikahan kita... sah dalam agama? " Tanyanya lirih.. dia sangat syok saat ini. Reka yang berada di belakangnya tak kalah syok, 'Jadi selama ini aku mengganggu suami orang? Alangkah hina aku' batinnya miris.

"Iya.. tapi aku tak akan mengikatmu.. kau boleh menceraikanku. Aku akan jujur pada Ayahku akan hal ini, dan meminta Ayah menyelesaikan secepatnya" Jawab Mala. Fatih terdiam beberapa saat lalu berkata..

"Kenapa kamu mengakuinya? "

"Aku tak ingin menyakiti kalian lebih lama.. dan aku.. juga tak sanggup menderita terlalu lama" jawab Mala lirih menahan tangisnya.

Fatih tak bisa berkata apa-apa lagi, dia pasti sudah menyakiti hati mala selama satu bulan ini, tapi anehnya dia tak merasa marah atas kebohongan Mala, malah merasa kecewa mendengarkan perkataan Mala saat dia akan meminta Ayahnya mengurus perceraian mereka. Fatih tak habis fikir, kenapa Mala bisa merendahkan dirinya sendiri, sehingga membuat ayah mala marah besar dan hampir membunuh gadis itu karena sangat marah dengan pengakuan anaknya hanya untuk bisa menikah dengannya.

Reka yang dari awal mendengar perbincangan mereka merasa amat menyesal, dia tak ingin merusak pernikahan seseorang meskipun dia sangat mencintai laki-laki itu. Reka mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Fatih..

"Bang Fatih... maaf.. aku tak bisa datang.. karena ada urusan mendadak " setelah mengirimkan pesan, Reka berjalan meninggalkan mejanya dan membayar makanannya ke kasir, dan pergi meninggalkan restoran itu tanpa disadari Fatih karena masih memikirkan pengakuan Mala.

Ponsel Fatih berbunyi.. pesan Reka telah sampai padanya...