Melihat Reka yang memelototinya, Bagas kembali lagi tertawa...
"Maaf kakak ipar... aku cuma bercanda, jangan di ambil hati" Katanya tersenyum sambil menjulurkan lidah dan menggaruk kepala tak gatal. Mendengar itu Reka tersenyum malu.
"Sayaaang... masakan oma sudah siap.. yuk makan.. "Terdengar suara maminya Anjas dari belakang. Tak lama kemudian yang punya suara nongol.
"Kya.... Reka.. akhirnya kamu mau juga mampir ke sini.. " teriak wanita paruh baya itu girang.
"kebetulan mami baru aja selesai masak, yuk makan bareng " Ajak maminya Anjas sambil menggandeng tangan wanita yang di harap jadi calon mantunya itu. Risti mau ditarok kemana ya?
"Makasih tante.. tapi aku udah makan" jawab Reka sopan.
"Aduuuh.. tante lagi, panggil Mami gitu, kamu kan bakal jadi mantunya mami"Jawab wanita paruh baya itu, karena berharap putra sulungnya akan menikah dengan ibu dari cucunya ini, maklum.. anaknya tahun ini akan berusia 28 tahun, tapi belum mempunyai keinginan untuk menikah.
Anjas hanya pernah pacaran satu kali seumur hidupnya, mulai dari kelas 2 SMA sampai dia berusia 24 tahun masih dengan gadis yang sama, mereka putuspun karena Anjas dikhianati bukannya karena Anjas yang berulah, mangkanya dia melampiaskan kemarahan dengan cara yang sama dengan perbuatan kekasihnya itu, namun sayangnya Anjas tak bisa menghapus perasaan bersalahnya sampai saat ini. Akhirnya maminya sampai harus pura-pura sakit agar Anjas mau jalan dengan Risti, anak dari sahabatnya, tapi sepertinya Anjas tak tertarik sama sekali, dan saat bersama Reka, Maminya dapat melihat tatapan penyesalan Anjas, namun penuh cinta pada wanita itu . Anjas memang cowok yang setia beda sama bagas, yang mudah jatuh cinta pada pandangan pertama, mangkanya Maminya menegaskan bahwa Reka adalah calon mantunya, biar Bagas mundur teratur, karena Anjas sama Reka udah dapat Restu dari sang Mami.
Wajah Reka langsung berubah gusar, tapi dia masih memaksakan senyumnya, Bagas dapat melihat ekspresi wajah Reka yang tampak tidak suka dengan perkataan Maminya, senyum Bagas seketika menghilang dan berganti dengan tatapan bingung.
' Apa dia tak menyukai kakak? ' Batin Bagas.
Bagas memang tidak tau kejadian sebenarnya. Saat Anjas heboh menyesali dirinya hampir tiga tahun yang lalu karena memperkosa seorang gadis dan akhirnya gadis itu menghilang terbawa arus sungai, saat itu Bagas masih berada di luar negri menyelesaikan kuliah nya, dan dua minggu yang lalu dia sangat kaget ketika maminya membawa pulang seorang gadis kecil yang amat mirip dengannya, tentu saja sangat mirip, karena dia juga mirip dengan Anjas, meskipun beda usia mereka hampir 4 tahun, tapi mereka akan tampak seperti anak kembar.
Karena penasaran dengan siapa gadis kecil itu, akhirnya Bagas bertanya pada maminya, setelah di desak, akhirnya maminya menceritakan semuanya, sehingga dia geram dengan tingkah bodoh kakaknya. Dan saat melihat Reka barulah dia sadar kenapa kakaknya sebodoh itu. 'Andaikan aku jadi kakak, mungkin aku juga akan bertingkah bodoh saat melihat gadis secantik ini di depan mataku.' batinya kemudian dia tersadar sambil berguman..
"Ya Tuhan... apa yang aku fikirkan" katanya hampir berbisik sambil mengetok jidatnya sendiri. Reka yang melihat ulah bagas, melayangkan tatapan heran pada cowok itu, sehingga membuat Bagas nyengir kuda karena malu.
" Pokoknya kamu harus nyicip masakan mami.. dan hari ini kamu nginap di sini aja ya... soalnya mami masih kangen sama Anjela, kebetulan.. Anjas gak di rumah, jadi kamu bisa pakai kamarnya, soalnya kamar tamu belum sempat di bersihkan.. jadi kamu tidurnya di kamar Anjas aja.. itu kan bakal jadi kamar kamu juga nantinya" Kata maminya Anjas ceplas ceplos sehingga membuat wajah Reka merah padam entah karena malu atau kesal dia juga tak tau.
"Gak usah mi... aku pulang aja" Jawabnya menundukkan wajah agar sang mami tak bisa melihat ekspresi nya.
"Gak gak.. pokoknya malam ini kamu nginap di sini, mami mohon.... " katanya mengiba sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Ma... mam.. " Kata Anjela menarik tangan omanya.
"Oh iya sayang.. oma sampai lupa. yuk... " Kata mami anjas sambil menggendong Anjela dan menarik Reka ke meja makan. Mau tak mau, Reka terpaksa ngikut.
.........
Di desa itu.
Anjas tak bisa lagi menahan perasaannya... tiba-tiba dia berlutut di depan kedua orang Reka sehingga kedua orangtua Reka menjadi kaget.
" Pak.. Buk... maafkan saya, sayalah pria yang telah merusak Reka." katanya menunduk.
"Apa kau bilang? " Ayah Reka langsung berdiri emosinya langsung naik ke ubun-ubun. Ayah Reka langsung menarik krah baju Anjas dan bersiap memukul wajah pria itu. Kakek Aslan langsung menahan tangannya.
"Apa yang kamu lakukan? " Tanya kakek Aslan sedikit marah.
"Aku akan menghabisi bocah ini Ayah" jawab Ayah Reka kesal.
" Bukankah dia sudah minta maaf " Tanya kakek Aslan menenangkan putranya.
" Permintaan maafnya tak akan mengembalikan putriku" jawabnya kesal.
"Putrimu ada di rumah ayah.. Anjaslah yang menunjukkan tempat ini pada Ayah. karena ayah merasa heran saat melihat Reka yang begitu mirip dengan ibumu" Jawab Kakek Aslan..
"Jadi... ibu mirip dengan Reka? " Tanya Ayah Reka dengan mata berkaca-kaca..
" Ya.... mereka sangat mirip." jawab kakek Aslan lagi.
"Ayah.... kami ingin menemui Reka" Kata Ayah Reka penuh harap.
"Itu tujuan kami ke sini, ingin membawa kalian menemui Reka, tapi ternyata ayah malah menemukan putra ayah yang hilang puluhan tahun yang lalu besok kita akan berangkat. " Kata kakek Aslan lagi
"Boleh kah hari ini ayah.. " pintanya memelas.
"Baiklah.. kita akan berangkat hari ini juga.. tapi.. tolong lepaskan Anjas dulu" pinta Ayahnya.. dan akhirnya.. Ayah Reka pun melepaskan Anjas.
........
Sore itu juga, mereka berangkat, dan sampai. di Jakarta sudah malam. Anjas langsung ke rumahnya setelah mengatakan besok dia akan kembali lagi ke rumah kakek Aslan. Anjas pun mengatakan pada orang tua Reka bahwa dia ingin menikahi Reka karena dia sangat mencintainya..terlebih... mereka sudah mempunyai seorang putri. Ayah Reka sangat kaget saat mendengar itu..selama ini dia benar-benar tak tau apapun tentang anaknya itu.
........
Dengan langkah gontai Anjas memasuki kamarnya, dia tak ingin membangunkan keluarganya karena hari sudah sangat larut malam. Tampa menghidupkan lampu dia menghempaskan dirinya ke atas ranjang dan memeluk guling itu dengan erat, Anjas kaget karna guling itu menggeliat, dia membuka selimut yang menyelimuti guling itu, dan kaget setengah mati karena melihat sepasang mata yang menatapnya dengan tatapan tak kalah kaget. dan beberapa detik kemudian, Anjas menutup kuping karena teriakan yang keluar dari mulut perempuan itu.