Beruntung sekali Fatih sering menceritakan tentang Reka pada Mala ketika dia belum tau hal yang sebenarnya, jadi dia tidak tau curhatnya akan menyakiti hati Mala, jadi mala tau ayah dari putri Reka adalah Anjas, meskipun Mala tidak mengenal wajah Reka, tapi dia sangat mengenal Anjas, mereka sudah mengenal dari kecilnya, jadi... sebab itulah orang yang pertama diingat Mala untuk menolong Reka adalah Anjas.
.........
Fatih telah sampai di rumah itu. dia datang lebih awal untuk membersihkan kontrakan yang telah lama dia tinggalkan dan persiapan untuk melakukan niatnya tadi. Kontrakan itu terletak agak terpisah dari tempat tinggal lainnya, jadi dia bisa melancarkan aksinya di sini.
Tak lama kemudian, sebuah taksi berhenti di depan kontrakan itu, orang yang di tunggu-tunggu Fatihpun muncul. Fatih langsung membuka pintu untuk Reka dan tersenyum menatapnya.
"Bang Fatih.... kenapa ketemuannya di sini? ini rumah siapa? " Tanya Reka penasaran. Dia hanya mengandalkan supir taksi untuk menemukan alamat ini.
"Sayang... masuk dulu " Katanya tersenyum sambil membawa Reka ke kadalam dan langsung mengunci pintu. Reka tampak kaget dan sedikit takut karena ulah Fatih.
"Bang... aku merasa kamu berbeda akhir - akhir ini.. Dahulu kamu tak pernah memanggilku sayang... tapi sekarang... " perkataan Reka terputus ketika Fatih sudah berdiri tepat di depannya.
"Karena aku sangat menyayangimu... dan aku ingin memilikimu! " Jawabnya lirih sambil membelai rambut Reka yang terletak di pipinya.
"Bang.... kita tak bisa lagi.... " perkataan Reka terhenti karena Fatih telah memegang kedua bahunya sambil menatapnya tajam dan berkata..
"Aku tak mau tau.. aku tak ingin kamu menikah dengan laki-laki lain."
Perbuatan Fatih membuat Reka sangat ketakutan, dia berusaha menghindar. Fatih dapat melihat ketakutan itu, lalu melepaskan pegangannya.
"Maafkan aku... " Bisiknya lagi. Melihat itu, Reka bernafas lega.
"Bang Fatih.... aku serius, kita tak bisa lagi bersama... putriku membutuhkan ayahnya.. Kak Mala membutuhkanmu.. "
"Dan aku membutuhkanmu" Potong Fatih tajam.
"Aku juga membutuhkanmu... tapi kita harus berkorban.. Aku yakin suatu saat nanti Bang Fatih bisa mencintai kak Mala.. pernikahan kalian sah.. jangan semudah itu untuk bercerai. " Reka berusaha menasehati Fatih.. Namun Fatih malah tampak kesal. lalu Reka meneruskan perkataannya.
"Aku akan menikah dengan ayah dari anakku.. anakku membutuhkan ayahnya." Setelah Reka berkata berkata seperti itu, Reka meringis karena Fatih mencengkam tangannya kuat.
"jika begitu.. aku juga akan memberikan seorang anak untukmu " jawabnya sambil menarik tangan Reka. Reka ketakutan, dia ingin kabur keluar, tapi dia dipegang Fatih begitu erat, terlebih hari sudah mulai gelap dan mereka hanya berdua di sini.
Reka tak menyangka Fatih akan berbuat sedemikian rupa.. Fatih yang sangat lembut dan menghargai perasaannya, sekarang malah ingin melecehkan nya hanya demi sebuah ambisi untuk memilikinya.
"Bang... apa maksudmu? aku takut kau seperti ini ". Kata Reka hampir menangis.
Fatih menggendong Reka di bahunya dan membawa perempuan itu ke kamarnya dan melemparkan nya ke atas ranjang.
Reka segera bangkit namun Fatih lebih dahulu menindih tubuhnya..
"Bang Fatih... ku mohon.. lepaskan aku" Katanya terisak.
"Tidak" Jawab Fatih singkat.
"Tolooong... " Reka berusaha berteriak sekuat tenaga, tapi Fatih segera membungkam mulut Reka dengan bibirnya sehingga membuat Reka terdiam. Meskipun ini ciuman pertama yang di berikan Fatih untuknya.. dia tak bisa menikmati ciuman itu karena ketakutannya.
Reka berusaha memukul Fatih. Fatih segera melapas ciumannya, dan menatap Reka tajam.
"Bang Fatih... ku mohon.. lepaskan aku" Katanya terisak, karena Fatih masih berada di atas tubuhnya dan memegang kedua tangannya di samping kepalanya, sehingga Reka benar-benar tak bisa melepaskan diri.
"Apa kau menginginkan dia yang menyentuhmu? "Kata Fatih tajam sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Reka. Reka segera menggeleng ketakutan.
"Kalau begitu.. biarkan aku.. "perkataan Fatih terputus karena tiba-tiba saja tangan Reka lepas, dan mencakar lengannya. Fatih melihat goresan pada lengannya dengan geram lalu mengambil tali yang memang sudah di sediakannya dan mengikat tangan Reka ke tempat tidur itu sehingga reka semakin panik dan kembali akan berteriak, tapi Fatih lebih dahulu menempelkan sebuah plester di mulutnya sehingga kata yang terdengar hanya..
"Hhhmmmmpp"
"Sayang.... aku tak ingin kasar padamu.. aku ingin kamu juga menikmatinya... jadi bekerja samalah! " Bisik Fatih di telinga Reka, Tangannya masih terus menainkan rambut indah Reka, dan membelai pipi gadis itu.
Fatih mulai menciumi leher Reka tapi Reka berusaha menghindar dengan susah payah. Fatih geram dan ingin melepaskan pakaian Reka. Saat satu buah kancing baju Reka berhasil di lepas..Fatih terhenti karena mendengar suara..
"BRAKK.... REKA... DIMANA KAMU? " Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat ke kamar itu.